Membunuh Harimau dengan “Petukel Rebus”?

oleh
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatraensis)

Tidak ada niatan merendah martabat “Urang Gayo”, juga tidak ada maksud menafikan bangsa lain. Tulisan singkat ini hanya otokritik; introspeksi diri, mudah-mudahan berlaku lebih baik ke depan.

Urang Gayo zaman dulu sakti dan ukang (bandel-red) sedangkan Urang Gayo sekarang kehilangan kesaktian tinggal Ukang. Saking saktinya Urang Gayo membunuh harimau cukup dengan Petukel rebus (labu rebus).

Fauzan Azima

Memasukan petukel rebus ke dalam mulut harimau bukan perkara mudah. Setidaknya harus menguasai ilmu; langkah atau ketike, kebal (setidaknya kebal sawet), sebengang, penunduk dan kunci bumi agar harimau tidak bisa bergerak. Sifat “Petukel rebus” meski di luar dingin di dalam tetap panas, sehingga harimau tersebut mengalami “panas dalam” dan mati.

Ilmu-ilmu nenek moyang “Urang Gayo” ini sebenarnya semacam Falsafah Perang Sun Tzu (544-496 SM) yang bisa dimodifikasi penggunaannya disesuaikan dengan zaman; Falsafah Perang Sun Tzu kini (The art of War) kini digunakan untuk bisnis dan lain-lain. Untuk itu, “Urang Gayo” perlu melakukan restorasi seperti “Restorasi Meiji” atau “Revolusi Meiji” di Jepang (1866-1869) dengan mengembalikan kekuasaan modern kembali kepada kekuasaan kekaisaran. Artinya “Urang Gayo” harus tetap modern dengan tidak meninggalkan adat dan istiadat lama.

Tulisan ini berisi petuah bagi Urang Gayo.

*Fauzan Azima, Benhil, 28 Maret 2018

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.