Masjid dan Cinta Sosial : Masjid Agung Ruhama Jadi Pelopor Kepedulian Umat

oleh

Catatan: Mahbub Fauzie, S.Ag., M.Pd*

Subuh yang biasanya dingin sejuk menusuk di suasana kota Takengon, Sabtu 23 Agustus 2025, terasa berbeda. Udara dingin khas dataran tinggi Gayo itu seakan menghangat, bukan karena cuaca, melainkan oleh kehangatan jiwa-jiwa yang berkumpul di Masjid Agung Ruhama.

Selepas shalat subuh berjamaah, yang menjadi kebiasaan masyarakat kota kopi ini, suasana khidmat memuncak ketika Bupati Aceh Tengah, secara resmi melaunching Program Santunan Anak Yatim dan Fakir Miskin.

Tak sekadar seremoni, tapi juga menghadirkan momen penuh haru. Seorang anak yatim, mungil dan polos, dipanggil naik ke hadapan jamaah. Di depan ratusan pasang mata yang menyaksikan, Bupati memeluknya hangat. “Umur berapa kamu ditinggal ayah?” tanya beliau dengan lembut. “Sejak umur satu tahun, Pak,” jawab si anak, suaranya nyaris tak terdengar namun menyayat. Ruang masjid seketika sunyi, kecuali suara hati para jamaah yang tak kuasa menahan keharuan.

Bupati memang dikenal sebagai pemimpin yang agamis dan sangat dekat dengan masjid. Dalam kesempatan ini, ia kembali menegaskan pentingnya peran masjid sebagai pusat sosial masyarakat, bukan hanya pusat ibadah ritual. “Kepedulian terhadap anak yatim dan fakir miskin seharusnya dimulai dari masjid,” ujar beliau. “Jangan biarkan mereka merasa sendiri. Masjid harus hadir untuk mereka.”

Yang menarik, acara ini juga bertepatan dengan Musyawarah Wilayah (Muswil) Pengurus Wilayah Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (PW APRI) Aceh yang sedang berlangsung di Takengon sejak 22 hingga 23 Agustus. Sejumlah penghulu dari berbagai KUA di Aceh turut menjadi jamaah subuh, menambah sakral dan semaraknya kegiatan.

Selain itu juga jamaah dari peserta kegiatan ormas Islam Jami’atul Al-Washliyya yang juga berlangsung di Takengon, ikut shalat jamaah subuh dan menyaksikan acara itu. Hadir pula Rektor IAIN Takengon dan para pejabat Kankemenag, Pemkab lainnya, memperlihatkan sinergi antara ulama, umara, dan umat dalam menyukseskan program ini.

Di era modern ini, masjid seringkali hanya menjadi tempat singgah ibadah lima waktu, bukan lagi pusat peradaban sebagaimana zaman Rasulullah SAW dahulu. Masjid Agung Ruhama Takengon tampaknya ingin mengembalikan marwah itu. Dengan menjadikan program santunan sebagai agenda resmi dan berkelanjutan, masjid ini memberi contoh konkret bagaimana lembaga ibadah bisa menjadi lokomotif perubahan sosial.

Program ini juga menjadi bagian dari perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Sebuah momentum yang sangat tepat, mengingat kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga merdeka dari kemiskinan, keterlantaran, dan ketidakpedulian sosial. Apa artinya merdeka jika masih banyak anak-anak yang menahan lapar, menahan rindu pada ayah yang telah tiada, dan terpinggirkan dalam pembangunan?

Dengan latar semangat kemerdekaan itu pula, Bupati mengajak seluruh camat dan reje (kepala desa) di Aceh Tengah agar menggerakkan masjid-masjid di wilayah mereka untuk meniru inisiatif ini.

“Kita mulai dari yang kecil, dari sekitar masjid kita. Kita datangi, kita rangkul, kita bahagiakan anak-anak yatim dan fakir miskin di sekitar kita. Ini tugas kita bersama,” tegasnya.

Acara kemudian ditutup dengan penyerahan bingkisan kepada anak-anak yatim dan para fakir miskin yang hadir. Di antara mereka, ada yang tersenyum malu-malu, ada pula yang meneteskan air mata. Namun satu hal yang pasti, hari itu mereka merasa diperhatikan. Mereka merasa dicintai. Dan itu adalah nikmat yang tak bisa dinilai dengan materi.

Ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Masjid Agung Ruhama, Drs. H. Hamdan, M.A, turut menyampaikan ajakan kepada seluruh kaum muslimin. “Mari kita ulurkan tangan, ringankan beban, dan bahagiakan mereka yang membutuhkan,” sebagaimana tertulis di banner. Sebuah ajakan yang sederhana namun penuh makna.

Beliau juga menginformasikan bahwa umat Islam bisa menyalurkan infak dan sedekah terbaik melalui rekening resmi:

Bank Syariah Indonesia (BSI): 717938089 a.n. Masjid Agung Ruhama Takengon

Bank Aceh Syariah: 67001110000153 a.n. Pengurus Masjid Agung Ruhama Takengon

Melalui program ini, Masjid Agung Ruhama Takengon tidak hanya menjadi simbol keagungan arsitektur dan ibadah, tetapi juga mercusuar kemanusiaan. Ia menjadi rumah bagi mereka yang kehilangan. Tempat bernaung bagi mereka yang lemah. Dan cahaya harapan bagi mereka yang nyaris putus asa.

Kita butuh lebih banyak masjid seperti ini. Masjid yang hidup. Masjid yang menyentuh. Masjid yang bukan hanya ramai saat Ramadan, tapi juga aktif memeluk yang terluka sepanjang tahun. Sebab, pada akhirnya, masjid bukan sekadar bangunan, ia adalah jantung umat.

Semoga apa yang dicontohkan Masjid Agung Ruhama menjadi inspirasi bagi seluruh masjid di Aceh, bahkan Indonesia. Bahwa jalan menuju surga bisa dibuka lewat senyuman seorang anak yatim.

*Penghulu Ahli Madya & Kepala KUA Atu Lintang, Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.