Elegi Jalan Hidup Gadis Gigih Bersuara Merdu

oleh

[Features]
Oleh : Hani Sri Winda

Hani-Sri-Winda.-(1)AMINAH namanya lahir pada tanggal 20 April 1982. Sosok perempuan yang sangat kusayang dan kucintai, dia adalah adik perempuan ibuku, ia banyak memberiku motivasi dan kekuatan untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan misteri ini. Dia adalah wanita yang sangat hebat, pintar, cantik dan mandiri bisa mengerjakan semua hal dan mendapatkan apa yang dia inginkan. Dari sejak lahir saya dirawat dengan penuh kasih sayang oleh nya sampai sekarang saya tumbuh menjadi gadis dewasa, saya sangat beruntung mempunyai wanita ini, karna dia saya bisa belajar dan termotivasi untuk menjadi seseorang yang berguna bagi orang lain dan disukai banyak orang.

Dia tinggal bersama keluarga saya dari semenjak ayah dan ibu saya menikah dan belum mempunyai apa-apa, dia tetap setia mendampingi ibu baik itu disaat susah maupun senang. Betapa beruntungnya ibu memiliki adik yang sangat setia, pintar dan mandiri seperti dia. Ia  kami panggil dengan nama “Alot”. Alot adalah panggilan untuk adik dari ibu yang digunakan oleh orang Aceh bagian Barat dan Selatan.

Hari-harinya dihabiskan untuk merawat dan membesarkan kami dengan penuh kasih sayang, dia tidak pernah mengeluarkan kata lelah. Dari tiga orang anak ibu semua ia yang urus sementara ibu harus mengajar di sekolah. Kami dianggap seperti anak sendiri, apalagi adik saya sangat dekat dengannya dan tidak bisa dipisahkan.

Disamping ia sibuk mengurus kami dia juga aktif di pengajaran di TPA, ia mengajar mengaji anak-anak yang ada di kampung kami. Ia sangat pintar kalau dalam urusan agama, suaranya sangat merdu disaat mengaji, pengetahuannya tentang agamapun saat luas, maka tidak salah kalau dia menjadi guru mengaji yang sangat disukai oleh anak-anak.

 Dia juga sangat lembut kepada orang lain, terutama kepada anak-anak, tidak heran anak-anak di TPA pun sangat dekat dengannya. Selain dia menjadi guru mengaji di TPA dia juga aktif di acara-acara pengajian, tidak pernah absen untuk mengikuti acara pengajian, walaupun pengetahuan tentang agamanya sudah cukup luas dia masih tetap mencari ilmu-ilmu baru untuk dia pelajari.

Saya sangat ingat sekali kebiasaannya, membawa buku diary kemana pun dia pergi, dan apapun yang didapat pada hari itu pasti ditulis. Mungkin dengan kebiasaan itulah ia menjadi orang yang sangat pintar dan disukai banyak orang. Tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu dan mengaji setelah shalat, selalu mengatakan kepada saya kalau shalat itu adalah penolong kita di hari akhir nanti. Menceritakan tentang azab kubur, bagaimana orang jahat disiksa didalam kubur, bagaimana cara shalat yang baik dan benar, bagaiman cara menahan godaan disaat berpuasa, itu adalah salah satu caranya mengajarkanku tentang ilmu agama melalui bercerita. Ia juga menceritakan tentang impiannya naik pesawat, kereta api dan keliling Indonesia. Begitulah seterusnya hari-hariku jalani dengannya dengan penuh rasa gembira dan bersyukur mempunyai alot seperti dia yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Dan pada suatu hari di tahun 2004 Aceh mengalami musibah yang sangat dahsyat gempa dan Tsunami, beruntung dan sangat bersyukur daerah kami cuma hanya merasakan gempanya saja. Daerah kami tidak merasakan, karena musibah itu Alot meminta izin kepada ibu untuk menjadi relawan untuk membantu para korban di daerah Meulaboh Aceh Barat.

Ibu sebenarnya berat untuk melepaskan alot pergi jauh, karna dari kecil tinggal bersama, dan mereka sudah dari kecil sudah tidak memiliki orang tua. Akhirnya alot diizinkan juga untuk pergi ke Meulaboh Aceh Barat untuk menjadi relawan korban gempa dan Tsunami, disana ia bergabung dalam sebuah komunitas yang bernama MCC. Dari pekerjaan itu dia sudah bisa membiayai hidupnya sendiri dan sering mengirimi kami hadiah yang banyak, mengirimi baju baru, sepatu baru, buku pelajaran dan masih banyak lagi. Sungguh beruntungnya kami mempunyai alot seperti dia.

Kesibukannya yang baru ini membuat kami susah untuk berjumpa, dia hanya bisa pulang ke kampung pada saat lebaran tiba, kami tidak bisa lagi merasakan masakannya yang enak pada saat bulan puasa dan tidak ada yang bercerita lagi di saat mau tidur. Dia menjadi orang yang sangat sibuk pada waktu itu. Kami sangat merindukannya, rumahpun sepi tanpa sosoknya yang bisa menghangatkan suasana.

