Arah Pariwisata Gayo Menurut Manajer Pemasaran KUONI, Perusahaan Wisata asal Perancis

oleh

Oleh : Win Wan Nur

Marie-Odile Fleury
Marie-Odile Fleury

KUONI adalah sebuah perusahaan pariwisata yang didirikan pada tahun 1906 di Zurich Swiss oleh Alfred Kuoni . Perusahaan ini kemudian menjadi sedemikian besar, memiliki cabang di seluruh dunia dengan mempekerjakan sampai 3000 karyawan. Termasuk di Indonesia

Dalam perkembangannya, Kuoni dikenal sebagai perusahaan penyedia jasa wisata untuk kategori pasar menengah ke atas. Pada tahun 2013, pada acara tahunan World Travel Awards Kuoni Group dinobatkan menjadi “World’s Leading Luxury Tour Operator” alias “Tur Operator kelas atas terdepan di dunia”
Untuk operasinya di Indonesia Kuoni bekerja sama dengan Asian Trail dan dalam waktu lama menjalin kerjasama dengan baik. Sayangnya dalam beberapa tahun belakangan ini ada trend penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia melalui Kuoni.

Tapi trend tersebut tampaknya akan berubah pada tahun ini. Indikasinya bisa dilihat dengan kehadiran Marie-Odile Fleury yang menjabat “Responsable de Vendre Spéciale” yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih bisa diartikan sebagai “Penanggung jawab pemasaran khusus” pada Kuoni France.

Marie-Odile Fleury khusus dikirim oleh pada Kuoni France untuk memeriksa kesiapan Indonesia untuk menerima wisatawan yang akan mereka kirimkan pada tahun 2017 mendatang.

Mengapa Kuoni France sampai merasa perlu khusus mengirimkan salah seorang stafnya untuk memeriksa kesiapan di Indonesia?

Kepada LG.co yang selama tiga hari menemaninya mengunjungi calon hotel dan mencicipi makanan restoran-restoran yang akan menjadi partner kerja sama mereka di Bali pada tahun 2017 nanti. Marie-Odile mengatakan kalau saat ini para calon wisatawan di Perancis yang sedang mempersiapkan rencana perjalanan wisata untuk tahun depan, sekarang sangat ramai memperbincangkan Indonesia.

Ditanya penyebabnya, Marie-Odile menjelaskan kalau tahun ini pemerintah Indonesia sangat gencar mempromosikan pariwisata Indonesia di Perancis. Melalui poster-poster sampai acara televisi. Bahkan menurut perempuan yang tinggal di Paris ini pemerintah Indonesia baru-baru ini baru membuka kantor promosi pariwisata yang cukup besar di Perancis. Usaha ini ternyata menggugah minat banyak orang untuk berkunjung ke negara ini. Kuoni sendiri yang mematok bandrol harga 2.323 Euro (sekitar 33 juta rupiah) per orang untuk perjalan ke Indonesia selama sembilan hari di Jawa dan Bali diperkirakan tahun depan akan mampu mengirimkan wisatawan sebanyak 2500 orang, di luar musim ramai juli dan agustus. Asia Voyage, Thomas Cook dan Vacance Transat yang merupakan pesaing berat Kuoni juga diperkirakan akan mampu mengirimkan wisatawan dengan jumlah yang kurang lebih sama dengan mereka. Ditambah dengan agen-agen perjalanan dengan segmen pasar berbeda seperti Club Med, Huwan, Nouvelle Frontier, Voyager du Monde dan puluhan agen-agen wisata baru di Perancis yang semuanya menjual paket wisata ke Indonesia. Diperkirakan tahun ini tak akan kurang dari 40 ribu orang turis asal Perancis yang akan membanjiri Indonesia.

Tapi sayangnya menurut Marie-Odile Fleury sebaran kunjungan turis asal Perancis yang akan mengunjungi Indonesia tahun depan ini tak akan merata ke semua wilayah. Hampir dari seluruh turis yang akan datang itu tetap akan menjadikan Bali sebagai tujuan utama, kemudian mereka juga akan mengunjungi Jawa sebagai tambahan dan kemudian Lombok , Komodo dan Sulawesi sebagai selingan dan sebagian kecil akan ke Kalimantan.

Ketika LG.co menanyakan bagaimana dengan Sumatera Penanggung Jawab Pemasaran Khusus Kuoni France ini menjawab kalau Sumatera tidak begitu dikenal di Perancis. Dia kemudian balik bertanya, apa yang menarik dari Sumatera?

Saat dijawab di Sumatera ada taman nasional Leuser yang merupakan satu-satunya taman nasional di dunia yang memiliki empat jenis hewan istimewa Orang Utan (jenis kera besar), Harimau, Gajah dan Badak dan juga Gayo yang merupakan penghasil kopi arabika terbesar di Asia, perempuan yang sudah tiga belas tahun bergabung dengan Kuoni ini langsung berpikir untuk membuat konsep wisata tematik. Misalnya melibatkan wisatawan dengan masyarakat yang mengusahakan kopi, terlibat dalam proses pengolahan kopi dan sejenisnya yang tentu saja dipadukan dengan menyaksikan keindahan alam. Lalu Marie-Odile menyarankan agar promosi tentang Sumatera dan terutama Gayo lebih digencarkan lagi.

Tapi kemudian dia bertanya kembali bagaimana dengan infrastruktur perhotelan, ketersediaan guide dan restoran di Gayo?

Waktu LG.co menjawab itu masih merupakan tantangan, Marie-Odile menyarankan sebelum dipromosikan besar-besaran, sebaiknya ketiga hal ini diperbaiki dulu karena menurutnya, untuk pangsa pasar yang dia garap, sebelum memutuskan untuk mengambil sebuah paket wisata calon wisatawan pertama kali akan menanyakan ketersediaan guide yang bonafide, kemudian disusul dengan infrastruktur perhotelan dan terakhir kali ketersediaan restoran yang memadai.

“Jangan sampai kemudian Gayo menjadi seperti Malaysia yang membuat promosi besar-besaran, tapi ternyata setelah didatangi, tak ada hal yang benar-benar istimewa di negara itu. Paling hanya Borneo yang benar-benar orisinal”, katanya memberi contoh pada negara tetangga yang jor-joran promosi wisata dengan tagline “Truly Asia”, tapi setelah didatangi ternyata sangat biasa.

“Over promotion seperti itu membuat wisatawan kapok datang dan membuat reputasi yang buruk buat Gayo di masa depan”, tutupnya.[]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.