BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh, Senin 22 Mei 2017 malam menggelar muzakarah tim tahsin di salah satu hotel di Banda Aceh.
Muzakarah ini bertujuan untuk ajang konsolidasi sesama tim tahsin IKAT yang insyaAllah akan melakukan Training of Trainer (TOT) Tahsin Tilawah Al-Quran IKAT metode Awsath ke seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Aceh.
Dalam kata sambutan, Ketua IKAT Aceh Tgk. H. M. Fadhil, Lc. mengatakan, IKAT merasa bertanggungjawab atas fenomena sebagian masyarakat Aceh belum bisa baca Al-Quran dengan baik.
“Diantara buktinya, dua hari yang lalu, di salah satu koran harian di Aceh, MPD Aceh Tamiang mengaku bahwa 80% anak SD yang telah tamat masih belum mampu membaca Al-Quran dengan baik sesuai kaidah yang benar. Prof. Saymsul Rizal dulu juga pernah menyampaikan bahwa mahasiswa Unsyiah 80% tak bisa baca Quran dengan baik. Dan secara realita, jika kita kunjungi sebagian masjid, kita masih mendapatkan bacaan Al-Quran yang masih perlu diperbaiki,” katanya.
Fadhil melanjutkan, seebagai salah satu solusinya, sejak 2014, IKAT secara rutin mengadakan Ramadhan Quranic Camp untuk tahsin guru-guru Al-Quran dan masyarakat yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar.
“IKAT juga pernah mengundang Dr. Kamil Labudi dari Mesir untuk pelatihan tahfiz anak-anak. Dan alhamdulillah, Tim Tahsin IKAT sudah meluluskan alumni di beberapa daerah, di antaranya, Bireun, Pide Jaya, Abdya, Aceh Timur, Calang, dan lainnya,” Ujarnya.
Tentang target Fadhil menjelaskan, tim tahsin metode awsath ini bisa melahirkan minimal ada satu alumni pada setiap desa yang ada di seluruh Aceh dalam satu atau dua tahun ini. Setiap guru mengaji yang punya sertifikat metode awshat ini kita harapkan bisa berkontribusi semakin banyak untuk masyarakat yang ada di sekitarnya.
Membuka acara ini, Sekretaris Dinas Syariat Islam Aceh Drs. Darjali mengatakan, dalam UU Pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten dan Kota, memang berkewajiban untuk memberikan anggaran untuk pelaksanaan Syariat Islam di Aceh. Dan pelatihan Tahsin Al-Quran yang digagas oleh IKAT ini memang sangat penting dalam menegakkan syariat Islam. Kalau Al-Quran lurus, maka yang lain insyaAllah mudah. Seperti Shalat, kalau shalatnya baik, maka yang lain juga baik.”
“Kita harap IKAT bisa menularkan ilmu kepada guru-guru mengaji yang ada di Aceh. Kalau penyakit menular bahaya, tapi kalau ilmu menular, itu adalah sebuah nikmat,” tandasnya. [SP/DM]