TAKENGON-LintasGAYO.co : Untuk menyusun rencana kerja periode 2017 – 2018, Civitas Akademika Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Aceh Barat ngumpul di Takengon, Aceh Tengah.
“Alhamdulillah, seluruh civitas akademika UTU hari ini sudah bisa ngumpul di Takengon dalam suasana gembira dan kekeluargaan,” ujar Ketua Pelaksana, Dr Ishak MSI di Hotel Bayu Hill Takengon, Jumat (27/1) malam.
Disebutkannya, raker berlangsung selama tiga hari, 27 hingga 29 Januari 2017 melibatkan 150 orang civitas akademika diantaranya para dekan, wakil dekan, dosen, anggota senat, kepala biro dan bagian.
Sementara itu, Sekda Karimansyah yang turut menghadiri acara pembukaan raker, mengapresiasi civitas akademika UTU dengan dipilihnya Takengon tempat diselenggarakan raker.
“Atas nama Pemerintah daerah dan masyarakat Aceh Tengah mengucapkan selamat datang kepada civitas akademika UTU, semoga raker ini dapat berjalan dengan baik dan sukses,” ujarnya.
Selanjutnya dia juga memaparkan sekilas gambaran topografis dataran tinggi Gayo yang berada diketinggian rata-rata 8.00 hingga 1.600 meter dari permukaan laut (dpl), disamping mengenalkan beberapa komoditi unggulan yang dimiliki rakyat Aceh Tengah.
“Daerah ini cukup dingin dengan suhu antara 14 sampai dengan 25 derajatcelcius. Iklim yang demikian tanaman kopi arabika sangat cocok di daerah ini selain tanaman hortikultura,” ungkapnya.
Suhu yang sejuk itu juga katanya, mempengaruhi kualitas kopi arabika Gayo, sehingga sangat diminati konsumen kopi di 17 negara yang menjadi tujuan ekspor, dan terbesar amerika serikat.
“Ada 33 ribu kepala keluarga atau 80 persen penduduk Aceh Tengah bergelut diperkebunan kopi dengan luas tanam mencapai 65 ribu hektar,” sebutnya.
Kebun kopi itu, jelas Karimansyah merupakan kebun kopi rakyat, “tidak ada perkebunan besar yang dikelola oleh perusahaan, semua milik rakyat,” tambahnya.
Saat ini menurutnya, sudah ada kecenderungan perkembangan ekonomi masyarakat ikut ditunjang oleh sektor pariwisata, hal itu karena adanya tamu-tamu luar daerah yang berwisata dan berkunjung ke Kabupaten Aceh Tengah.
“Seperti kehadiran saudara-saudara hari ini sangat berarti bagi masyarakat Aceh Tengah. Datang dari Meulaboh rata-rata membawa uang Rp. 5 juta perorang, kalau dibelanjakan Rp 4 juta saja dari jumlah 150 peserta raker yang hadir, hampir setengah milyar lebih uang berputar dalam waktu tiga hari di Takengon,” canda Karimansyah.
“Di Takengon untuk minum kopi Gayo tidak terlalu mahal, dengan harga kurang dari Rp 10 ribu per cangkir sudah dapat menikmati kopi berkelas dan berkualitas,” sambungnya.
Raker dengan tema ‘Melalui raker UTU Tahun 2017, kita tingkatkan kualitas layanan, penguatan infrastruktur dan capain kualitas lulusan yang berbasis agro and marine industry’ itu dibuka Rektor UTU, Prof Dr Jasman J Maruf SE MBA.
Menurutnya, dataran tinggi Gayo Aceh Tengah memiliki panorama alam yang indah, jika dikelola dengan baik akan menjadi pusat daerah wisata di Aceh.
“Jarak Meulaboh dan Aceh Tengah itu tidak jauh jika menempuh jalur lintas barat, hanya 4 jam dengan kondisi jalan saat ini cukup bagus, dan hampir disepanjang jalan rombongan turun menikmati indahnya alam,” katanya. (Mika)