Pidie Jaya-LintasGayo.co : Dunia pendidikan menangis, yang diakibatkan hentakan Gempa bumi berkekuatan 6,5 SR yang terjadi di Provinsi Aceh khususnya di Kabupaten Pidie Jaya pada 7 Desember 2016 lalu.
Puluhan sarana pendidikan berbagai tingkatan rusak berat, sedang dan ringan di wilayah terkena gempa tersebut. Data dari Dinas Pendidikan Pidie Jaya mencatat 84 sekolah rusak Kerusakan sarana pendidikan meliputi SD 60 unit, SMK 4 unit, SMP 15 unit dan SMA 5 unit. Rusaknya sarana sekolah menyebabkan aktivitas belajar lumpuh total.
Menanggapi kondisi tersebut, butuh perhatian semua pihak terkait untuk pendidikan. Dalam mengatasi kekurangan tenaga pengajar tersebut, maka Batalyon Infanteri 113/JS menugaskan prajuritnya yang memiliki kemampuan mengajar untuk menjadi guru sukarela seperti di SD Negeri Jiem-jiem, Bandar Baru, Rabu (14/12/16).
Adapun yang menjadi guru tersebut yakni, Praka Sagita dengan mengajarkan ilmu tentang agama Islam, Praka Teuku Kausar mengajarkan Bahasa Indonesia, Pratu Beni sebagai guru olah raga.
Praka Sagita mengatakan, proses belajar mengajar ini, Untuk membantu masyarakat yang terhambat masalah penyelenggaraan pendidikan akibat bencana gempa, baik dari segi tenaga pengajar.
“Meskipun proses belajar-mengajar dilaksanakan di tenda-tenda sederhana yang didirikan oleh TNI , tetapi setidaknya ikut serta membantu melancarkan dan memberikan pelajaran dengan baik,” ucap Sagita.
Ia berharap, sarana pendidikan yang telah rusak dapat dibangun dengan segera, sehingga anak-anak negeri berkabut ini bisa belajar dengan pendidikan yang layak, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Dasar, karena dengan pendidikan negeri ini akan bisa bangkit dari keterpurukan.
“Dengan pendidikan negeri ini, juga bisa menentukan arah masa depannya, akan dapat tergapai dengan mudah dan menjadi pandai,” pungkas Praka Sagita Prajurit Batalyon Infanteri 113/JS.
(SP)
