Banda Aceh-LintasGayo.co: Pengamat politik dan keamanan Aceh Aryos Nivada megatakan, perpindahan usungan Partai Amanat Nasional (PAN) Aceh dari pasangan Muazakir Manaf-TA Khalid tidak menyalahi aturan, karena PAN belum menyerahkan SK keputusan DPP.
“Sikap Ketua Umum PAN memutuskan mengusung Tarmizi Karim cenderung offset karena awalnya PAN mengarahkan usungan kepada Ahmad farhan Hamid, lalu pindah ke Muzakir Manaf, dan sekarang ke Tarmizi Karim,” kata Aryos Nivada melalui rilis yang diterima LintasGayo.co, Kamis 29 September 2016.
Peneliti dari Jaringan Survey Inisiatif (JSI) menilai perpindahan PAN ke Tarmizi Karim disebabkan oleh tekanan politik di elit nasional terlalu kuat, sehingga ketua PAN Aceh tidak sanggup menahan badan.
“Sikap inkonsistensi PAN ini dapat berdampak perpecahan di internal PAN sendiri. Tidak sebatas itu saja, efeknya ketua umum PAN akan mengeluarkan pernyataan sikap untuk internal DPW PAN secara tegas dan ada efek jera, akibatnya kerja politik PAN dalam memenangkan Tarmizi Karim tidak all out dilakukan kader,” jelas Aryos.
Bila ditinjau keuntungan PAN merapat ke Tarmizi Karim, lanjut Aryos, dilihat dari akses kekuasaan eksekutif yang dimenangkan PAN pada Pilkada 2012 yang lalu, itu tidak berdampak, karena setiap kandidat PAN di kabupaten/kota bekerja sendiri untuk memenangkan dirinya sendiri.
“Bisa jadi gerbong milik Tarmizi Karim, tapi isi gerbong akan lari ke Muzakir Manaf,” kata penulis buku “Wajah Politik dan Keamanan Aceh”ini.
Namun peluang Tarmizi Karim bisa menang jika masalah di partai pengusung dapat diselesaikan. Kedua penguatan mesin pemenangan. Ketiga logistik finansial harus kuat jangan terkesan pelit. Keempat harus mampu mengkoordinir koalisi besar partai pengusung.[tarina]
