Puisi Anggun
Semoga kau kuat Gayoku
Kencang menggemetarkan
Keras menegaskan
Sekali dua kali
Berkali kali
Terlihat rumah gagah diujung sana
Tempat menyibakkan semua lelah
Namun tak terlihat bernyawa
Detik itu bilang ia menyerah
Retakan, reruntuhan
Berserakan di depan mata gayoku
Rumah pengungsian kini menjadi tempat sandaran
Angin, dingin, semoga kau kuat gayoku
Tangis mewarnai hidup kita sekarang
tawa seolah sombong menyiapkan harga mahal
Mimpi seolah tak mungkin untuk kita sekarang
Karena tidur seolah haram meskipun mereka bilang halal
Gerakan bumi itu datang menyusul
Tanpa aba-aba, tanpa punya skejul waktu terperinci
Tapi bukan tidak punya waktu untuk menyusul
Tuhan tahu dan tuhan punya skejul kapan gempa harus datang ke bumi
Mungkin ini rahasia tuhan
Percayalah,ini masih berupa teguran lembut
Lembut membawa kita ke jalan Tuhan
Jalan untuk menemukan cahaya
Meskipun besi itu sekarang enggan berdiri
bebatuan itu memilih tidur menindih tak kenal siapa
Jalan-jalan itu tak mau tersusun rapi
Tetapi kita punya peluang sendiri
Meskipun kini tenda terlihat paling setia,
Meskipun bukan kain sutra yang menyelimutimu
Meskipun anak adam hawa sedarah sudah meninggalkan kita
Tapi senyuman terindah masih milik kita oh gayoku
Takengon, 5 juli 2013
–
Anggun sangat menggemari membaca novel dan bernyanyi. Anak ke 3 dari lima bersaudara ini sangat jeli dalam pembuatan puisi, karena dia memang ingin menjadi penyair dan seniman bermutu.