Korda Pemuda Dewan Dakwah Banda Aceh, Bedah Buku Syariat Islam

oleh

 

BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Korda Pemuda Dewan Dakwah (PDD) Banda Aceh menyelenggarakan kegiatan bedah buku Syariat Islam dan Politik Lokal di Aceh yang berlangsung di ruang video conference lantai 2 Fakultas Hukum Unsyiah, pada Sabtu (03/03/2018).

Ketua panitia, Rizky Mulyadi pada sambutannya mengapresiasi seluruh panitia yang telah mempersiapkan kegiatan bedah buku, juga terima kasih kepada LDK Al Ahkam, FORUM Aceh Menulis (FAMe) media partner LintasGAYO.co.

“Semoga kita terus menjalin kerjasama di berbagai bidang,” kata Rizky.

Salah seorang dosen Unsyiah, Dr. Zahratul Idami, SH, MH juga sebagai pembedah buku Syari’at Islam dalam Persfektif Politik Aceh mengatakan buku yang ditulis oleh Tgk. Hasanuddin sudah bagus. Namun, Sub Bab tentang institusi terkait dengan implementasi syariat Islam di Aceh (halaman 90-109), seharusnya memberikan gambaran tentang kebijakan apa yang dilakukan pemerintah Aceh dalam memaksimalkan tugas dari berbagai institusi.

“Untuk sub bab syariat Islam dan tantangan global di Aceh (halaman 113-123), malah yang membuat saya sangat apresiasif kepada penulis yang luar biasa ini,” kata Dr. Zahra

Dr. Zahra juga menambahkan dalam Islam ilmu siyasah sangat penting. Karen orang yang mengurusi politik dipengaruhi oleh hal-hal positif dan negatif dalam kepribadiannya maka dari itu dia akan berusaha untuk mempengaruhi orang lain dengan hal positif atau negatif juga.

“Makanya kekuasaan itu tergantung pada pribadinya. Meskipun pengaruh lingkungan sangat kuat, namun iman di dalam dada harus selalu tetap di jaga,” tambahnya

Selanjutnya salah seorang pembedah buku lainnya, Heman RN, S. Pd, M.Pd juga mengatakan, bagi orang Aceh, asli Aceh, perundang-undangan yang mengatasnamakan syariat Islam itu sebenarnya hanya kamuflase politik. Orang Aceh sejak lahir sudah Islam.

“Bahkan, ketika masih dalam kandungan pun, calon bayi sudah diperdengarkan salawat, zikir, dan syair-syair bernuansa islami. Setelah lahir, dalam ayunan, pendidikan karakter keacehan dan sosialisasi syariat Islam diperdengarkan melalui syair doda idi,” ujarnya.

Herman juga menambahkan, ini menunjukkan bahwa sosialisasi syariat Islam bagi orang Aceh sudah dilakoni sejak zaman dulu, sejak Undang-undang syariat Islam juga belum lahir. Maka buku yanhg ditulis oleh Tgk. Hasanuddin ini mengupas penerapan syariat Islam dari sisi kepentingan politik, mulai rezim orla, orba, reformasi, sampai era milenium.

“Pergumulan usaha memperlakukan Syariat Islam bagi Aceh dikupas secara rinci sehingga buku ini sangat layak jadi referensi para peneliti syariat Islam di Aceh,” kata Herman.

Selain itu Dr. Tgk. Hasanuddin Yusuf Adan, Mcl, MA selaku penulis buku sangat berterima kasih kepada pembedah yang telah banyak memberikan kritikan dan saran dari buku yang ia tulis.

“Syariat Islam mengatur semua kehidupan manusia baik muslim maupun non muslim,” pungkas Dr. Tgk. Hasanuddin. [SP/ZR]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.