
Banda Aceh-LintasGayo.co: Narasumber acara Keberni Gayo Aceh TV, Iranda Novandi pada Jum’at (11/3/2016) malam menyampaikan pentingnya menulis untuk keberlangsungan peradaban Gayo. Wartawan Analisa ini menyampaikan, tulisan baik dalam bentuk artikel, berita atau buku menjadi satu-satunya bukti sejarah yang terjamin untuk pengetahuan para anak-anak Gayo kelak.
“Menulis adalah aktivitas mulia, manfaatnya akan terus dibutuhkan pada setiap orang. Khususnya Gayo, tulisan menjadi bukti otentik untuk mengenang sejarah apapun mengenai Gayo. Jangan sampai sejarah yang lalu atau yang baru terjadi saat inii menjadi dongeng di masa anak-cucu kita kelak,” pungkas Iranda Kepala Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Aceh ini.
Sementara itu, Supri Ariu yang juga turut diundang menjadi narasumber tayangan dengan tema Gayo Menulis ini mengatakan, saat ini minat menulis di wilayah Gayo bagi para pemuda-pemudi di wilayah Gayo mulai meningkat namun masih jauh dari cukup.
“Jika menurut amatan saya, baik melalui media sosial atau jumlah tulisan yang kami terima di LintasGayo.co, fungsi sebenarnya dari menulis ini masih belum tersosialisasi dengan baik di kalangan pelajar dan mahasiswa asal Gayo. Sama seperti saya dulu, menilai aktivitas menulis hanya sebagai hobi biasa-biasa saja,” ungkap salah satu Redaktur media online dan cetak LintasGayo.co ini.

Padahal, lanjut Supri mahasiswa pendidikan Geografi Unsyiah ini, menulis membawa banyak manfaat baik bagi diri sendiri juga orang lain. Menulis mampu meningkatkan kualitas pola pikir juga sudut pandang, memperluas pergaulan dan silaturahmi, membangun kapasitas diri untuk menjalin relasi, menjadi alat untuk membantu orang lain.
“Berhubung berbicara mahasiswa, tentu tidak terlepas dengan penghidupan di masa akan datang. Artinya, menulis bisa menjadi sumber rezeki tentunya dengan cara yang positif,” terang Supri.
Dalam talkshow ini, kedua narasumber juga turut menjawab pertanyaan interaktif penonton di rumah seperti tata cara menulis serta kesan dan harapan,”Kita berharap kedepan lomba menulis di daerah mulai tingkat desa, kecamatan dan kabupaten aktif digelar, meskipun dengan sederhana. Selain itu, kita berharap, kedepan pemerintah di Gayo bersedia menganggarkan dana untuk keperluan menerbitkan buku. Dengan begitu, buku-buku yang tentunya bermanfaat untuk penerus Gayo akan semakin banyak tercipta,” timpal Iranda. (Win)