Ulama, Lentera Umat dalam Bingkai Musyawarah dan Petunjuk Ilahi

oleh

Catatan Musyawarah Pemilihan Anggota MPU Aceh Tengah Perwakilan Atu Lintang

Oleh: Mahbub Fauzie. S.Ag., M.Pd*

Selasa, 16 September 2025, aula Kantor Camat Atu Lintang menjadi saksi perhelatan penting yang menyatukan kekuatan struktural dan kultural di tengah-tengah masyarakat Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah.

Dipimpin oleh Camat Atu Lintang, Iwan Kenangan, S.IP., M.Si., musyawarah digelar bersama unsur Muspika, Kepala KUA, Mukim, Kapolsubsektor, Kapuskesmas serta segenap unsur Sarak Opat (Reje, Imem, Petue, dan Ketua Rayat Genap Mupakat) se-Kecamatan Atu Lintang.

Agenda musyawarah ini adalah memilih dan menetapkan calon anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Tengah dari perwakilan Kecamatan Atu Lintang.

Lembaga MPU di Aceh, yang serupa dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di luar Aceh, bukan sekadar institusi, tapi juga representasi moral dan rujukan syariat bagi umat. Maka, memilih sosok yang tepat untuk duduk di dalamnya adalah amanah besar.

Dalam musyawarah tersebut, dua nama mengemuka dan dipercaya untuk diusulkan: Tgk. Sukarno dan Tgk. Tharimin. Keduanya merupakan figur yang sudah lama berkiprah dalam pendidikan, keulamaan, dan kepemimpinan keagamaan di tengah masyarakat Atu Lintang.

Ulama dalam Perspektif Al-Qur’an

Al-Qur’an menyebut ulama dengan penghormatan tinggi. Dalam QS. Fathir: 28, Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama.”

Ayat ini menjelaskan bahwa hakikat seorang ulama bukan hanya pada luasnya ilmu, tapi pada kedalaman takwa. Mereka takut kepada Allah bukan karena kebodohan, tapi justru karena pengetahuan mereka tentang keagungan-Nya.

Allah juga berfirman dalam QS. Az-Zumar: 9: “Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”

Ini adalah pengakuan ilahi bahwa orang-orang berilmu memiliki kedudukan yang berbeda. Ilmu bukan hanya alat untuk menjawab persoalan, tapi juga lentera bagi umat. Dan ulama adalah penjaga cahaya itu.

Tgk. Sukarno adalah pimpinan Dayah Nurul Huda Kampung Damar Mulyo, satu di antara lembaga pendidikan dayah di Kecamatan Atu Lintang yang konsisten mencetak kader-kader ulama dan generasi Islami.

Kiprahnya sebagai tokoh pendidikan Islam, serta pengalaman panjangnya sebagai anggota MPU perwakilan Atu Lintang sebelumnya, membuatnya layak untuk kembali diamanahi. Keteguhan Tgk. Sukarno dalam menjaga nilai-nilai salafiyah sekaligus keterbukaannya terhadap dialog sosial membuatnya disegani lintas generasi.

Sementara itu, Tgk. Tharimin adalah tokoh ulama muda Atu Lintang. Selama ini dikenal sebagai Imem Kampung Merah Mege, adalah figur yang rendah hati dan penuh dedikasi. Ia pernah mengikuti Pendidikan Kader Ulama (PKU)—sebuah program pembinaan yang menyiapkan generasi ulama yang mumpuni.

Dedikasinya terhadap Al-Qur’an dan dakwah juga diakui secara publik: bersama sang istri, ia mendapat hadiah umrah sebagai juara MTQ tingkat Reje/Imem pada masa kepemimpinan Bupati Ir. H. Nasaruddin, MM. Sosoknya yang sederhana namun penuh semangat keilmuan menjadikannya panutan yang dirindukan umat.

Kedua sosok ini mencerminkan keseimbangan: antara tua dan muda, antara pengalaman dan semangat pembaruan, antara pondasi tradisi dan nafas kekinian. Mereka bukan hanya tahu kitab, tapi juga hidup di tengah masyarakat, merasakan denyut nadi umat, dan hadir saat dibutuhkan.

Musyawarah yang dilakukan di Atu Lintang adalah cermin dari ajaran Islam yang sangat menghargai proses kolektif dalam mengambil keputusan. Seperti firman Allah dalam QS. Asy-Syura: 38: “Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka.”

Tradisi Sarak Opat di Aceh Tengah, yang memadukan unsur adat dan syariat, menjadi kekuatan tersendiri dalam menjaga tatanan sosial masyarakat. Keterlibatan semua unsur dalam menentukan wakil ke MPU menunjukkan kematangan demokrasi Islam lokal yang berakar kuat dalam nilai kebersamaan.

Ulama di Tengah Arus Zaman

Di era digital yang penuh tantangan moral, ulama adalah mercusuar dalam badai. Mereka menjadi penyejuk di kala perbedaan memanas, dan penuntun saat umat kehilangan arah. Maka, peran mereka di lembaga seperti MPU tidak boleh dianggap simbolis belaka.

Keberadaan ulama di lembaga tersebut adalah bagian dari jihad intelektual dan sosial, untuk menjaga umat dari penyimpangan dan kebingungan.

Kehadiran Tgk. Sukarno dan Tgk. Tharimin sebagai calon wakil Atu Lintang di MPU diharapkan dapat memperkuat institusi tersebut sebagai benteng akidah, penjaga syariat, dan pelayan umat.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. Abu Dawud)

Ulama bukanlah pewaris harta, tapi pewaris ilmu, hikmah, dan akhlak. Maka, mendukung mereka bukan hanya kewajiban sosial, tetapi bentuk kecintaan kita kepada warisan Rasulullah SAW.

Semoga hasil musyawarah ini menjadi langkah awal yang baik dalam mengokohkan peran ulama di Kabupaten Aceh Tengah, dan khususnya di Kecamatan Atu Lintang. Semoga Allah SWT memberkahi langkah-langkah kita semua. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Atu Lintang, 16 September 2025

*Kepala KUA Kecamatan Atu Lintang, Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.