Ampera Genca,ST,MT

KEBIJAKAN Pengelolaan Sampah dan strategi pengembangan sistim persampahan kota Takengon membutuhkan kajian dan perencanaan secara matang, selain pertimbangan Dampak Lingkungan (AMDAL) juga peluang kerjasama Pemerintah dan swasta dalam pengelolaan persampahan, menuju citra situasi dan kondisi kota Takengon yang aman dan tertib serta meningkatkan peran serta masyarakat di bidang kebersihan.
Hasil penelitian PT. Surveyor Indonesia warga kota menghasilkan sampah rata-rata 8,60 ons perhari/orang, terdiri dari suber sampah rumah tangga, sampah Industri dan sampah pasar, jika penduduk kota Takengon Aceh Tengah diperkirakan mencapai 120.000 jiwa berarti pruduksi sampai perhari mencapai 10 ton/hari. Hal ini membutuhkan keseriusan pemerintah dalam menangani sampah.
Pengeloaan sampah di Aceh Tengah saat ini masih menggunakan Paradigma lama yaitu Pengutipan, pengumpulan, angkut dan buang, hal ini akan selalu menimbulkan masalah sebagaimana masalah sampah menjadi issue besar saat ini karena masyarakat menolak pembuangan sampah pada Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA) Bur Lintang dan TPA Uwer Tetemi kecamatan Silih Nara karena sangat mengganggu lingkungan.
Pengelolaan sampah dengan sistim baru adalah sebuah strategi terbarukan yaitu Sampah dapat dikurangi (reduce), Penggunaan Kembali (Reuse), didaur ulang (Resicle) lalu di residu, diangkut dan buang pada tempat pembuangan akhir setelah bebas dari bau yang mengganggu lingkungan.
Sistim pengelolaan sampah terbarukan tidak pernah berhasil jika di tangani oleh pemerintah daerah karena perbandingan pelayanan pemerintah dengan pelayanan swasta cukup berbeda. Diantara perbedaannya adalah Pertama Kualitas Layanan pemerintah biasanya kurang peduli dan kontrol publik sangat kurang. Kalau pelayanan swasta memang harus peduli karena terkait dengan kontrak dan kontrol publik. Kedua Fleksible Manajemen pemerintah Kaku karena Prosudur dan birokrat sementara Swasta Fleksibel sesuai kebutuhan operasional. Ketiga Efisiensi pemerintah kurang (tidak peduli) sementara swasta sangat peduli karena menyangkut Rugi Laba dan keempat Cakupan Layanan Pemerintah sangat lamban sementara Swasta bisa cepat bila peluang dan pasar dibuka bagi mereka.
Penulis Tinggal di Takengon






