Sambut Peserta Penas KTNA XV, Kabidluh Aceh Kunjungi Kampung Kopi Tebes Lues

oleh

Oleh : Fathan Muhammad Taufiq*

Tanggal 9 Mei 2017 yang akan datang, Kampung Kopi Tebes Lues, Kecamatan Bies, Kabupaten Aceh Tengah akan kedatangan tamu-tamu “istimewa” yang berasal dari semua provinsi di Indonesia. Kedatangan tamu-tamu itu dalam kapasitas sebagai delegasi peserta Pekan Nasional (PENAS) XV Petani Nelayan, dimana provinsi Aceh sebagai tuan rumah dan Kampung Kopi Tebes Lues telah ditunjuk sebagai salah satu destinasi kunjungan para peserta Penas tersebut.

Untuk mengetahui sejauhmana persiapan yang telah dilakukan di kampung kopi ini, dua hari lalu Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir. Cut Rita Meutia, MP mengunjungi kampung Tebes Lues. Dalam kunjungan tersebut, Cut yang mewakili Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh didampingi oleh Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Aceh Tengah, ir. Sulwan Amri dan Kepala Bidang Penyuluhan, H. Juanda, SP serta Kepala BPP Bies, Mulyadi, SP.

Kepada Kabidluh Aceh, Kepala Bidang Perkebunan, Ir. Sulwan Amri mengungkapkan bahwa secara fisik, persiapan kampung kopi menyambut peserta Penas ini sudah mencapai sekitar 70 persen. Menurut Sulwan, seluruh anggaran untuk pembangunan kampung kopi ini dikelola oleh provinsi, sedangkan kabupaten Aceh Tengah hanya memfasilitasi serta menyipakan sumberdaya petani dan pendamping saja. Beberapa instalasi memang sudah selesai dibangun di kampung kopi ini, seperti screen house untuk pembibitan kopi, aula, mushalla, dan sebuah villa, sementara yang masih dalam pengerjaan adalah sarana MCK dan beberapa prasarana pengolahan pasca panen kopi.

“Semua anggaran kampung kopi ini dieklola di provinsi, jadi kami hanya bersifat menunggu sambil memantau perkembangannya, sementara untuk sumberdaya petani dan petugas pendamping tidak ada masalah, sudah kami siapkan semua, karena kami memang memiliki beberapa orang tenaga skill di bidang perkopian, mereka inilah yang nantinya akan mendampingi para tamu dan memberikan penjelasan detil tentang kipi Gayo kepada para peserta Penas, mulai dari budidaya, paska panen sampai pengolahan hasilnya,” jelas Sulwan.

Sementara itu Kabid. Penyuluhan, Juanda meminta kepada Kabidluh Aceh agar proses pengerjaan instalasi pendukung di kampung kopi ini segera diselesaikan, karena waktunya hanya tinggal sekitar sebulan lagi. Menurut Juanda, pihaknya sangat mendukung pembangunan kampung kopi ini, dan dia siap mengerahkan para penyuluh pertanian untuk berpartisipasi aktif di kampung kopi ini.

“Dalam waktu dekat, kami akan mengerahkan para penyuluh dan kelompok tani yang ada di sini untuk bergotong royong membenahi kebun-kebun kopi yang akan dilalui oleh tamu-tamu kita yang akan mengunjungi kampung kopi ini,” ungkap Juanda.

Menaggapi permintaan Juanda tersebut, Cut Rita menyatakan akan segera menyampaikan kepada pihak-pihak terkait agar dapat segera menyelesaikan pekerjaan akhir pembangunan kampung kopi ini, karena kampung kopi ini akan dilaunching pada saat pelaksanaan Penas nanti,

“Meskipun pembangunan kampung kopi ini merupakan program jangka panjang untuk pengembangan agrowisata kopi di Aceh Tengah, tapi karena juga dikaitkan dengan pelaksanaan Penas, maka kami akan segera mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait di provinsi, agar penyelesaian pekerjaan di kampung kopi ini bisa dipercepat, karena kita berpacu dengan waktu” ungkap Cut Rita. Meski demikian pihaknya tetap optimis, pembangunan kampung kopi tahap pertama akan selesai pada saat pelaksanaan Penas nanti.

Bagi kabupaten Aceh Tengah sendiri, kunjungan para peseta penas dari seluruh Indonesia ke kampung kopi Tebes Lues ini tentu sangat menguntungkan. Selain untyk memperkenalkan agrowisata kopi Gayo, even ini juga bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan potensi pertanian, kerajinan khas Gayo maupun budaya Gayo kepada para peserta Penas. Dampak yang diharapkan, nantinya kampung kopi ini akan menjadi salah satu destinasi agrowisata anadalan kabupaten Aceh Tengah, tentunya ini akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah (PAD) maupun produk regional domestic bruto (PDRB) kabupaten penghasil kopi arabika terbesar ini. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.