
Banda Aceh – LintasGayo: Himpunan Mahasiswa Magister Ilmu Kebencanaan Unsyiah (Hibeuna) melaksanakan acara International Conference and Workshop selama dua hari pada di Gedung Hyogo Perfecture Building dan Gedung TDMRC Unsyiah, Selasa-Rabu 27-28 Agustus 2013.
Acara tersebut kerjasama antara Center of Integrated Area Studies (CIAS) Kyoto University Jepang, TDMRC, Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan (MIK) Unsyiah dan Himpunan Mahasiswa MIK HIBEUNA Unsyiah dengan Tema “Science Based Tsunami Smile (SBTS) with Tsunami Mobile Museum.
Muhammad Daud, selaku sekretaris panitia pelaksana kegiatan mengatakan, Tsunami Mobile Museum (TMM) perlu dikembangkan lebih lanjut di Aceh. Dengan Aceh Tsunami Mobile Museum (ATMM) ini, masyarakat dapat mengakses tentang informasi situs tsunami di Aceh dan menggunakan prototype/program yang sama di aplikasikan dengan bidang lain seperti pertanian, kesehatan, dan lain-lain.
“Sehingga data tersebut bisa menjadikan Aceh sebagai salah satu pusat studi masyarakat dunia, tanpa harus datang ke Aceh. ATMM ini ditampilkan dalam bentuk foto-foto, data informasi tentang situs tsunami,” ujar Muhammad Daud yang didampingi M. Hasan Dibangka, selaku Ketua Hibeuna Unsyiah.
Hadir sebagai pemateri dari Jepang, Dr. Hiroyuki Yamamoto dan Dr.Yoshimi NISHI Peneliti di CIAS Kyoto University, Rahmadhani, M.Bus mewakili Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, mereka memberikan materi tentang Disaster Heritage, Museum and Tourism. Pada sesi kedua, pemateri Dr. Hidenori Watanabe, Tokyo Meteropolitan University, Riza Nurdin ICAIOS, Dr. Muhammad Dirhamsyah, Direktur TDMRC sekaligus Ketua Prodi MIK Universitas Syiah Kuala, dan terakhir Bapak Lilik Kurniawan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dalam workshop tersebut, Dr. Hiroyuki Yamamoto juga memberikan pelatihan singkat cara menggunakan situs ATMM bagi kalangan mahasiswa Magister Ilmu Kebencanaan Unsyiah, untuk dapat mengakses situs tersebut bisa di alamat http://disaster.net.cias.kyoto-u.ac.jp/Aceh/.
Diharapkan dengan database itu bisa diaplikasi bagi semua bidang ilmu. Program ini yang dikembangkan oleh CIAS (Center of Integrated Area Studies (CIAS) Kyoto University Jepang) dalam mengembangkan pariwisata situs-situs kebencanaan di Aceh. Hibeuna juga saling sharing informasi dengan peneliti dari Forum Peneliti Aceh (FPA) pada sesi kedua ini.
Sementara itu, sehari sebelumnya Hibeuna juga melaksanakan kuliah umum di Hyogo Perfecture Building, kampus Magister Ilmu Kebencanaan (MIK) Unsyiah pada Selasa, 27 Agustus 2013.
Kuliah umum tersebut dihadiri oleh para mahasiswa MIK dan mahasiswa dilingkungan Unsyiah, hadir juga mahasiswa, dosen dari kampus Kyoto University Jepang, hadir sebagai pemateri pada kuliah umum adalah Dr. Hiroyuki YAMAMOTO, Dr.Yoshimi NISHI dari CIAS Kyoto University Jepang, Dr. Hidenori Watanabe dari Tokyo Meteropolitan Universit dan Dr. Nazli Ismail Ahli Geophisika Universitas Syiah Kuala.
Kegiatan ini dapat menjalin sebuah hubungan yang baik antara Unsyiah dan Akademisi dari Kampus di Jepang dalam rangka mempererat hubungan jalinan kerjasama dalam bidang penelitian tentang gempabumi dan tsunami antara Aceh dan Jepang.(rilis | aza)