Simpang Jernih-LintasGAYO.co: Masyarakat Desa Simpang Jernih Kecamatan Simpang Jernih Kabupaten Aceh Timur, mayoritas berpenghasilan dari sektor pertanian. Namun sayangnya daerah perkebunan masyarakat jauh dari pemukiman warga harus menyeberangi sungai Tamiang yang lebarnya 100 meter baru bisa nyampai kekebun warga.
Saban hari mereka harus menyeberangi sungai tersebut dengan menggunakan perahu dan boat sebut Ali, salah satu warga Simpang jernih pada media lintasGAYO.co baru baru ini.
“Setiap pagi pigi kekebun masyarakat sudah menunggu di pantai simpang jernih dan pulangnya pun di sore hari meraka menunggu di seberang untuk di antar oleh warga untuk menyeberang sungai,” sebut Ali.
“Tak ada alasan masyarakat tak pigi kekebun miskipun sungai lagi meluap warga setempat meggunakan perahu dengan mengurangi penumpangnya agar beban tak berat dan resiko kecelakaan berkurang,” kata Ali menimpali.
Tak sampai di situ masyarakat harus berjalan kaki dari penyeberangan sekitar 1,5 jam dan 1 jam berjalan kaki baru keperkebunan warga. Berbagai tanaman perkebunan masyarakat ada di sana mulai dari Karet, Pinang, Cabe, Kopi dan Kakao. Namun masyarakat setempat untuk dapat mengangkut hasil pertaniannya harus menggunakan perahu karna kebun milik warga ada terdapat alur (anak sungai) untuk membawanya keluar.
Masyarakat setempat berharap kepada pemerintah terkait agar bisa membangun jembatan supaya kehidupan petani di kampung Simpang jernih bisa hidup sejahtera karna masyarakat hanya mengandalkan hasil pertanian untuk menyambung kehidupan sehari hari dan diharapkan program pemerintah Jokowi melalui kementrian terkait untuk mewujudkan swasembada pangan bisa tercapai serta bisa mengeluarkan potensi desa tersebut dan kehidupan petani di Simpang Jernih bisa sejahtera.
(Ismail)