MEULABOH-LintasGayo.co: Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) Dr. Hj. Andi Intang Dulung, M.H.I menjelaskan, teroris tidak terjadi langsung sebagai teroris, tetapi sebelum menjadi teroris terlebih dahulu punya pemahaman radikalisme.
“Yang jelas menjadi teroris setelah ada pemahaman radikal yang terus-menerus menyalahkan. Hanya dia yang benar, orang lain salah semua,” kata Andi Indang Dulung saat menyampaikan pidato dihadapan ratusan peserta “Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Menghadapi Radikalisme” yang digelar BNPT, Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT) Aceh, dan Kesbangpol Aceh di Hotel Meuligoe Meulaboh, Aceh Barat, Kamis 26 Juli 2018.
Untuk itu, katanya, para penyuluh Agama akan diberi pemahaman penangkalan radikalisme dan terorisme supaya masyarakat memahami pengaruh-pengaruh radikalisme.
“Kita harapkan penyuluh agama mendapatkan langsung dari narasumber materi-materi pencegahan Radikal dan terorisme di tengah masyarakat,” ujar Andi Intang.
Dijelaskan pula, untuk pencegahan pengaruh radikal dan terorisme tidak bisa ditangani oleh satu lembaga saja, tetapi haru melibatkan semua unsur yang ada di daerah.
Tampil sebagai Dosen Universtias Muhammadiyah Jakarta Sholehuddin, M.Pd, Peneliti Indonesian Institute for Society Empowerment (INSEP) Ira Novita, Ketua FKPT Aceh Prof. Dr. M. Hasbi Amiruddin, MA. Moderator akademisi dan Dosen Fakultas Hukum Unsyiah Saifuddin Bantasyam.(js)
