Jalan eks PT KKA Mulus; Kunjungan ke Lhok dan ke Gayo Membludak

oleh
Jalan KKA Kamp (Kem) kampung terakhir Bener Meriah sebelum perbatasan Aceh Utara. (LGco_Khalis)
Jalan KKA Kamp (Kem) kampung terakhir Bener Meriah sebelum perbatasan Aceh Utara. (LGco_Khalis)

Laporan Khalisuddin, Sadra Munawar, Win Ansar

RAMPUNGNYA pengaspalan jalan Lintas Gayo, eks. PT KKA akhir tahun 2016 yang menghubungkan Redelong-Lhokseumawe membuat frekuensi kunjungan masyarakat Gayo ke Lhokseumawe dan sebaliknya semakin tinggi.

Masyarakat lalu lalang dengan waktu tempuh rata-rata 2 jam, tidak hanya urusan perdagangan, namun juga keperluan lain dari keperluan berobat hingga berwisata. Atau sekaligus dengan berbagai keperluan.

Seperti di salahsatu klinik kesehatan di Krueng Geukueh Lhokseumawe, dilaporkan wartawan LintasGayo.co Ansar Salihin, Kamis 29 Desember 2016 lalu, dari 40an pasien, sedikitnya 30 orang pasien berasal dari Aceh Tengah dan Bener Meriah berobat atau cek kesehatan di klinik tersebut.

“Sudah banyak orang Bener Meriah dan Aceh Tengah berobat ke tempat ini. Kata mereka ada yang sudah berobat di sana sudah sembuh, karena itulah saya mencoba juga untuk berobat kesini,” ungkap Zakaria, salah seorang warga dari Buntul Kemumu Bener Meriah.

Umumnya, mereka mengaku perjalanannya sekaligus berwisata ke sejumlah tempat di Aceh Utara dan Lhokseumawe melintasi jalan eks PT. KKA.

(baca : Jalan LintasGAYO eks.KKA Lebih Nyaman ke Lhokseumawe dan Aceh Utara)

Jemur kopi Gayo di pantai Ujung Blang

Mulusnya jalan ini juga dimanfaatkan oleh pedagang pengumpul kopi di Bener Meriah, bukan urusan jual menjual, tapi menjemur kopi di pantai karena Bener Meriah berhari-hari dirundung mendung dan hujan.

Seperti yang dilakukan Syukri, warga kampung Seni Antara, Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah menjemur 3 ton kopi di pantai Bangka Krueng Geukuh, Lhokseumawe yang diangkutnya melalui jalan Lintas Gayo, eks PT. KKA.

“Hujan setiap hari, kopi tidak bisa dikeringkan, terpaksa saya jemur disini,” ungkap Syukri kepada wartawan LintasGayo.co, Sadra Munawar, Jum’at 2 Desember 2016.

Mengisi liburan dengan berwisata ke Lhokseumawe diakui seorang warga Kemili Takengon, Nur. “Kami sekeluarga beberapa hari lalu berwisata ke water boom Lhokseumawe, rupanya pengunjungnya banyak yang dari Gayo,” ungkap Nur.

Pemuda Bener Meriah di Goa Jepang

Memasuki tahun baru Masehi 2017 yang diawali dengan liburan sekolah dan perkantoran pemerintah serta swasta, nilai penting jalan yang awalnya di survey oleh Joko Widodo saat bekerja di PT. KKA tahun 1986 tersebut kian terasa.

Dari pantauan, Minggu 1 Januari 2017, arus lalulintas dari dua arah berlawanan lebih ramai dari biasanya. Berbagai jenis kenderaan dengan nomor polisi berawal BL dan berujung K, Q (Aceh Utara), N (Lhokseumawe), D (kota Langsa), F (Aceh Timur) cukup ramai melintas. Begitu juga kenderaan bernomor polisi daerah lain hingga BK dari Sumatera Utara.

Beberapa lokasi wisata favorit yang dikunjungi warga Gayo di Lhokseumawe  diantaranya pantai Ujung Blang yang tidak jauh dari pusat kota, tepatnya di Desa Hagu Barat Laut. Dengan biaya parkir roda dua perunitnya Rp.5 ribu dan roda empat Rp.10 ribu. Pengunjung yang masuk tanpa dipungut bayaran.

