
Takengon-LintasGayo.co: Penyusutan air danau lut tawar sangat erat kaitannya dengan bertambahnya perkebunan kopi, karena setiap pohon kopi daunnya menahan air hujan hingga 70% tidak menyentuh tanah. Dalam hal ini sangat diperlukan adanya intervensi teknologi, mengatur jarak tanam, dan model menjaga daunnya tidakĀ terlalu rimbun, itupun berguna untuk hasil buahnya.
Hal itu disampaikan Dr. Alfian Yulianur anur BC dari Universitas Syiah Kuala yang meneliti kerugian intersepsi perkebunan kopi dan perkebunan kelapa sawit, Rabu 10 Februari 2016 lalu di Takengon.
“kalau dulu hujan turun secara terbuka, dan sekarang tertutup. Ini mungkin salah satu penyebab air danau laut Tawar menyusut,” kata Dr Alfian Yulianur BC yang kini menjabat Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Disebutkannya, turunnya air danau belum dilakukan penelitian spesifik, tetapi dugaan sementara akibat adanya perluasan kebun kopi. Namun akibat penggundulan hutan juga berpengaruh, dan harusnya kalau hujan deras air danau meluap karena hutan gundul, tapi faktanya air danau tidak meluap.
“Seharusnya akibat hutan yang gundul air hujan melimpah karena tidak ada penahan lagi, tapi faktanya tidak. Indikasi ini besar kemungkinan akibat perubahan hutan vinus menjadi perkebunan kopi,” ujar Alfian yang juga putra mantan bupati Aceh Tengah Beni Banta Cut tersebut.