Oleh : Muhammad Ibnu Akbar*

TABLE top tourism merupakan salah satu program yang digagas dan difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh. Tujuannya mempromosikan dan memperkenalkan sebanyak 797 destinasi wisata yang ada di seluruh Aceh serta 595 cultural Aceh.
Melihat jumlah dari seluruh wisatawan asing yang datang ke Aceh dari tahun ke tahun, Thailand negara yang paling sedikit berkunjung. Kebanyakan warga Thailand yang berkunjung ke Aceh berasal dari wilayah Thailand Selatan.
Mereka datang bukan sebagai turis melainkan sebagai mahasiswa di UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Banyaknya rumor yang berkembang di Thailand bahwa Aceh sebagai destinasi wisata halal dan juga penerapan syariat Islam menjadi kendala utama bagi warga Thailand untuk datang ke Aceh yang mayoritas beragama Budha dan Hindu.
“Untuk itu kami hadir ke Thailand untuk mengklarifikasi dan mematahkan semua isu yang berkembang tersebut. Aceh adalah destinasi wisata yang aman untuk semua agama, juga kami hadir kemari untuk menunjukkan bahwa Aceh merupakan destinasi wisata yang dapat di andalkan, baik untuk wisata religi, adventure, kuliner dan salah satu kopi terbaik yang diakui dunia adalah kopi Gayo yang berada di Provinsi Aceh,” ungkap perwakilan Dispora Aceh, Amiruddin Cut Hasan dihadapan para pelaku wisata Provinsi Songkla Hat Yai, Thailand, Rabu 2 Nopember 2016.
Pada kesempatan ini juga Konsulat KBRI di Songkhla Thailand, Triyogo Jatmiko, mengapresiasi langkah-langkah yang di tempuh Pemerintah Aceh dalam memperkenalkan destinasi wisatanya.
“Saya berkeinginan Aceh dapat menjadi destinasi favorit dunia, seperti Pattaya, ratusan wisatawan setiap harinya yang datang berkunjung ke Pattaya. sebagai mana kita ketahui bersama, Pattaya memiliki image sebagai destinasi (maaf), destinasi sex,” ungkap Triyogo.
“Namun tidak semua wisatawan mancanegara yang berkunjung kesana mencari wisata tersebut, banyak juga turis yang datang bersama keluarga mereka,” timpalnya.
Lalu, kenapa Thailand menjadi salah satu destinasi wisata dunia? karena di Thailand adanya Relax Peace Of Life (kenyamanan dan keamanan hidup).
Ketika berada disini, pemerataan harga, maksudnya di sini harga barang yang di jual sama walau pun di tempat yang berbeda dan penjual yang berbeda.
Selanjutnya adalah keamanan, disini tidak ada preman, jadi wisatawan mau pulang pagi ke hotel, sendiri atau rame-rame tidak bakal ada yang ganggu.
Disamping itu, wisata Thailand punya badan otorita pariwisata yang memiliki wewenang penuh dalam mengawasi wisatawan, harga barang, kualitas barang, standar penginapan dan kebersihan penginapan serta berperan penting membuat wisatawan merasa nyaman ketika berada di Thailand.
Tidak seperti beberapa daerah yang pernah saya kunjungi, ketika saya turun dari bandara, supir taksi berebut narik-narik saya, adanya pengamen yang terkesan memaksa untuk kita membayar saweran, bahkan saya pernah di palakin preman ketika berada di kota X.
Pemerintah Thailand juga mendorong dibukanya rute penerbangan negara berjuluk Gajah Putih itu, dengan memberikan insentif biaya parkir pesawat dan handlingnya ground pesawat yang murah.
Itu tadi beberapa indikator penunjang pariwisata disini. Saya yakin Aceh akan menjadi salah satu destinasi wisata favorit dunia.
“Berbicara kopi, saya mohon sampaikan kepada saya ketika ada event kopi atau pameran kopi, saya akan datang ke Aceh bersama para pengusaha kopi,” tandas Konsulat KBRI Bangkok tersebut.
Paparan ini diutarakan saat pelaksanaan Tablet Top Sales Mission Aceh Tourism Destination di Convention Hall BP Grand Tower Hat Yai Songkhla Thailand 1-3 November 2016.[]
*Salah satu peserta yang ikut dalam promosi wisata Aceh ke Thailand, berasal dari Takengon, Aceh Tengah