TAKENGON-LintasGAYO.co : Bupati Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar saat membuka event pacuan kuda Gayo, dalam rangka memeriahkan HUT ke-441 Kota Takengon Senin 5 Maret 2018 mengatakan, pacuan kuda diselanggarakan untuk memaknai kelahiran kota Takengon, karena sejarah serta budaya berkuda telah tumbuh dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan, perkembangan serta peradaban para leluhur yang hidup dan menghidupkan kota takengon sejak zaman dahulu.
“Proses peralihan kuda sebagai alat dan teman dalam membantu kebutuhan hidup masyarakat kita sejak dulu hingga menjadikannya suatu simbol seni budaya berwujud pacuan kuda, merupakan manisfestasi kebesaran budaya Gayo. Oleh karena itu, kita harus terus menjaga agar karakter dan budaya pacuan kuda ini tetap melekat dalam kehidupan masyarakat kita. Peringatan hari jadi Kota Takengon harus dijadikan momentum berkelanjutan untuk menjaga dan melestarikan budaya pacuan kuda. Sejak dahulu pacuan kuda telah menjadi media silaturrahmi dan hiburan bagi masyarakat kita, bukan hanya bagi penggemar olah raga berkuda, tapi juga para pedagang, dan bahkan masyarakat dari luar daerah, lebih khusus lagi, menjadi wadah berkumpulnya saudara serumpun yang tersebar di tiga Kabupaten, Gayo lues, Bener Meriah dan Aceh Tengah,” kata Shabela.
Selain itu, katanya lagi, yang tidak kalah pentingnya adalah pacuan kuda menjadi media penghubung, antara sekarang dengan generasi masa lalu. “Para leluhur telah mempertahankan seni berkuda sampai masa kini. sekarang menjadi kewajiban bagi kita untuk terus mempertahankan dan melestarikan tradisi budaya pacuan kuda,” ujarnya.
Sebagai refleksi hari jadi Kota Takengon ke-441, Shabela mengajak seluruh masyarakat untuk bekerja dan berpartisipasi dalam membangun dan memajukan daerah yang dicintai ini. “Pembangunan daerah dan pacuan kuda saling memiliki keterkaitan makna, deru kuda yang berpacu menjadi isyarat, bahwa kita harus bergerak cepat berlomba dengan waktu untuk mewujudkan pembangunan daerah. Antusiasme pengunjung melihat kuda yang berpacu di arena, seperti gambaran keikutsertaan masyarakat yang menjadi bagian dari pembangunan dan kemajuan daerah,” katanya.
Dalam kesemoatan itu, Shabela juga menyinggung bawa dua hari yang lalu dia bersama tim verifikasi PON ke 21 tahun 2024 yang direncanakan berlangsung di Aceh, telah melihat kesiapan arena pacuan kuda H. M. Hasan Gayo, Belang Bebangka untuk dijadikan bagian dari lokasi penyelenggaraan PON untuk olahraga berkuda.
“Menurut tim verifikasi dari KONI Pusat, arena pacuan kuda Haji Muhammad Hasan Gayo ini dapat kita manfaatkan, namun masih banyak yang harus dibenahi, agar dapat memenuhi standar nasional untuk pacuan kuda. Oleh karena itu, kita akan terus berupaya untuk meningkatkan arena pacuan kuda Haji Muhammad Hasan Gayo menjadi lebih refresentatif dimasa mendatang,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia penyelenggaraan pacuan kuda, Ir. Abadi melaporkan bahwa event pacuan ini diikuti 371 ekor kuda yang berasal dari 4 Kabupaten.
“Ke-371 jumlah kuda yang ikut, Aceh Tengah menjadi kabupaten dengan mengirimkan jumlah kuda terbanyak dengan 191 ekor, disusul Bener Meriah 111 ekor, Gayo Lues 67 ekor dan Aceh Besar sebanyak 2 ekor,” rinci Abadi.
Event pacuan ini akan berlangsung hingga Minggu 11 Maret 2018.
[Darmawan Masri]