Redelong-LintasGayo.co : Rapat Koordinasi dan workshop keterkaitan dengan kebencanaan kabupaten Bener Meriah yang di lakukan oleh Forum Pengurangan Resiko Bencana (F-PRB) yang di fasilitasi oleh IOM di laksanakan di kantor Karang Taruna Kabupaten Bener Meriah, Rabu 17 Februari 2016.
Peserta yang terlibat adalah BPBD Bener Meriah, Satgas SAR Bener Meriah, LSM Redelong Institute, LSM Bur Telong, Karang Taruna Kabupaten Bener Meriah, KNPI organisasi ini menjadi anggota Forum Kabupaten Bener Meriah.
Sebagai narasumber, tampil Fakhruddin selaku ketua Forum dan Direktur Redelong Institute, menyampaikan beberapa hal terutama kerja-kerja forum kedepan akan semakin berat bahkan peran fungsi forum ini akan lebih banyak memastikan kesiapsiagaan dan pembelajaran kebencanaan di tingkat masyarakat yang rentan bencana.
“Hal yang terpenting di tingkat pengambil kebijakan harus memastikan ketersediaan Regulasi dan anggaran menyangkut kedaruratan di saat bencana itu terjadi.,” ungkap Fakhruddin.
Sekilas analisa fakhruddin, komitmen anggaran yang dituangkan dalam APBD menyangkut kebencanaan justru menurun di bandingkan dengan tahun 2015, anggaran tahun 2015 anggaran kebencanaan yang di alokasikan di BPBD Bener Meriah berkisar 17 miliyar sementara di tahun 2016 hanya 10 Miliyar.
“Ini kan salah satu komitmen yang keliru, bahkan ada anggaran diusulkan di desa tangguh 200 juta per kampung juga bisa lenyap. Ini artinya apa? Bahwa komitmen pengambil kebijakan masih perlu duduk bersama untuk menganalisis kembali anggaran yang benar-benar di butuhkan oleh masyarakat yang rentan bencana,” ungkap Fakhruddin.
Suasana diskusi sangat alot ketika di antara beberapa peserta menanyakan kesiapan forum ini ke depan. Fakhruddin yang selama ini juga kerap di panggil beberapa pihak untuk memfasilitasi kegiatan memberikan kepada anggota Forum dan lembaga yang hadir untuk membuat program kerja bersama sehingga ke depan forum ini adalah menjadi milik bersama, juga akan menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyelesaikan beberapa di lingkungan masyarakat.
Kerja-kerja forum kedepan akan lebih banyak memberikan edukasi kebencanaan dan pencegahan pasca dan pra bencana.
Sementara itu, LSM Bur Telong melalui Agustian mengusulkan beberapa program strategis diantaranya menyangkut tentang edukasi lingkungan karena ini sangat penting.
Penggiat lingkungan ini juga sempat mengupas bahwa ke depan akan membuat beberapa percontohan pembibitan bagi masyarakat yang rentan bencana.
Selanjutnya Arwar Sahdi salah satu staf di BPBD Bener Meriah menjadi nara sumber, banyak membicarakan berkaitan dengan kondisi kebencanaan Bener Meriah hari ini, baik secara anggaran maupun keterkaitan dengan komitmen para penganbil kebijakan belum singkron menjadikan orientasi kebencanaan bersama.
Pihaknya mengakui bahwa banyak kelemahan selama ini kita lakukan, maka dengan keberadaan Forum PRB ini akan semakin kuat bisa menjadi mitra strategis dalam melaksanakan kegiatan di masyarakat.
Penutupan kegiatan dilakukan oleh Abdul Haris selaku District coordinator IOM Aceh Tengah dan Bener Meriah. “IOM akan mensupport beberapa program berkaitan dengan kegiatan-kegiatan forum PRB, namun ada beberapa hal yang paling krusial yang harus di persiapkan yaitu berkaitan dengan legalitas Forum dan program-program kerja dan struktur Forum,” tutup Abdul Haris. (FKR | Kh)