TAKENGON-LintasGAYO.co : Wakil Bupati Aceh Tengah, H. Firdaus S.KM dalam arahannya saat membuka kegiatan Sinkronisasi dan Konsolidasi Kegiatan Pelestarian Nilai Budaya Aceh yang diikuti intansi terkait dalam wilayah kerja BPNB Banda Aceh yakni Provinsi Aceh dan Sumatera Utara menyampaikan, pihaknya mengucapkan terima kasih atas dipilihnya Aceh Tengah sebagai tempat kegiatan ini.
“Dan ini merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi kami. Untuk itu, kami sangat mendukung dan mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini. Bapak-Ibu yang tadinya akrab mendengar kopi Gayo, kali ini dapat mengenal potensi Aceh Tengah lainnya dari dekat,” katanya, Senin 19 Maret 2019.
Menurut Wabup, kebudayaan selaku sektor yang dikerjakan BPNB dapat menjadi alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi permasalahan moral yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. “Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah karakter dan moral,” kata Firdaus.
Dikatakan lagi, nilai-nilai budaya dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.
“Pada zaman yang mengedepankan rasionalitas seperti sekarang diperlukan sentuhan-sentuhan budaya sebagai penyeimbang bagi perkembangan intelektual seseorang. Sebagai kaum intelektual yang beragama, kecerdasan dan kehalusan budi hanya dapat diperoleh melalui pendidikan, agama, dan pengalaman-pengalaman budaya. Khasanah nilai-nilai kebudayaan yang kita miliki adalah berbagai kearifan yang pernah membantu masyarakat mengatasi berbagai persoalan moral dan budi pekerti. Oleh karena itu, kita seharusnya menjadikan akar budaya sebagai antena untuk menyerap lalu lintas nilai dari percaturan interaksi global dan bagi perbaikan moral dan budi pekerti anak bangsa,” tegas Firdaus.
Oleh karena itu tambahnya lagi, kegiatan Sinkronisasi dan Konsolidasi Kegiatan Pelestarian Nilai Budaya Aceh dan Sumatera Utara ini, terkait erat dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau instansi terkait yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan, baik di provinsi Aceh maupun di Sumatera Utara.
“Untuk itu, tentu diperlukan suatu kerjasama yang baik dan sinkronik terkait upaya pembangunan budaya secara terpadu untuk menumbuhkan karakter bangsa. Tahun 2018 ini adalah tahun strategis dan waktu yang tepat untuk menentukan arah pembangunan kebudayaan ke depan. Hal itu, sesuai dengan semangat Nawacita, program presiden yang menjadi bagian dari dasar atau acuan dalam pelaksanaan program pembangunan karakter bangsa,” katanya.
“Untuk itu, diperlukan inisiatif, dan pikiran-pikiran cerdas dari Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sebagai pengambil kebijakan agar dapat mengkombinasikan antara Rencana Strategis (Renstra), Nawacita, dan RPJM sehingga menghasilkan program yang konstruktif dan aplikatif dalam pembangunan karakter bangsa,” demikian Firdaus menimpali.
[Darmawan Masri]