Negeri Ini Butuh Muslim Akal Sehat

oleh

Oleh: Zulkifli, S.Pd.I, M.Pd/Joel Buloh*

Muslim merupakan kalimat isim Fa’il yang berarti orang yang Islam atau orang yang beragama Islam.

Indonesia merupakan negara dengan penduduk penganut Islam sebagai mayoritas.

“Mengacu data demografis, memang benar bahwa penduduk muslim Indonesia saat ini mayoritas, mencapai 229,62 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total populasi Indonesia yang berjumlah 269,6 juta jiwa”, (Kementerin Agama RI, Kamis, 11 Juni 2020).

Kalau melihat persentase tersebut, tentunya tanpa kata komando, maka semua lini di Indonesia sudah Islami dan sesuai konteks Syariat Islam.

Tapi realitanya, hampir setiap hari kita membaca di media online dan cetak tentang korupsi yang merajalela, bahkan kekayaan alam Indonesia yang begitu luar biasa tidak mampu membuat rakyatnya sejahtera.

Fenomena ini bukan saja di Indonesia secara umum, tapi juga di Aceh, ada pejabat yang ditangkap karena korupsi dan masih banyak rakyat Aceh yang berada di bawah garis kemiskinan.

“Jumlah penduduk miskin di Aceh adalah 14,23 persen”, (Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, 29 Agustus 2024).

Padahal Aceh merupakan daerah Sumber Daya Alam yang sangat luar biasa.

Kenapa Ini Terjadi?

Kemiskinan terjadi di daerah yang Sumber Daya Alam melimpah adalah sesuatu yang sangat miris.

Sebagian mereka kaya raya dengan menikmati hasil alam dan mayoritas masih ekonomi kebawah dan sebagian yang lain masih dibawah garis kemiskinan.

Sumber utama ini terjadi adalah karena masih banyak muslim yang tidak berakal sehat.

Karena tidak mungkin muslim yang berakal sehat tega meraup kekayaan di atas penderitaan saudaranya.

Menjual atas nama rakyat, menikmati atas nama pribadi dan keluarganya.

Dimulut mereka berkoar-koar mensejahterakan rakyat, tapi saat prakteknya hampir semua bantuan dikorupsi. Kolusi dan nepotisme terus dipraktekkan dengan tiada rasa bersalah.

Indonesia secara umum dan Aceh secara khusus masih sangat membutuhkan muslim-muslim yang berakal sehat, yang mereka lebih mengutamakan kepentingan rakyat saat praktek dari kepentingan pribadi dan keluarganya.

Kalau muslim berakal sehat mengisi setiap aspek, maka rakyat akan sejahteta dan negara dan wilayah akan menjadi baldatun thayyibatun warabbul ghafur.

Tapi, kalau kian hari negeri dan wilayah ini diisi oleh muslim-muslim yang tidak berakal sehat, maka jangan pernah bermimpi rakyat akan sejahtera dan negeri dan wilayah akan menjadi baldayun thayyibatun warabbul ghafur

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.