
“KHALIS” di Gayo kerap dipanggil “Halis”, tapi Khalis kali ini adalah seorang sahabat bernama Khalisuddin, sosok wartawan yang kepengin jadi Bupati Aceh Tengah melalui jalur independen. Tapi kenapa harus Khalis? Itulah dia yang berani bersikap dan penting dicontoh oleh generasi muda.
Tidak mudah memutuskan untuk menjadi Bupati, pemimpin masyarakat paling tinggi di tingkat kabupaten. Bertarung secara politik dan akal sehat, karena tampil sebagai calon pemimpin daerah adalah “uang keluar”, sehingga perlu berfikir lebih dibanding untuk hal-hal lainnya.
Dalam karya syair “ulama” Gayo (Alm) Abdurahim Daudy, atau biasa orang “Gayo” memanggilnya Mude Kala dari Kebayakan menulis syair berjudul “Gelumang Pitu” yang merupakan 7 hal yang patut dipahami sebelum mencalonkan diri sebagai pemimpin, yakni: Pertama: rugi belenye, Kedua: Badan Payah demu, Ketige: Kona Fitnah, Keempat: Mutamah Buet Diri, Kelime: Kona Caci, Keenam: Berhate Karu, dan Ketujuh: I dene setan, demu mien we kona ganggu.
Menurut saya, Gelumang Pitu adalah kondisi Rill bila seseorang sudah bertekad maju sebagai Bupati Aceh Tengah, termasuk Khalisuddin yang patut mendalami makna dari syair tersebut.
Kenapa patu mendalami maknanya? Tentu itulah pertanyaan singkatnya. Bila ditelaah sungguh besar godaan menuju orang nomor satu, dan biasanya pada tingkatan ketujuh di syair itu, seorang pemimpin lupa apabila dia adalah amanah, bukan menjadikan kekuasaan untuk kepentingan sendiri atau kelompoknya.
Khalis barangkali terbilang salah seorang yang masih menyimpan idealis tinggi, walau sebenarnya kadang-kadang tidak juga, hanya ditingkat yang kecil. Jadi sebelum melangkah, kelemahan itu harus berubah. Dia Idealis karena dia orang Gayo pertama yang total mengaitkan segala bentuk tulisan menjadi “Gayo”. termasuk media di luar Gayo. Dia juga salaah seorang penggagas media berbasis online, jadi hati-hati dengan tipisnya nilai idealisme saat berada di puncak.
Sbagai pemimpin Redaksi Media Online LintasGayo.co tentu Khalis tahu betul makna “Idealis” secara luas, namun bila maju menjadi calon kepala daerah “asal-asalan” tentu itu “mukunah” dan perlu segera “bertaubat”.
Namun begitu saya yakin, apabila niat membangun Gayo harus dimulai dengan keberanian, tanpa itu pasti “nihil”. Dan disini sebagai sahabat, saya adalah orang yang kesekian menyampaikan salud atas keberanian tersebut. Salut kepada Khalis, atasan langsung saya.[]
Penulis Adalah redaktur pelaksana Media LintasGayo.co tinggal di Banda Aceh.