Padangpanjang-LintasGayo.co : Hasil kurasi antologi puisi “Aceh 5:03 6,4 SR” resmi diumumkan 12 Januari 2016 yang diselenggarakan oleh Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang Sumatera Barat bekerjasama dengan Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Dewan kurator yang mengkurasi naskah tersebut diantaranya Sulaiman Juned (Komunitas Seni Kuflet), Salman Yoga (The Gayo Institut) dan Muhammad Subhan (FAM Indonesia).
Salman Yoga S salah satu dewan Kurator antologi tersebut menyebutkan, Kurator mengkurasi nilai humanis, empati serta duka cita penyair melalui puisi atas bencana gempa yang melanda saudara-saudara di Pidie Jaya dan sekitarnya. Bentuk humanis dan empati dari puisi-puisi yang lolos tersebut tentu tidak serta merta melepaskan nilai-nilai estetik sebagai sebuah karya. Nilai puitik dengan kedalaman makna, bahkan metafor serta analogi lainnya terkait sejarah bencana di Aceh adalah bagian yang tak dapat dipungkiri.
“Terlebih nilai-nilai humanis penyair dalam menyuarakan empatinya dalam hal ini dapat dikatakan sebagai sebuah support untuk bangkit kembali, mencatat sekaligus beramal bagi sesama, mensejarahkan bencana melalui karya agar kita tidak berputus asa. Duka Pidie, duka kita. Bencana gempa, literasi kita untuk memberitahukannya kepada masa depan,” terang Salman Direktur The Gayo Isntitut.
Melalui pengumuman resmi panitia pelaksana Saniman Andikafri menyebutkan, sesuai rencana awal hasil kurasi diumumkan16 Januari 2017, ternyata dengan kerja keras dewan kurator kurasi lebih cepat diselesaikan yaitu 12 Januari 2017.
“Perlu kami sampaikan bahwa nama-nama yang disebutkan adalah penyair beserta puisinya yang lolos dikurasi. Kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada yang sudah berpatisipasi namun belum lolos seleksi,” jelas Saniman SC Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang.
Sementara itu Fikri Ketua Umum Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang mengatakan, inilah salah satu kepedulian kita terhadap saudara kita yang menimpa musibah. Hanya dengan cara ini kita mengurangi beban mereka. Terima kasih kepada penyair yang telah berpatisipasi berkarya dan berdonasi, mudah-mudahan bermanfaat.
“Diharapkan nama-nama yang lolos seleksi untuk segera mengirim biaya penerbitan minimal Rp. 100.000 (Seratus Ribu Rupiah) per orang. Kemudian kepada donatur baik secara pribadi maupun lembaga yang bersedia membantu silahkan untuk mengirim bantuan untuk penerbitan buku ini, hasil penjualan buku sepenuhnya diserhakan kepada korban gempa. Rekening 0231-01-009005-53-1 atas nama Komunitas Seni Kuflet Bank BRI Cabang Padangpanjang. Setelah pengiriman bukti pengiriman mohon dikirim ke Email: antologipuisikuflet@gmail.com atau melalui WA Panitia 082392416620” Papar Fikri mahasiswa Teater ISI Padangpanjang.
(Win Ansar)
Berikut nama, judul dan kota asal penyair yang lolos kurasi
- Abdul Hamid (Padangpanjang), Duka Di Tanah Rencong
- Ace Sumanta (Bogor), Catatan Selembar Daun
- Ahmadun Yosi Herfanda (Tanggerang Selatan), Air Mata Aisya
- Aisyah Amelia (Jantho), Nestapa Aceh
- Alfandy An/Cek Man (Lubuk Linggau), Kuasamu Begitu Indah