Pemuda Bener Meriah di Water Boom Lhokseumawe

Salahsatu tempat yang paling ramai dikunjungi warga Gayo adalah pemandian Water Boom yang lokasinya lumayan jauh dari kota Lhokseumawe, setengah jam perjalanan menuju ke lokasi di Desa Alue Liem, Kecamatan Blang Mangat. Perorang yang masuk dikenakan biaya Rp.20 ribu dan parkir sepeda motor Rp.5 ribu dan kenderaan roda empat 2 kali lipatnya.

Selanjutnya Bukit Goa Jepang yang tidak kalah bikin penasaran warga Gayo, objek wisata di Desa Belang Panyang ini letak yang sangat strategis di ketinggian layaknya Pantan Terong di Takengon. Tempat ini hampir dipenuhi oleh masyarakat dari dataran tinggi Gayo saat liburan. Disini parkir dibebaskan tanpa bayaran, namun dikenakan biaya masuk Rp.5 ribu perorangnya.

“Saya berlibur kemari karena memang sekarang sudah dekat lewat jalan KKA kemudian tempat disini juga menarik, jarang saya kunjungi,” ujar pemuda dari Bener Meriah, Ardian kepada wartawan LintasGayo.co, Sadra Munawar, Minggu 1 Januari 2017 di Bukit Goa Jepang.

Jalan eks. KKA mulus. (LGco_Khalis)

Ditimpali Ardian, dirinya dengan sejumlah rekan berlibur dengan mengendari sepeda motor, cuma sekitar 1,5 jam dari Bener Meriah mereka sudah di lokasi wisata. Tahun-tahun sebelumnya, saat libur mereka ke Banda Aceh atau Sabang.

Kondisi sebaliknya, efek ekonomi positif dari terbukanya jalan eks. PT. KKA ini adalah melonjaknya kunjungan ke Gayo, khususnya ke Danau Lut Tawar dan destinasi wisata lainnya di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Hotel, penyedia makanan dan coffee shop dipadati tamu saat liburan atau akhir pekan.

“Bertambah ramai, tahun ini banyak yang datang dari Lhokseumawe dan sekitarnya termasuk dari Aceh Timur dan Tamiang selain dari arah Bireuen hingga Banda Aceh, saya ketahui dari nomor polisi mobilnya,” ungkap Abdul Gani, sumber LintasGayo.co di Nosar Kecamatan Bintang.

Lut Tawar dari Udara. (LGco_Khalis)

Menurut dia, wisatawan juga datang dari Blangkejeren Gayo Lues dan Kutacane Aceh Tenggara. “Ini tidak lepas dari sudah bagusnya jalan ke Gayo Lues dari jalan lingkar Danau Lut Tawar,” ujar Abdul Gani.

Pun kunjungan membludak, kata dia, tidak terjadi kemacetan lalulintas yang parah seperti tahun-tahun sebelumnya. “Beberapa titik jalan lingkar danau yang sempit sudah dilebarkan dan diaspal mulus seperti di Dedalu dan Birahpanyang,” kata Abdul Gani.

Rawan Kecelakaan

Akses jalan mulus kerap jadi biang terjadinya kecelakaan. Begitulah yang terjadi baik di jalan mulus Takengon-Bintang Lut Tawar atau jalan eks. PT KKA.

Kondisi ini diperparah dengan belum adanya rambu-rambu seperti di jalan KKA.

Sedikitnya 5 kecelakaan kenderaan roda empat terjadi di jalan eks. KKA Lhokseumawe – Aceh Utara dalam sebulannya. Demikian diungkapkan seorang warga Kem Buntul Kemumu Bener Meriah, Aman Purnama, Jum’at malam, 23 September 2016 lalu.

Penyebab lainnya, aspal mulus belum diberi garis putih, baik di median ataupun disisi kanan dan kiri jalan. Seperti halnya rambu-rambu, garis ini sangat vital karena menjadi pemandu pengemudi saat melaju, terlebih saat akan mendahului kenderaan lain atau saat malam hari. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.