Catatan : Diansyah
Setelah melalui perjalanan yang sangat melelahkan sejak Selasa 28 November 2017, akhirya tim ekspedisi Leuser tahun 2017 dari Dinas Pariwisata Gayo Lues berhasil tiba di puncak Leuser pada Selasa 5 Desember 2017.
Berjuta pengalaman telah mereka dapati namun berjumpa dengan harimau merupakan cerita yang tidak mudah untuk dilupakan.
Ketika berada di puncak Leuser tim ekspedisi yang terdiri dari enam orang ini bergegas untuk kembali ke camp Lapangan Bola (Lokasi Camp terahir) namun sebelum sampai ke lokasi camp, seekor harimau jantan yang gagah perkasa keluar dari semak belukar.
Spontan tim membuat formasi melingkar sambari Naen sang ketua tim memerintahkan timnya untuk bergegas mempersiapkan semua peralatan agar bersiap berangkat ke camp yang lain.
Namun sebelum perlengkapan terkumpul, tiba-tiba Naen berteriak memerintahkan timnya untuk memanjat pohon karena harimau tersebut sudah bergelagat lain.
Secara spontan seluruh tim ekspedisipun naik ke pohon yang ada di sekitar mereka. Tanpa sadar ternyata pohon yang mereka panjat tersebut hanya setinggi 3 meter
Setelah berada di atas pohon, harimau tak langsung pergi namun menunggu mereka di bawah pohon.
Mirip dengan para Ashabul Kahfi yang tertawan di gua dan melantunkan berbagai do’a, begitupun dengan para tim yang berada di atas pohon. Lantunan do’a terus dipanjatkan dengan jantung berdetak kencang. Hingga akhirnya harimau mundur secara teratur dan meninggalkan mereka.
Setelah beberapa saat ketika harimau pergi, detakan jantung mulai normal, maka para pemanjat dadakan inipun mulai turun satu per satu dari atas pohon dan melakukan aktivitas mereka masing-masing untuk mempersiapkan hidangan makan malam.
Tak cukup sekali, malam harinya harimau itu datang lagi. Gambar hewan yang digunakan untuk logo Rainforest Lorges Kedah ini ternyata bersandar keada ketua tim expedisi, Naen yang hanya berbatasan dinding tenda dome.
Beruntung hal ini tidak disadari oleh Naen, karena ketika fajar menyingsing dan memberi kehangatan bagi tubuh-tubuh gigil barulah kami sadar karena harimau meninggalkan bekas gigitan juga bulu yang menempel pada buff penutup kepala milik salah seorang tim.
Para tim mulai membayangkan letak buff diluar tenda dan siapa yang tertidur di dalam tenda. Hingga rasa syukur terus kami lantunkan. Pasalnya kami beruntung Allah masih menyelamatkan kami dan bisa terlelap atas ketidak tahuan. Tidak terbayangkan jika mengetahui kebersamaan yang menyeramkan ini, boleh jadi mata-mata yang lelap semalam bisa membentuk mata panda yang menghitam karena begadang.
Setelah berkemas seluruh tim turun dan menuju kediaman Rajali yang kerap disapa Mr. Jally di Kedah Kecamatan Blang Jerango. Senyum mulai tampak di wajah kami meski pucat karena takut juga tidak bisa ditutupi. Namun apapun itu sungguh Allahlah yang punya kuasa mengatur skenario yang apik malam itu.
Rajali atau kerab disapa Mr Jalli adalah orang yang pertama membuka jalur Kedah menuju puncak Leuser ia juga merupakan guide yang tahu persis medan Leuser. Saat dimintai keterangan tentang kejadian tersebut, Mr Jali mengakui pernah mengalami kejadian serupa bahkan lebih ekstrim lagi.
Penjaga Leuser ini mengakui bahwa harimau tersebut adalah penjaga hutan Leuser. Maka jangan memburu atau merusak habit mereka, biarkan mereka hidup dengan apa adanya di hutan Leuser agar kelestarian mereka tetap terjaga. [ZR]