Atta… Ibu-Ibu dari Kampung Lot Kala Ini Manfaatkan Gulma “Kerleng” Jadi Rupiah

oleh
Berselimut Ulen-ulen Kerawang Gayo di atas perahu nelayan danau Lut Tawar

TAKENGON-LintasGAYO.co : Enceng Gondok dalam bahasa Gayo dikenal dengan sebutan Kerleng banyak hidup di perairan Danau Lut Tawar. Keberadaan Kerleng di Danau kebanggaan masyarakat Gayo itu harus di pantau dengan baik. Secara ilmu pengetahuan Kerleng yang tumbuh secara tak teratur dalam artian terlalu banyak akan menjadi gulma yang menyebabkan pendangkalan suatu perairan.

Beberapa waktu lalu, akademesi dari Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr. Muhammad Mukhlis Kamal dalam akun facebooknya menerangkan bahwa enceng gondong (Gayo : kerleng-red) atau dalam bahasa latin disebut Eichornia Crassipes yang tumbih dipinggiran Danau Lut Tawar sudah menjadi gulma.

“Organisme introduksi dan invasif. Beberapa spesies flora dan fauna, entah kapan awalnya, masuk ke Danau Lut Tawar. Eceng gondok (EICHORNIA CRASSIPES), saat ini sudah menjadi gulma pada beberapa pinggiran Danau,” kata M Mukhlis Kamal beberapa waktu lalu lewat akun facebooknya @M Mukhlis Kamal Ichthyologist.

Menurutnya, meski belum dalam kategori gawat, tetapi mesti dikendalikan agar danau tidak cepat dangkal. “Ikan-ikan introduksi dan menjadi komoditas ekonomis adalah mujair (OREOCHROMIS MOSSAMBICUS), ikan mas/bawal kata orang sana (CYPRINUS CARPIO). Namun yang mengkhawatirkan adanya lobster air tawar (CHERAX spp.), yang di beberapa danau berhasil menyingkirkn ikan asli,” tulisnya.

“Hewan introduksi adalah organisme yang memasuki habitat baru di luar wilayah sebaran alamiahnya. Bila sudah mengganggu, maka status introduksi menjadi INVASIF…..masalah yang perlu ditangani secara serius,” tambahnya lagi.

Dr. M Mukhlis Kamal merupakan salah seorang yang ikut dalam tim penyusunan Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) DLT, bersama dengan beberapa pakar lainnya dari Litbang KP dan LIPI, yang hadir ke Takengon beberapa waktu lalu.

Begitulah sekilas tentang Kerleng yang jika dibiarkan akan membahayakan kelangsungan Danau Lut Tawar.

Namun, keberadaan Kerleng yang tumbuh liar itu bisa dimanfaatkan oleh warga. Seperti kata pepatah, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Begitulah sebenarnya prinsip hidup orang-orang kreatif. Dan, ibu-ibu dari Kampung Lot Kala Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah ini sedang berusaha mewujudkan prinsip itu. Mereka mengubah gulma air menjadi rupiah.

Mau tahu bagaimana cara kerjanya, yuk saksikan video berikut yang direkam oleh youtuber asal Takengon, Muhammad Syukri :

[Darmawan Masri]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.