BLANGKEJEREN-LintasGAYO.co: Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Gayo Lues membuka layanan peminjaman buku secara gratis bagi masyarakat umum. Jadwal peminjaman buku dibuka setiap hari kerja (Senin-Sabtu) mulai Pukul 08:00 – 16:30 WIB yang beralamat di Jalan H. MZ Abidin, Bustanussalam, Blangkejeren tepatnya samping Kantor SATPASSIM atau di belakang Kantor KIP Gayo Lues.
Perpusda Gayo Lues melalui akun facebooknya menjelaskan, syarat peminjaman buku sangat mudah, cukup mendaftarkan diri dengan membawa salah satu fotocopy kartu identitas seperti KTP, KTS, SIM atau KK sebanyak satu lembar. Selain itu, pembaca juga diharuskan membawa Pasfoto ukuran 2×3 (1 lembar) dan 3×4 (1 Lembar).
Salah satu fungsi Perpustakaan adalah sebagai tempat wisata bagi para pengunjung atau masyarakat. dilansir dari lenterakecil.com, Rabu (29/4/2017) siang, pada Pasal 1 ayat 1 UU No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan menyebutkan bahwa Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/ atau karya rekam, secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Selain itu, pada pasal 3 juga menyebutkan bahwa Perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdaskan dan keberdayaan bangsa. Menurut UU tersebut sangat jelas perpustakaan merupakan salah satu tempat untuk untuk rekreasi sekaligus sebagai wahana pendidikan.
Sebagai Wisata Pendidikan
Wisata Pendidikan adalah suatu program di mana peserta melakukan perjalanan ke suatu tempat/lokasi secara individual atau kelompok dengan tujuan agar dapat terlibat langsung dalam pengalaman belajar di tempat tersebut (Rodger, 1998).
Wisata Pendidikan lebih ditekan kepada aspek pembelajaran serta pencarian informasi dan pengetahuan yang berbeda dengan wisata yang hanya sekedar ”menyegarkan diri”.
Dari sekian banyak perpustakaan di Indonesia sudah adakah yang menerapkan konsep wisata pendidikan? Ditambah lagi, kehadiran perpustakaan masih belum mendapat dukungan penuh dari berbagai kalangan, baik dari pemerintah, akademisi, maupun pihak penerbit. Khususnya kepada Pemerintah sebagai pengambil kebijakan, anggaran dana untuk pembangunan dan pengembangan Perpustakaan belum maksimal.
Setidaknya, perpustakaan mempunyai berfungsi bagi masyarakat untuk menghilangkan pikiran stres dan rasa keluh-kesah mereka dengan membaca atau menikmati berbagai fasilitas yang disediakan perpustakaan. Masyarakat dapat sedikit terhibur serta mendapatkan inspirasi baru untuk berbuat hal yang positif.
Kita dapat merasakan apa yang seharusnya dipelajari, diperbuat maupun dirasakan dengan membaca, karena di dalam bahan bacaan tersirat informasi dan pengetahuan yang dapat kita ambil.
Disinilah peran strategis untuk menumbuhan budaya minat membaca di masyarakat. Setiap orang yang berkunjung ke perpustakaan dapat mengembangkan diri dengan semangat belajar yang tinggi tanpa terikat dengan pendidikan formal. (Supri Ariu)