- Alhendra DY (Jambi), Enam Koma Empat
- Andul Hakim (Madiun), Bangkitlah Aceh
- Askar Marlindo (Medan), Derita Gempa Di Tanah Rencong
- Asmira Dieni (Takengon), 7 Desember Di Pidie Jaya
- Asro Almurthawy (Bangko), Catatan Penyaksi
- Awaluddin Ishak D (Jantho), Subuh Di Pidie
- Awi Anjung (Pekanbaru), Memandang Malam Kuberbisik
- Ayu K. Ardi (Payakumbuh), Sesaat Sebelum Hujan
- Badaruddin Amir (Sulawesi Selatan), Aceh Yang Luka Aceh Yang Duka
- Bambang Kariyawan (Pekanbaru), Aku Merapal Doa
- Bambang Widiatmoko (Bekasi Timur), Negeri Cincin Api
- Boy Candra (Padang), Bapak Jauh Di Sana
- Budhi Setyawan (Jakarta), Membaca Aceh
- Bussairi D. Nyak Diwa (Aceh Selatan), Pante Raja-Samalanga; Untukmu Maha Duka
- Dang Mawar (Pekanbaru), Mak, Beri Kami Kekuatan
- Denni Meilizon (Padang), Orang-Orang Tercinta
- Desmayenti (Jerman), Pada Sabda Alam
- Dewa Putu Sahadewa (Kupang Nusa Tenggara Timur), Tangis Untuk Pidie
- Dewi Sartika (Tanah Datar), Kebesaran Tuhan
- Dheni Kurnia (Pekanbaru), Ruh Yang Terbang Subuh
- Djazlam Zainal (Malaysia), Yang Di Uji Hanya Kebenaran
- DM Ningsih (Pekanbaru), Selamat Jalan, Cut
- Dulrokhim (Ourworejo), Sekeping Doa
- Dwi Wahyuni (Karang Anyar), Aceh Kembali Berkisah
- Edrida Pulungan (Medan), Acehku Pada Sekeping Kisah Damaiku
- Emi Suy Hariyanto (Jakarta), Kabar Pilu
- Endut Ahadiat (Padang), Aceh Diguncang Gempa
- Eric F. Junior (Pekanbaru), Tafakurlah Kawan
- Fakhrunnas MA Jabbar (Pekanbaru), Ada Yang Lebih Gempa Sekitar 6,4 Skala Reitcher Pidie
- Fikar W. Eda (Jakarta), Lempeng Yang Bergerak
- Fiqkri Aprija (Padangpanjang), Sebaris Doa
- Gebriella R. Almade (Jakarta), Membangun Kembali Harapan
- Hamdani Mulya (Lhokseumawe), Aceh Menangis Dalam Isak Tak Terkira
- Harkoni Madura (Jawa Timur), Pidie Satu Episode
- Harnina (Payakumbuh), Tangis Yang Pecah Di Subuh Buta
- Hasan Basri BFC (Bogor) Dukamu Tak Abadi
- Hasan Maulana (Malaysia) Dibalik Gempa
- Heri Efrian MS (Banda Aceh) Trienggadeng 6,4 SR
- Hermawan (Padang) Lafaz Di Pidie
- Husaini Jamhur (Pekan Baru) Mengenang Luka
- Husnul Badri (Banda Aceh) Puisi Gempa Peduli Aceh
- Igir Al Qatari (Papua) Rembulan Meredup Separuh Wajah
- Ihsan Subhan (Cianjur) Riwayat Retak Kepada Pidie Jaya
- Ilham Handoko (Jambi) Meunasah Ku Yang Punah
- Ine Salvani Renggali, SY (Takengon) Gempa Aceh
- Inyong Budi (Padangpanjang) Kala Etha Tersadar
- Iqbal Baraas (Padepokan) Menjelang Jejak Tanah Berpijak
- Iranda Novandi (Banda Aceh) Enam Koma Lima
- Ithonk Mulyadi (Bayu Wangi) Gempa Pidie : Antara Koma Dan Jeda
- Itov Sakha (Pematang Siantar) Gadis Kecil Menulis Buku
- Iyut Fitra (Payakumbuh) Puisi Yang Kujanjikan
- Jasman Bandul (Bandul) Pidie, Gempa Di Subuh Berpeluh
- Jumari HS (Kudus) 6.5 Skala Ritcher Menyeru Airmataku
- Khatami Zakaresa (Aceh) Gempa Pijay
- Kurliyadi (Bekasi Barat) Di Pidie Setelah Subuh Dikumandangkan
- Laela Nur Hamidah (Cilalap) Jerit Tengah Malam Di Aceh
- Linda Handayani (Aceh) Pengantin Syurga
- LK. Ara (Banda Aceh) Serpihan
- Loli Rahmana Putri (Padang) Rindu Sajadahmu
- Mady Lani (Pagaralam) Qasidah Air Mata
- Mahfudhzain (Semarang) Sepucuktanda
- Masriyah Bt. Misni (Malaysia) Rawan Gempa Aceh)
