TAKENGON-LintasGAYO.co : Majelis Adat Gayo (Mango) Kabupaten Aceh Tengah selenggarakan diskusi terpunpun terkait dua bidang ritual adat Gayo berupa Munyerahni Anak Ku Tengku Guru dan Munirin Reje.
Diskusi yang diikuti oleh dua puluhan tokoh dan pelaku adat budaya serta dinas terkait tersebut diselenggarakan bertempat di sekretariat Majelis Adat Gayo (Mango) Kabupaten Aceh Tengah Selasa, 2 April 2019.
Ketua Majelis Adat Gayo (Mango) Ir. Yusin Saleh, M.BA yang disampaikan oleh Drs. Aspala mengatakan bahwa pembahasan tentang ritual adat Gayo berupa Munyerahni Anak Ku Tengku Guru dan Munirin Reje sangat penting bagi pelestarian nilia-nilai budaya.
“Pembahasan tentang ritual adat Gayo berupa Munyerahni Anak Ku Tengku Guru dan Munirin Reje sangat penting bagi pelestarian nilia-nilai budaya Gayo, diharapkan dengan diskusi pemantapan bersama para pelaku dan tokoh adat budaya akan terumuskan sebuah konsep yang dapat diikuti secara bersama,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Sekretariat Majelis Adat Gayo (Mango) Kabupaten Aceh Tengah Junaidi menyampaikan acara diskusi ini merupakan program kerja dari Mejelis Adat Gayo yang anggarannya bersumber dari APBD Kabupaten Aceh Tengah.
Amatan media ini sejumlah unsur yang turut hadir dalam acara tersebut adalah MY Sidang Temas, Drs. Uswatuddin Plt Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Tengah, Sejumlah Kepala Sekolah, Kepala Kampung dan Mukim, Tokoh Masyarakat, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) serta unsur pengurus Mango sendiri.
Sebelum diskusi terpumpun berlangsung sebelumnya Ketua Dekranasda Aceh Tengah, Puan Ratna yang diwakili oleh Zahra dari Bapeda memaparkan makalah yang berjudul “Pendekatan Holistik Ritual Munyerahni Anak Ku Tengku Guru”, dikiuti dengan persentasi oleh Drs. Uswatuddin Plt Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Tengah dengan judul makalah “Pemantapan Konsep Munyerahni Anak Ku Tengku Guru”, dan makalah yang berjudul “Tetah Tentu Munirin Reje “ yang disampaikan oleh Bentara Linge. [AR]