Hikmah Seorang Ayah Antar Anak Sekolah di Hari Pertama

oleh

Catatan Mahbub Fauzie*

Dalam situasi dan kondisi yang ideal pada sebuah keluarga, bilamana seorang ayah berkenan mengantar anak ke sekolah di hari pertama, dipastikan memiliki banyak dampak positif bagi anak.

Hari pertama masuk sekolah, di tingkat PAUD atau Taman Kanak-kanak maupun SD/MI, bagi seorang anak bisa menjadi suasana hari yang menegangkan, apalagi jika suasana itu merupakan pengalaman pertamanya di lingkungan baru.

Maka, kehadiran ayah (orangtua) yang mendampinginya, diharapkan akan memberikan rasa tenang dan aman, yang membantu anak merasa lebih percaya diri.

Keberadaan ayah pada kesempatan tersebut juga akan menciptakan kenangan manis antara ayah dan anak. Ini tentunya memperkuat ikatan emosional karena anak merasa diperhatikan dan disayangi oleh ayahnya.

Dengan terlibat sejak awal, ayah menunjukkan bahwa pendidikan anak adalah prioritas bersama. Hal ini bisa mendorong ayah untuk lebih proaktif mengikuti perkembangan anak di sekolah.

Anak juga akan belajar dari tindakan orang tua. Dengan melihat ayah hadir dan terlibat, anak belajar tentang pentingnya komitmen, kepedulian, dan dukungan dalam keluarga.

Tidak hanya anak, orang tua (termasuk ibu) biasanya juga cemas di hari pertama sekolah. Kehadiran ayah membantu berbagi peran dan menenangkan suasana.

Keterlibatan ayah di hari pertama bisa menjadi awal dari rutinitas positif seperti mengantar dan menjemput anak, yang memperkuat hubungan dan komunikasi dalam keluarga.

Disadari bahwa kedekatan ayah dengan anak sangat penting bagi perkembangan emosional, sosial, dan mental anak.

Ayah bukan hanya pencari nafkah, tetapi juga figur yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk karakter dan masa depan anak.

Anak yang dekat dengan ayahnya cenderung tumbuh lebih percaya diri. Kehadiran dan dukungan ayah membuat anak merasa dicintai, dihargai, dan aman dalam mengeksplorasi dunia.

Ayah adalah panutan, terutama bagi anak laki-laki dalam membentuk identitas maskulinnya, dan bagi anak perempuan dalam membentuk cara pandang terhadap laki-laki.

Kedekatan dan keterlibatan seorang ayah, tentu mengajarkan nilai-nilai keteladanan seperti tanggung jawab, integritas, dan kerja keras.

Anak yang memiliki hubungan baik dengan ayah cenderung memiliki tingkat stres lebih rendah, tidak mudah cemas, dan memiliki emosi yang stabil. Kehadiran ayah bisa menjadi tempat curhat dan sandaran di saat anak menghadapi masalah.

Penelitian dan pengamatan menunjukkan bahwa anak-anak yang ayahnya aktif terlibat dalam kehidupan mereka cenderung lebih berhasil di sekolah dan memiliki hubungan sosial yang lebih sehat.

Kedekatan dengan ayah berperan penting dalam mencegah anak terlibat dalam kenakalan remaja, pergaulan bebas, atau penggunaan narkoba. Anak-anak yang merasa diawasi dan diperhatikan cenderung lebih disiplin.

Relasi yang kuat sejak kecil akan terus terbawa hingga anak dewasa. Anak yang dekat dengan ayahnya cenderung tetap menjaga komunikasi dan hubungan keluarga dengan baik hingga dewasa.

Seorang ayah yang hadir dan terlibat bukan hanya membesarkan anak, tapi juga membentuk masa depan mereka.

Perspektif Islam Tentang Kedekatan Ayah dan Anak

Berikut adalah contoh pentingnya ayah dekat dengan anak-anaknya dalam perspektif Islam, lengkap dengan teladan dari Rasulullah dan nilai-nilai yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan Hadis.

Rasulullah Muhammad SAW adalah sosok ayah dan kakek yang sangat dekat dan penuh kasih kepada anak-anak dan cucu-cucunya.

Beliau mencium cucunya Hasan dan Husain, menggendong mereka saat salat, bahkan memendekkan salat ketika mendengar tangisan anak.

“Sesungguhnya cucuku ini adalah pemimpin. Mudah-mudahan Allah akan mendamaikan dua kelompok besar kaum Muslimin melalui dia.” (HR. Bukhari)

Ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sangat memperhatikan anak-anak, menyayangi mereka, dan tetap menjaga kedekatan emosional, meskipun beliau adalah pemimpin umat.

Dalam Al-Qur’an juga dinukilkan kisah Nabi Ya’qub AS yang sangat dekat dengan putranya Yusuf AS menunjukkan peran ayah dalam memberikan cinta, doa, dan perhatian yang besar.

Tersurat dalam kalimat pernyataan Yakub AS kepada anaknya Yusuf AS: “Wahai anakku! Janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu…” (QS. Yusuf: 5). Ini menandakan ayah sebagai pembimbing, pelindung, dan tempat anak bersandar.

Dalam Islam, ayah memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik anak dan selalu mendoakan kebaikan mereka. “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6)

Banyak ayat yang menunjukkan bahwa para nabi mendoakan anak-anak mereka. ini adalah bentuk kepedulian dan kedekatan batin.

Sebagaimana doa Nabi Ibrahim AS misalnya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Ash-Shaffat: 100).

Dalam Islam, ayah bukan hanya pencari nafkah, tapi juga pemimpin, pelindung, dan sahabat pertama bagi anak-anaknya. Teladan Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa kasih sayang dan kedekatan adalah kekuatan sejati seorang ayah.

Wallahu a’lam bish-shawab

*Penghulu Ahli Madya & Kepala KUA Kecamatan Atu Lintang, Aceh Tengah.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.