Kesibukan dan pekerjaan yang dia dapat itu membuat impiannya tewujud, yaitu naik pesawat, naik kereta api dan keliling Indonesia. Karena pekerjaannya itu sering keluar kota untuk memenuhi tuntutan pekerjaan keluar kota pasti naik pesawat dan setengah dari kota di Indonesia sudah dia datangi. Memang wanita yang satu ini sangat luar biasa, apa yang dia inginkan pasti dia dapatkan dengan mandiri tanpa bantuan orang lain.

Dia menekuni pekerjaan selama lebih kurang enam tahun lamanya. Waktu terus berlalu sampai tiba disaat dia mmenemukan sosok laki-laki yang menyayangi dan dia juga menyayangi laki-laki tersebut. Lelaki-laki tersebut adalah orang asli Meulaboh Aceh Barat, Abdul Halim namanya. Mereka menjalin hubungan sampai akhirnya resmi menikah. Alot pun memilih untuk berhenti dari pekerjaan yang sudah membuat impian terwujud karena suami melarangnya bekerja.

Masalah hidup memang tidak pernah berhenti datang kepada manusia yang hidup di bumi Tuhan ini, setelah Alot menikah masalah barupun mendatanginya. Mertuanya tidak menyukainya entah apa sebabnya. Apa karena Alot tidak mempunyai orang tua lagi atau dikarnakan alasan lain, hanya Tuhan yang tau tentang itu.

Hari demi hari dia jalani dengan sindiran-sindiran pedas yang terus dia dengar dari mulut mertuanya, namun dia tetap sabar karna dia tahu semua itu akan indah pada waktunya, terlepas dari cerita mertuanya yang tidak menyukainya, tiba-tiba suaminya juga membuat masalah baru, entah karena timbul rasa cemburu yang sangat mendalam dari hatinya atau entah karena pa saya tidak tahu. Lama kelamaan Alot tidak diberi izin pulang kerumah kami, ke kampung halaman nya sendiri, suami nya sangat cemburu dan egois. Tapi Alot tetap sabar menghadapi suaminya yang tiba-tiba berubah. Dia tetap mematuhi suaminya, karna dia tahu kalau seorang wanita yang sudah menikah itu surga nya berada dibawah telapak kaki suami.

Hari demi hari berlalu dengan segala permasalahan dihadapi, sampai akhirnya ia merasa tidak sanggup lagi menahan beban itu sendiri dan akhirnya Alot pulang kerumah kami tanpa seizin suaminya. Ia berada di rumah hanya seminggu tidak lebih dari itu. Alot menceritakan semua permasalahan yang ia alami selama menikah dan tinggal bersama mertuanya. Ibu saya pun sangat marah ketika mendengar cerita Alot yang sangat mengiris hati, karna seumur-umur tidak ada satu pun orang yang berani memaki adiknya itu. Ibu saya tidak bertindak gegabah, dia ingin melihat apa lagi yang dilakukan oleh mertua dan suami Alot.

Setelah seminggu berada di rumah kami ia pun kembali lagi ke Meulaboh tempat mertua dan suaminya. Hal yang seperti biasa terjadi lagi, Alot cuma bisa mengelus dada sambil mengatakan semua pasti akan indah pada waktunya. Seperti yang saya cerikan di atas tadi, Alot adalah sosok wanita yang sangat taat beribadah, dia tidak pernah lupa shalat lima waktu dan mengaji. Pada suatu malam Alot sedang mengaji dengan suaranya yang merdu, mertuanya mendengar lantunan ayat suci Al-qur’an yang Alot bacakan.

Sungguh diluar dugaan, mertuanya yang tadi sangat membenci sekarang luluh dengan mendengar suara mengaji A lot. Yang lebih diluar dugaan lagi, ternyata mertuanya itu tidak bisa mengaji. Dan pada suatu malam mertuanya menghampiri Alot dengan raut muka menyesal dan mulai berbicara dengan nada yang seperti orang yang menahan malu. Mertuanya ingin diajarkan mengaji sampai bisa mengaji merdu seperti Alot. Masya Allah betapa hebatnya rencana Tuhan. Kata-kata yang diyakini Alot selama ini terbukti “indah pada waktu nya”.

Mertuanya pun mulai menyayanginya dan sudah bisa menerima Alot dengan baik. Mereka mulai akrab sehingga kemanapun mereka berdua. Tidak lama kemudian Alot mendapatkan kabar gembira lain, ia positif hamil. Dalam kondisi itu ia tetap mengerjakan pekerjaan rumah yang cukup berat, dan apa yang terjadi setelah itu ??? Alot mengalami keguguran diusia kandungannya  yang ke- 3 bulan. Apa boleh buat Alot cuma bisa bersabar dengan apa yang menimpa.

