Catatan: Supri Ariu*
“Mungkin, melalui Miko pula, Allah SWT ingin menunjukkan kepada kita semua bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Bukan kesempurnaan fisik yang menjadi patokan kemuliaan melainkan kegigihan dan niat yang tulus.”

SATU lagi putra Gayo penyandang disabilitas yang begitu menginspirasi. Namanya Heriyan Tuah Miko, biasa dipanggil Miko. Ia merupakan anak Desa Ramung Jaya, Permata, Kabupaten Bener Meriah. Anak kelahiran Takengon 16 Maret 1998 ini memiliki segudang cerita menarik yang tentunya patut dijadikan pelajaran bagi anak-anak Gayo bahkan bagi seluruh anak di negeri ini.
Sejak kecil Miko sudah dituntut untuk hidup mandiri, meski lahir dari keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan tidak membuat ia patah arang. Selain itu, ujian yang dibebankan kepadanya juga cukup berat, sebab Miko dipaksa menerima takdir akibat kedua orang tuanya yang memutuskan untuk bercerai.
Ujian yang diberikan kepada Miko tidak berhenti disitu, sejak lahir Miko sudah menanggung kekurangan fisik di bagian tangan dan kaki kirinya, namun hal itu tidak membuat ia menjadi lemah, tidak pernah terlihat rasa mengeluh tersirat di wajahnya, ia selalu berusaha melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi keluarga dan teman-teman di sekelilingnya.
Kepada LintasGayo.co, pada Minggu (15/5/2016) malam Miko mengaku, saat ini ia baru saja menyelesaikan sekolahnya di SMA Luar Biasa (LB) Bukesra Kota Banda Aceh. Saat ini, Miko yang merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara tinggal bersama Ibunya Nur Hasanah. Sebelum melanjutkan ke Banda Aceh, Miko menempuh pendidikannya di SDLB dan SMPLB Negeri Pembina Pante Raya.
Berkat kegigihan dan sifat pantang menyerahnya, Miko berhasil membawa harum nama daerahnya bahkan Provinsi Aceh. Sejak ia duduk di bangku SDLB, sudah banyak prestasi yang ia ukir. Meski dengan cacat pada tangan dan kakinya, Miko mampu meraih segudang prestasi yang tidak semua orang bisa melakukannya.
Miko tergolong sebagai anak yang multitalenta, selain mahir di bidang SAINS, ia juga berbakat di bidang olah raga dan seni. Miko pernah menjadi Juara 2 dalam ajang Lomba Kursi Roda tingkat Provinsi sebanyak dua kali, Juara 1 Baca Puisi tingkat Kota Banda Aceh, meraih Juara 2 dan 3 dalam Lomba Menulis Karya Ilimiah tingkat Provinsi, Juara 2 lari 100 meter tingkat provinsi dan Juara 1 lomba lari 200 meter tingkat provinsi. Miko juga pernah meraih Juara 2 olah raga tolak peluru tingkat provinsi dan pernah mewakili Aceh ke tingkat nasional meskipun belum berhasil meraih juara.
Segala prestasi yang pernah Miko capai sangat layak untuk di apresiasi khusus oleh semua pihak. Memiliki karakter yang pantang menyerah dan niat tulus untuk membanggakan daerahnya membuat ia layak dijadikan sebagai contoh bagi anak-anak Aceh.
Miko memiliki keinginan yang mulia, ia bercita-cita bisa melanjutkan pendidikannya ke tingkat kuliah untuk menjadi seorang Guru di Pendidikan Luar Biasa (PLB). Ia berharap, kelak bisa menjadi orang yang bermanfaat dan ikut memotivasi anak-anak penyandang disabilitas lainnya. Namun sayang, Miko harus bersabar, ia mengaku belum bisa melanjutkan pendidikannya karena keadaan ekonomi keluarga.
“Insya Allah nanti ada rezeki Bang, yang penting tetap berusaha dan berdoa,” ungkap Miko ramah.
Baru-baru ini, Miko melalui akun instagramnya @miko.arigayo98 memposting fotonya sembari menyampaikan harapannya kepada musisi Gayo Ervan Ceh Kul. Miko dalam keterangan fotonya menulis harapannya semoga penyanyi favoritnya tersebut bisa menciptakan sebuah lagu khusus untuknya.
“Ken penyemangat murip kami Bang Ervan Ceh Kul, nguk ke tos abang lagu ken jema lagu aku ni bang? (Untuk penyemangat hidup kami Bang Ervan Ceh Kul, bolehkah abang membuat lagu untuk orang seperti aku ini bang? | Gayo.Red)
Ditanya hal tersebut, Miko terlihat sedikit malu-malu. Miko menjelaskan belum pernah bertemu langsung dengan Ervan Ceh Kul, namun Miko mengaku sejak dulu ia sangat menyukai musik dan lirik-lirik yang terkandung di lagu Ervan Ceh Kul yang dikabarkan tahun ini akan kembali meluncurkan album solo keduanya.
Begitulah Miko, selalu bersyukur dengan segala kekurangan yang dimilikinya. Pun begitu, Miko tidak pernah lelah berjuang, selalu melakukan yang terbaik untuk semua orang. Mungkin, melalui Miko pula, Allah SWT ingin menunjukkan kepada kita semua bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Bukan kesempurnaan fisik yang menjadi patokan kemuliaan melainkan kegigihan dan niat yang tulus. Bisa kita simpulkan bahwa manusia yang sempurna adalah orang yang selalu mensyukuri segala kekurangannya.
Miko, jangan pernah menyerah. Sebesar apapun ujian yang datang terhadapmu, yakinlah Allah SWT sangat menyayangimu. Teruslah berjuang melanjutkan cita-citamu. Seperti Sikdam Hasyim Gayo (Baca: Sikdam Hasyim Gayo Hadir di Kick Andy Metro TV) atau Sahrifin (Baca: Catatan Sahabat: Lekas Sembuh Sahrifin), sebenarnya Miko sudah menjadi Guru kehidupan bagi kami semua.