Memaknai Sebuah Kemajuan

oleh

Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA*

jAMHURIPresiden Republik Indonesia Jokowi (Joko Widodo) dalam sambutannya ketika meresmikan Bandara Rembele yang bertempat di Kaupaten Bener Meriah pada hari Selasa, 02 Maret 2015 menyebutkan bahwa fungsi bandara adalah membuat integrasi satu daerah dengan daerah yang lain, antara Bener Meriah dengan Papua, Bener Meriah dengan Wamena dan Bener Meriah dengan semua daerah di Indonesia. Pernyataan ini memberi arti bahwa satu daerah dengan daerah lain sudah terkoneksi dan terintegrasi sehingga datangnya orang-orang dari satu daerah ke daerah kita (Bener Meriah/Gayo) dan perginya orang Gayo dari Bener Meriah/Gayo menuju daerah lain bukan lagi dalam ungkapan jauh dan melelahkan, tetapi ungkapan akan berubah kepada apa yang harus kita dibawa ketika ingin pergi dan apa yang harus kita diambil dan dibawa ketika pulang.

Sangat mungkin mereka yang datang tidak membawa apa-apa, mereka hanya membawa dirinya dengan dilengkapi kartu-kartu yang dapat menjamin kehidupan, keamanan dan kenyamanan di tempat yang mereka tuju. Karena itu didaerah yang mereka tuju mereka berharap bisa mendapatkan kehidupan, keamanan dan kenyamanan yang melebihi daerah asal mereka. Yang berhubungan dengan kehidupan adalah makanan, minuman, pakaian dan kebutuhan lain yang sesuai dengan keinginanan dan standar yang mereka mau. Kalau kita tidak mampu menyiapkan apa yang bisa memberi kehidupan kepada mereka maka mereka tidak akan datang lagi dan akan memberi tau kepada orang lain kalau kita tidak mampu memberi kehidupan kepada orang lain. Maka orang lain juga tidak akan mau datang ke daerah kita. Tidak cukup dengan memberi kehidupan, tetapi juga yang dicari adalah keamanan, tidak ada konflik, tidak ada perbedaan pada hal-hal yang yang sebenarnya tidak perlu diperbedakan. Juga mereka tidak mau diganggu oleh siapapun walau dengan alasan apapun. Karena itu tentu harus siap dengan regulasi yang mampu memberi keamanan dan perlu adanya kesamaan persepsi dalam menentukan arah pembangunan sehingga semua orang tau bahwa yang datang dan pergi mempunyai tujuan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Mukemel sudah dijadikan sebagai falsafah dalam kehidupan masyarakat Gayo, yang mempunyai arti bahwa masyarakat Gayo itu memiliki rasa malu (tentu malu dalam artian positif). Penjelmaan rasa malu dalam kehidupan masyarakat utamanya sangat menonjol dalam hal, dimana masyarakat Gayo sangat malu menjadi peminta-minta dan meminta-minta menjadi aib bukan hanya bagi diri si-peminta-minta tetapi juga bagi keluarga dan bahkan seluruh orang Gayo. Falsafah mukemel memotifasi orang Gayo menjadi orang yang ulet dan melatih orang Gayo menjadi pekerja kerasa serta tahan uji dari segala cobaan, mereka akan menjadi orang yang tidak mau kalau dan harus menang dalam seluruh aspek kehidupan, menjadi orang kaya karena kalau miskin harus peminta-minta, hadis Nabi juga mengatakan “kalau tangan yang di atas lebh dari tangan yang di bawah”, menjadi orang yang berilmu karena kalau menjadi orang bodoh maka hidup akan selalu terjajah, Tuhan kataka dalam firman-Nya “orang-orang yang memiliki ilmu akan ditinggikan derajatnya” menjadi orang harus menjadi orang baik karena kalau menjadi orang jahat hidup akan selalu dihina dan tidak mempunyai harga diri. Itulah diantara makna mukemel dalam budaya Gayo, dan karena upaya ini dikemas dengan baik maka mereka yang hidup di Gayo dan berdampingan dengan masyarakat Gayo pasti akan mendapatkan dan merasa kalau hidupnya selalu dalam.

Untuk itu siapkah masyarakat menyediakan apa yang diinginkan para tamu yang akan datang ke Gayo melalui Bandara Rembele, ada juga mereka yang datang tidak berharap kepada hasil alam Gayo, tetapi mereka perlu kepada indahnya panorama dan asrinya alam Gayo yang dilandasi dengan keorisinilan tradisi masyarakatnya ditambah dengan polesan ilmu pengetahuan para penghuninya. Inilah yang paling sulit untuk dilakukan, karena selama ini masyarakat yang mendiami Gayo terbiasa melayani dirinya dan tidak terbiasa melayani orang lain, kebanyakan mereka beranggapan bahwa alam yang ada hanya untuk mereka dan hanya untuk memberi kehidupan untuk mereka. Pada hal kalau pola ini sedikit saja kita robah akan menghasilkan sebuah nilai baha alam yang ditata dengan baik akan memberi kehidupan kepada semua orang tanpa kecuali, baik mereka yang menetap di sekitar alam atau juga mereka yang lewat atau dating sebentar ntuk menikmati alam.

Menjaga dan merawat tradisi merupakan perintah Tuhan, karena tradisi adalah identitas yang dilekatkan kepada suatu kaum atau bangsa. Dan ketika orang luar datang dan ingin melihat suatu daerah atau suatu kaum maka yang ingin dilihat adalah keorisinilan suatu daerah dan kemurnian suatu bangsa dan itulah yang dicari oleh-orang yang telah jenuh dengan perubahan. Karena itu kita harus mampu menunjukkan apa yang mereka cari, karena memang kita memiliki apa yang mereka inginkan, kita memiliki sumber daya alam yang luar biasa baik keindahan atau juga hasil alamnya, kita juga memiliki tradisi yang berbeda dengan orang lain. Maka karena itu kita bisa katakanmasyarakat yang amanah adalah masyarakan yang penduduknya selalu berusaha memelihara dan tidak ingin merubah kemurnian identitasnya karena mereka yang menghendaki perubahan hanya karena ketidak mauan menjaga identitas bisa kita maknai sebagai bangsa yang tidak amanah.

Tidak bisa dikatakan kalau yang bertanggung jawab untuk hal di atas adalah semua orang, karena tidak semua orang bisa membaca tanda alam dibalik kemajuan teknologi. Tetapi yang bisa membacanya adalah mereka yang meiliki ilmu pengetahuan serta mempunyai kekuasaan. Dalam hal ini bimbingan dari pemegang kebijakan sangat diperlukan yang pada akhirnya bisa membawa kepada kesejahteraan masyarakat.

*Dosen Fak. Syari’ah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.