Pengusaha Gayo Telah Familiar dengan Bank

oleh

Catatan : Sofyan Griantara*

Sekira tanggal 12 Januari 2013 lima tahun yang lalu saya diundang untuk menjadi salah seorang narasumber pada event “Konser Konsep Membangun Gayo” yang diselenggarakan di Warung Apresiasi (sekarang Kafee Simpang Lima) Jl. Mahkamah yang terletak di depan Eks Gedung Bioskop Takengon. Materi Konser Konsep Membangun Gayo yang saya sampaikan itu disarikan dan dimuat di laman online Lintas Gayo pada 18 Januari 2013 dengan judul ”5 Konsep Bisnis dan Perbankan Griantara Untuk Membangun Gayo”.

Berita yang sama dirilis juga oleh Media Online Sprite of Gayo pada Januari 2013 dengan Sub Tema “Sofyan Griantara : Konsep Hubungan Gayo Dengan Perbankan” dan pada 20 Mei 2018 tulisan ini kembali diterbitkan ulang di rubrik Keber Ari Gayo dengan judul yang sama.

Namun sejatinya, tulisan ini tidak relevan lagi untuk dibahas saat ini, dikarenakan sejak tahun 2013 telah banyak pelaku bisnis Gayo yang sangat paham dengan perbankan, berdisiplin memenuhi komitmennya kepada bank dan memegang teguh janji sehingga dengan karakter yang baik itu justru pihak perbankan yang kemudian datang menawarkan fasilitasnya kepada para pengusaha Gayo.

Statement di event itu semata-mata disampaikan berdasarkan data empiris yang kami dapat sejak tahun 2002 hingga tahun 2012, dimana dari kurang lebih 50 populasi debitur yang menjadi mitra pembiayaan, hanya 25% nya yang berjalan lancar, sementara 75% nya diselesaikan setelah mengalami Colectibility NPL.

Hal ini berdasarkan data Bank Indonesia perposisi Maret 2018, kalangan perbankan di Aceh telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp. 39.596.609.000.000.- (Indikator Ekonomi Provinsi NAD www.bi.go.id) yang terdiri dari Rp. 11.281.769.000.000.- kredit modal kerja dan sebesar Rp. 7.020.936.000.000.- kredit investasi serta sebesar Rp. 21.293.904.000.000.- kredit konsumsi. (Sayangnya kami belum memperoleh datah lebih rinci per kabupaten).

Pada umumnya yang menyerap fasilitas kredit modal kerja dan kredit investasi adalah para pelaku bisnis atau sering disebut dengan pengusaha. Sementara fasilitas kredit konsumsi pada umumnya dinikmati oleh kalangangan PNS, karyawan atau pensiunan (mereka yang memiliki pendapatan tetap secara bulanan) yang digunakan untuk pembelian/pembangunan rumah (KPR), pembelian kenderaan, atau kredit serba guna dengan sumber pengembalian berasal dari gaji debitur dan dipotong langsung oleh Bank sebelum masuk ke rekening take home pay Ybs. Oleh karena itu kredit konsumsi ini pada umumnya sangat lancar dan NPL nya rendah sebab mekanisme pembayarannya telah bersifat sistematik dan hampir tidak ada peluang bagi debitur untuk cidera bayar.

Kalangan pengusaha tersebut tersebar diseluruh Provinsi Aceh tak terkecuali di wilayah Dataran Tinggi Gayo yang melingkupi 4 kabupaten, yang turut menyumbang komoditas ekspor non migas berupa kopi, coklat, serai wangi, kemiri dan hasil bumi lainnya.

Hingga dengan Maret 2018 nilai ekspor Aceh telah mencapai sebesar USD $. 14.849.873.000.- dengan volume sebesar 3.928 ton yang terdiri dari beberapa komoditas utama berupa CPO, kopi coklat dsb.

Berdasarkan data tersebut tergambar bahwa terdapat ribuan debitur yang menyerap fasilitas kredit modal kerja dan fasilitas kredit investasi. Diantara ribuan pebisnis itu tentu sebahagiannya adalah kalangan pengusaha Gayo. Hal ini menggambarkan bahwa kajian di awal tahun 2013 tersebut dengan sendirinya telah terbantahkan.

Ini sebuah fakta dan realita yang update yang pantas membanggakan kita semua. Bahwa kita bisa mengamalkan dengan baik karakter asli urang Gayo yang disiplin, berkomitment serta memegang teguh janji.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa pada saat ini banyak diantara putra putri Gayo telah menjadi pengusaha handal baik di bidang usaha perdagangan, eksportir, jasa pelayanaan, jasa konstruksi, konveksi, jasa akomodasi, jasa transportasi dll. Bahkan tidak hanya berkiprah di Tanah Gayo saja melainkan telah menyebar ke banyak kota, wilayah dan pulau : di Lhokseumawe, Banda Aceh, Medan, Batam, Jakarta, Bandung, Surabaya bahkan ada yang telah membuka jaringan usaha hingga ke Makasar dan Papua. Nama-nama dan kiprah beberapa Pengusaha Gayo bahkan telah mulai dikenal di Manca Negara.

*Penulis adalah lutra Gayo di perantauan yang menekuni profesi Bankir

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.