TAKENGON-LintasGAYO.co : Masyarakat Lukup Sabun Barat, Kecamatan Kute Panang, Kabupaten Aceh Tengah menggeruduk gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) setempat, meminta perbaikan jalan di kampung itu dipercepat.
Jalan tersebut menurut pengakuan warga merupakan akses vital yang sering dilalui warga, termasuk akses mengeluarkan hasil komoditi.
Jalan penghubung Ratawali, Lukup Sabun Barat, Kecamatan Kute Panang (batas Bener Meriah), Kabupaten Aceh Tengah saat ini dalam kondisi rusak parah, hal itu disebabkan tingginya curah hujan yang mengguyur dataran tinggi Tanoh Gayo beberapa waktu lalu.
Atas dasar itu, warga melakukan audiensi dengan DPRK Aceh Tengah, mendesak pengerjaan dilakukan sebelum musim penghujan mengguyur kabupaten berhawa sejuk itu.
Seperti yang disampaikan juru bicara sekaligus pemuda Kampung Lukup Sabun Barat, Saparuda AB, mendesak Pemkab Aceh Tengah serius membangun infrastruktur yang digerus air di kampungnya itu.
Meski pemkab telah menggelontorkan anggaran Rp1,5 miliar untuk pelaksanaannya, mereka meminta keseriusan dalam pengerjaannya. “Kami ingin kejelasan jadwal perbaikan jalan Lukup Sabun,” kata Saparuda didepan sejumlah Anggota DPRK yang hadir, Rabu 11 Mei 2022.
Menurut Saparuda, masyarakat berkeinginan pembangunan jalan Sabun Barat dilakukan sebelum bulan Oktober mendatang. “Perbaikan dipercepat sebelum masuk bulan Oktober sebelum musim penghujan, kalau masuk musim penghujan khawatir jalan tersebut semakin parah dan tidak bisa dilalui warga,” kata Saparuda.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah, Edi Kurniawan mengatakan pihak legislatif menampung aspirasi dari masyarakat Kute Panang, Aceh Tengah.
Kata dia, pihaknya akan membentuk tim terpadu untuk turun ke lapangan melihat rusaknya jalan tersebut. “Tim terpadu kita bentuk dari legislatif dan eksekutif agar melihat langsung prioritas rusaknya jalan dan jembatan,” jelas Politisi Partai Gerindra itu.
Edi menambahkan, tahun 2022 ini pagu anggaran sudah disiapkan untuk perbaikan jalan. Namun ketika itu jalan tersebut belum rusak parah seperti saat ini. “Tentu anggaran yang disiapkan belum mencukupi untuk perbaikan karena keadaannya sudah parah. Maka dari itu kita bentuk tim terpadu akan turun besok,” kata Edi
Terkait dengan percepatan pembangunan sebelum memasuki bulan Oktober, Edi mengaku akan mengakomodir permintaan masyarakat.
Kepala dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Aceh Tengah, Armaida menyatakan pihaknya telah menganggarkan sebesar Rp1,5 miliar dari Otonomi Khusus (Otsus), namun anggaran itu disiapkan sebelum jalan tersebut diterjang air.
“Anggaran ini disiapkan sebelum terjadi bencana, pada tahun 2021 yang lalu, pascabencana terjadi, otomatis anggaran ini tidak cukup, harus kembali dianggarkan pada tahun 2023 mendatang,” tutup Armaida.
Audiensi itu dihadiri oleh Edi Kurniawan, Eka Syahputra, Muzakir, Khairul Ahadian, Joharsyah, Salman, Ilhamuddin, Syukurdi Iska, dan pihak eksekutif.
[DM]