- Maulita (Banda Aceh) Aceh, Bersama Gempa
- Meifrizal (Lubuk Sikaping) Duka Hitam Duka Kami
- Mezra E. Pellondou (Nusa Tenggara Timur) Bersama Mengurai Gelisah
- Moehadi Sastra (Pekan Baru) Sebatas Itu
- Mohammad Arfani (Palembang) Kepada Tuhanku
- Mohd Adid Ab Rahman (Malaysia) Aceh Menangis Lagi Digegarkan Gempa
- Muhammad Daffa (Banjar Baru) Air Mata Desember
- Muhammad Rain (Langsa) Ritus Gempa
- Muhammad Subhan (Padangpanjang) Rateb Orang Pidie
- Muhammad Zarqoni (Jakarta) Mengapa Aceh
- Muhsyanur Sharir (Sulawesi Selatan) Tuhan, Maafkan Mereka
- Mulia Mardi (Cina) Ingatan Aceh Akhir Tahun
- Mustafa Ismail (Jakarta) Rumah Dekat Laut
- Mustiar A.R (Meulaboh) Gampong Atjeh
- Nashita Zayn (Purbalingga) Selembar Peta Ibu
- Nelson Dino (Malaysia) Alamat Dunia
- Netti Herawati (Lombok) Aceh Menyapa
- Novia Rika Perwitasari (Jakarta) Keude Meureudu Bernapas Biru
- Raden Rita Yusri (Padang) Jerit Di Antara Reruntuhan
- Rairatul Tasbiah (Pekan Baru) Parau Hati
- RD Kedum (Palembang) Tangis Jeumpa
- Rida Nurdiani (Bogor) Doa Di Tralis Masjid Tua
- Rini Intama (Garut) Doa Yang Kutanam Di Tanah Pidie
- Saifa Walya Talatthov (Bantul) Keluarga Kata
- Salman Yoga S (Takengon) Seudati Sufi
- Saniman Andikafri (Padangpanjang) Jeritan 5:03, 6,4 SR
- Sherly Ekaputri Arnas (Padangpanjang) Dongeng Gempa
- Soeryadarma Isman (Banda Aceh) Nyeri Aceh
- Soetan Radjo Pamoentjak (Bukittinggi) Duka Dan Lukanya
- Subhi (Kuala Simpang) Elegi 6,5 SR
- Sulaiman Juned (Padangpanjang) Aceh: Subuh 5.03, 6,4 SR
- Sulaiman Tripa (Banda Aceh) Kukirim Sepucuk Bunga Untuk Kalian
- Suyadi San (Medan) Hari Ini Semuanya Telah Tiada
- Suyatri Yatri SP, Bumi Aceh Berguncang
- Syarif Aliza (Meulaboh) Subuh 6,4 SR
- Syarifuddin Arifin (Padang) Lukamu Tiada Darah, Sayang
- T.M Sum (Pekan Baru) Doa Akhir Tahun
- Taufiq Sudjana (Bogor Utara) Duka Kita Belum Selesai
- Tengku Zulkarnain (Siak) Jangan Tanya Mengapa
- Teuku Abie Yoes (Samalanga) Sesaat, Serasa Kiamat
- Teuku Afifuddin (Jantho) Perjalanan Ke Pidie Jaya
- Teuku Dadek (Meulaboh) Ketika Bencana
- Teuku Kemal Fasya (Lhokseumawe) Di Tepi Jalan Yang Retak
- Thayeb Loh Angen (Banda Aceh) Guncang Gemuru
- Tiara Sari (Padang Pariaman) Pidie Jaya: Kau Disebut Dalam Setiap Sujud
- Ubai Dillah Al Anshori (Pematang Siantar) Bercerita Tentang Pidie
- Veni Rosari (Bogor) Mengapa Masih Ada Tenda Pengungsi Di Pidie
- Vonny Aronggear (Papua) Duka Aceh Luka Kami
- Wacana Minda (Malaysia) Embun Buram Bulan Desember
- WD. Djambak (Padang) Tuan Penyeduh Kopi Dan Senja Di Langit Pidie
- Wiekerna Malibra (Bekasi) Realita Gempa Pidie
- Win Ansar (Banda Aceh) Pidie Jaya 05:03
- Win Gemade (Takengon) Bingkisan Akhir Tahun
- Wirja Taufan (Padang) Puisi 6,4 Sr Gempa Pidie Jaya
- Yanto Garuda (Bayuwangi) Sajak Batu Nisan
- Yunhy Ammarsyah (Sulawesi Barat) Duka Aceh Duka Bangsa Kita
- Zab Bransah (Langsa) Pantai Manohara Murka
- Zahraini Zainal (Banda Aceh) Gempa
- Zulfikar (Banda Aceh) Hikmah Sepotong Bulan
- Zuliana Ibrahim (Takengon) Risalah Subuh
Ditetepkan di Padangpanjang
12 Januari 2017
Dewan Kurator
Sulaiman Juned (Komunitas Seni Kuflet)
Salman Yoga S (The Gayo Institut)
Muhammad Subhan (FAM Indonesia)