Banda Aceh-LintasGayo.co: Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah, MT berharap Aceh Smart Province (ASP) dapat berkolaborasi dan bergerak bersama. Semua pihak harus memahami dan menjalankan fungsinya untuk membangun kebersamaan serta berbagi manfaat pihak yang berkolaborasi.
“Pemeritah Aceh ingin menjadikan Aceh sebagai provinsi yang layak huni, punya fasisiltas umum yang modern, serta dapat memberi berbagai kemudahan dalam pelayanan dengan memanfaatkan teknologi, sehingga memberi kemudahan pelayanan,” kata Wiratmadinata, pada Launching “Aceh Smart Province” yang digelar Dinas Komunikasi Informatika dan persandian (Diskominsa) Aceh bekerjasama dengan Unsyiah dah Instritut Teknologi Surabaya (ITS) di Hermes Hotel, Kamis 12 Desember 2019..
Kata Wira, Rencana Induk Aceh Smart Province lebih operasional dari salah satu Program Unggulan Pemerintahan Aceh, yakni Sistem Informasi Aceh terpadu (SIAT), sebuah Sistim Informasi Aceh yang Terintegrasi.
Wira menyebut, Aceh SIAT sekarang sudah dapat dilihat karena Rencana Induk Aceh Smart Province ini. Ini akan menjadi rujukan dalam implementasi pada level lebih teknis, seperti pembahasan bussines process pada masing-masing SKPA, sampai pada pengembangan inovasi serta aplikasi pelayanan publik sesuai kebutuhan yang ada di masing-masing SKPA.
“Aceh Smart Province ini diprientasikan sebagai konsep pembangunan inovatif yang modern namun tetap dalam bingkai syariah sesuai dengan predikat dan semangat pembangunan Aceh,” lanjut Wira.
Dimensi pembangunan Aceh Smart Province menggunakan 6 pendekatan dimensi yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society, dan Smart Environment. Dimensi-dimensi ini juga merupakan sinyal bahwa kita telah mulai memasuki era industri 4.0, dimana semua hal harus dilakukan berbasis data, memanfaatkan artificial intelligent, internet of things, serta dikelola berbasis Big Data.
Untuk melaksanakan ke 6 (enam) dimensi tersebut diperlukan komitmen bersama untuk saling bekerjasama menyukseskan program-program yang sudah disusun sesuai kerangka kerja yang ada di RPJMA. Dalam kerangka ini, setiap pengembangan aplikasi teknologi informasi maupun teknologi lainnya tidak lagi terpisah satu-sama lain. Setiap SKPA dapat saling terkoneksi, berbagi data, berbagai pakai, dan untuk selanjutnya diharapkan semua proses pembangunan dapat dilakukan secara cepat saji, transaparan, akuntabel, efektif serta efesien. Dengan demikian, kita akan mengurangi kesalahan-kesalahan data yang fundamental, mengurangi inefesiensi, pemborosan, dan menghemat biaya. Intinya pelayanan publik kita harus cerdas, cermat, efektif, efesien, mudah, murah dan menyenangkan. Itulah folosofi tujuan Aceh Smart Province.[]