REDELONG-LintasGAYO.co : Sejak Maret hingga September 2018, tim The Gayo Institute (TGI) Bener Meriah telah melakukan penelitian tentang Suhada Pitu (Supi), Mujahid Gayo yang gugur tahun 1903 di Bur Kul Paya Rebol, Desa Nosar Baru Bener Meriah.
Pada penelitian tahap awal ini, tim TGI BM yang terdiri dari Marhamah, Misna Rahmika, dan Junaidi telah menemukan nama ketujuh suhada tersebut.
Baca : Bur Kul, Bersemayamnya Para Mujahid Tanpa Nama Tanpa Cerita
Menurut Ketua TGI Bener Meriah, Marhamah, hingga kini makam tujuh suhada tersebut belum terawat sebagaimana makam Muyang Kute di Blang Jorong, Makam Empu Beru di Kampung Tunyang dan makam-makam lainnya.
Menjelang hari pahlawan pada November, TGI BM mengusulkan agar makam 7 suhada ini dipugar.
“Jika mengacu pada UU Cagar Budaya nomor 11 Tahun 2010. Pemeliharaan dan pelestarian untuk edukasi, adalah tugas masing-masing Pemkab,” kata Marhamah.
Marhamah beserta tim lainnya akan melanjutkan penelitian selanjutnya hingga matang dan akan mendalami peristiwa yang dijuluki “Pang”, sekitar tahun 1903.
“Semoga penelitian ini dapat menambah dan melengkapi referensi sejarah mujahid Gayo di dataran tinggi Gayo khususnya Bener Meriah,” harapnya.
Direktur The Gayo Institute (TGI) Salman Yoga S sangat mendukung dan mengapresiasi penelitian yang dilakukan oleh TGI cabang Bener Meriah.
“Saya mewakili Keluarga Besar TGI mendukung penuh Pemda Bener Meriah, agar Suhada Pitu (Supi) dipugar sehingga bisa menjadi objek wisata dan sejarah. Bila perlu adanya pembangunan tugu di Supi (Suhada Pitu),” ungkapnya.
Salman juga berharap pihak berwenang dari DPRK Bener Meriah juga ikut andil memperjuangkan situs sejarah itu sebagai bagian dari sejarah perjuangan Gayo. [WD/ZR]