Isra Mi’raj di Lot Kala, Tgk Muhazirin : Orang Kafir Tak Percaya Peristiwa Itu

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Tgk. Muhazirin, S.Pd.I dalam ceramahnya saat peringatan Isra Mi’raj 1438 H di Kampung Lot Kala, Jum’at 28 April 2017 malam mengatakan bahwa peristiwa Isra dan Mi’raj nabi Muhammad SAW merupakan sebuah peristiwa yang sangat menakjubkan yang terjadi di luar nalar pikiran manusia.

“Tentu semua itu atas kehendak Allah SWT,” tegas Tgk, Muhazirin dihadapan jamaah yang memadati Masjid Adz-Zikra Lot Kala, Kebayakan, Aceh Tengah.

Dikatakan lagi, peristiwa yang terjadi tepat pada tahun 621 Masehi, pada tanggal 27 Rajab (3 tahun sebelum hijrah), Nabi Muhammad SAW melakukannya dengan anggota tubuh lengkap, bukan dengan mimpi atau ruh nya saja.

“Isra Mi’raj itu urusan Allah SWT, sebagai manusia kita tak dapat menjabarkan peristiwa itu dengan pemikiran kita. Allah Maha Besar,” kata Muhazirin.

Atas dasar itulah orang kafir tidak akan pernah percaya dengan peristiwa besar itu. Mereka (orang kafir), sebutnya lagi mengelabui ummat Islam dengan menggambarkan buraq yang menjadi kenderaan nabi saat melakukan perjalanan dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Al Aqsa (Yerusalem-Palestina), kemudian dilanjutkan menuju langit ke Sidratul Muntaha dengan wujud seperti seekor kuda dan memiliki wajah seperti gadis cantik.

“Begitulah cara kafir meruntuhkan iman kita sebagai seorang muslim,” katanya.

Dilanjutkan lagi, peristiwa Isra Mi’raj  adalah saat Nabi Muhammad SAW menghadap Allah SWT dan menerima wahyu untu mengerjakan shalat 5 waktu sehari semalam.

“Namun, di zaman sekarang ini banyak dari kita yang meninggalkan shalat, ini sama artinya telah menistakan perintah dari shalat itu sendiri. Ada juga yang mengerjakan shalat tapi tidak dalam keadaan khusuk. Ibadah shalat harus tetap pada urgensinya, melakukkannya semata-mata karena Allah bukan karena gengsi dan ingin dipuji,” tandas Tgk Muhazirin.

Sebelumnya, Reje Lot Kala, Kurnia Gading dalam sambutannya mengatakan bahwa di kampung yang dipimpinnya itu pada peringatan hari besar islam selalu melaksanakan kegiatan.

“Ini sebagai wujud menjaga iman dan taqwa kita selaku ummat Islam, dengan pencerahan-pencerahan yang diberikan lewat tausiah keagamaan,” terang Gading.

(Wein Mutuah)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.