Setelah kejadian itu cobaan lain pun menimpa, Alot terkena tumor yang bersemayam di lehernya, awalnya dia tidak menghiraukan penyakit itu, tapi lama kelamaan bertambah sakit dan susah untuk menelan makanan, dan pada akhirnya Alot memutuskan untuk mengoperasinya. Kami tidak bisa mengatakan apa-apa karna itu keputusannya sendiri, doa kami semoga operasinya berjalan dengan lancar dan Alot cepat sembuh.

Hari operasi pun tiba, Alot masuk ke ruang operasi sekitar jam 11 malam, kami hanya menunggu di luar sambil berdoa agar operasinya berjalan dengan lancar. Satu persatu orang yang sudah dioperasi dikeluarkan dari ruang bedah, sudah 3 orang keluar tapi Alot belum. Kami mulai panic, takut terjadi sesuatu. Tapi kepanikan kami pun hanya sia-sia, karna Alot sudah berhasil di operasi tapi masih belum sadar, masih di bawah pengaruh obat bius.

Tidak lama kemudian sekitar setengah jam Alot pun sadar, tapi sayangnya dia tidak bisa berbicara lagi. Sangat sedih melihat kondisi Alot yang seperti itu, makan hanya bisa masuk air karena belum bisa masuk makanan yang berat-berat. Kata dokter suara Alot akan keluar tiga bulan setelah operasi berlangsung. Waktu yang cukup lama untuk Alot bersabar agar suaranya pulih seperti biasa lagi.

Waktu pun berjalan sampai akhirnya suara Alot keluar lagi, tapi sayangnya suaranya tidak seperti yang diharapkan. Suaranya tertahan-tahan seperti ada sesuatu yang mengganjal dilehernya, dan pada saat tidur pun Alot susah untuk bernafas. Saya sangat sayang melihat kondisinya saat itu, rasanya saya ingin menangis melihat Alot yang sangat menderita.

Ibu saya juga tidak tahan melihat kondisi Alot yang seperti itu, lalu ibu mencari pengobatan alternatif yang bisa membantu menyembuhkan Alot. Sekian lama mencari akhirnya ibu berjumpa dengan seseorang yang bisa membantu menyembuhkan. Pengobatan pun dilakukan selama beberapa hari dan setiap hari saya mengantarkan Alot untuk pergi berobat ketempat pengobatan alternatif tersebut.

Kondisi Alot sudah mulai membaik, pada saat tidur juga dia sudah mulai bisa bernafas dengan baik, walaupun belum total. Perubahan itu membuat hati kami senang dan lega melihatnya sudah mulai membaik. Tiba saat pengobatan selanjutnya, Alot diminta oleh bapak yang mengobatinya itu untuk pulang beberapa hari kerumah suaminya, karna ada sangkut pautnya dengan pengobatan Alot.

Setelah beberapa hari di rumah suaminya diapun kembali ke rumah kami dan menjalani pengobatan seperti biasa. Hari demi hari dia lalui dan berobat dengan rutin, tapi Allah SWT mempunyai rencana lain untuk Alot yang lebih indah dan terbaik untuknya. Pada pagi itu sesudah Alot shalat subuh dia duduk di pintu samping rumah sambil termenung, lalu ibu menanyakan kenapa dia menjawab tidak apa-napa, lalu Alot pergi masuk ke kamar. Tidak lama kemudian Alot memanggil ibu yang sedang cuci piring di dapur, tidak lama kemudian ibu bergegas dan melihat Alot sudah tidak bernyawa lagi. Alot sudah dipanggil yang kuasa menuju surga-Nya dan meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Hari-hariku pun sangat terasa sepi tanpanya, biasanya apa saja kami lakukan berdua dan sekarang semuanya itu tinggal kenangan yang tidak akan saya lupakan  seumur hidup.

Inilah kisah singkat tentang seorang wanita yang begitu dekat dengan saya dan untuk saat ini saya sangat merindukannya. Semoga nanti kami dipertemukan kembali oleh Allah SWT. Amin ya rabbal ‘alamin.

“Untuk saat ini berpisah bukanlah alasan untuk bersedih karna kesedihan tak dapat mengembalikan apa yang menjadi hak Tuhan. Terimakasih Alotku sayang untuk setiap apa yang sudah engkau ajarkan kepadaku selama ini, tanpa nasehatmu aku tidak akan bisa sekuat ini, terimakasih karena selalu menyayangiku.

”Hidup adalah proses, Hidup adalah belajar, Tanpa ada batas umur, Tanpa ada kata tua. Jatuh, berdiri lagi. Kalah, mencoba lagi. Gagal, bangkit lagi, –never give up-. Sampai Tuhan berkata: “waktu nya pulang” . Semoga tenang dialam sana, canda tawamu takkan hilang akan selalu ada di dalam hatiku. I miss You!!.[SY]

Hani Sri Winda, lahir di Aceh Barat Daya, alumnus MAN Blang Pidie. Saat ini tercatat sebagai mahasiswi semester 6 di  Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry.

Tulisan di atas adalah tugas akhir semester mata kuliah “Penulisan Features” pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.