BP3K Aceh Tengah Destinasi Study Banding dan Penelitian

oleh
Kunjungan penyuluh dan petani Sumatera Utara ke BP3K Linge

Catatan : Fathan Muhammad Taufiq*

Kunjungan mantan Kepala BKPLuh Aceh Hasanuddin Darjo ke BP3K Linge
Kunjungan mantan Kepala BKPLuh Aceh Hasanuddin Darjo ke BP3K Linge

DALAM era globalisasi dan keterbukaan informasi publik seperti yang terjadi pada saat ini, peran media begitu dominan untuk mempublikasikan dan mempromosikan semua potensi. Banyak potensi sumberdaya di berbagai daerah yang selama ini tidak dikenal public, kemudian menjadi sangat populer setelah ada media yang mengangkatnya. Begitu pula dengan sosok-sosok yang semula tidak dikenal public, kemudian menjadi terkenal setelah ada media yang mengangkatnya, dan seperti itu pulalah yang terjadi di lingkup penyuluhan pertanian di Dataran Tinggi Gayo.

Upaya publikasi potensi sumberdaya pertanian di Kabupaten Aceh Tengah secara intens melalui berbagai media online dan cetak, lokal dan nasional dilakukan dalam dua tahun belakangan ini, ternyata berdampak sangat luas. Potensi alam dan sumberdaya manusia pertanian yang diperkenalkan yang salahseorangnya dilakukan penulis lewat tulisan-tulisan di pelbagai media kemudian mampu “membuka mata” pihak-pihak terkait di luar daerah untuk “melirik” potensi tersebut.

Keberhasilan para penyuluh pertanian pada 14 Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) di Kabupaten Aceh Tengah yang sudah mampu menunjukkan kiprahnya dalam melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada petani di daerah penghasil kopi terbaik ini, kemudian menarik minat para penyuluh pertanian, petani dan pihak terkait lainnya di luar daerah untuk melakukan study banding maupun penelitian ke daerah ini.

Demikian juga ketika Fathan berhasil “menarik” broadcast nasioanl SCTV untuk mengangkat kiprah penyuluh dan petani di Aceh Tengah melalui layar kaca, akhirnya juga berdampak semakin dikenalnya kreativitas penyuluh dan potensi pertanian di Dataran tinggi Gayo ini.

Kunjungan penyuluh dan petani Sumatera Uatra ke BP3K Linge
Kunjungan penyuluh dan petani Sumatera Uatra ke BP3K Linge

Seperti yang terjadi di BP3K Lut Tawar beberapa hari yang lalu, balai penyuluhan dibawah “komando” Husaini, SP ini mendapat kunjungan puluhan penyuluh pertanian dari Kabupaten Aceh Besar. Mereka tertarik dengan pengembangan komoditi bawang merah yang dilakukan oleh para petani di pinggiran Danau Laut Tawar itu, keberhasilan para petani di kecamatan Lut Tawar yang tidak terlepas dari pembinaan dan penyuluhan dari para penyuluh di wilayah itu yang kemudian “diangkat” oleh Fathan ke media, menarik perhatian mereka untuk melihat dan “belajar” langsung ke tempat ini.

Bukan sekali ini saja BP3K Lut Tawar mendapatkan kunjungan para penyuluh dan petani dari luar daerah, sebelumnya rombongan penyuluh dari Kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Timur juga tertarik mengunjungi balai penyuluhan yang berada di kawasan wisata Danau Laut Tawar itu.

Tak hanya penyuluh dan petani luar daerah yang kemudian tertarik untuk datang ke tempat ini, para pejabat dari Kementerian Pertanian dan Instansi terkait di tingkat provinsi Aceh pun akhirnya “terpancing” juga dengan publikasi positif lewat berbagai media itu. Sampai-sampai pejabat eselon I Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Hasil Sembiring, M Sc, yang saat ini menduduki jabatan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, sudah beberapa kali mengunjungi BP3K ini.

Begitu juga dengan pihak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh yang belakangan intens melakukan pengujian berbgai varietas tanaman pangan seperti padi dan komoditi hortikultura seperti bawang merah, cabe, tomat dan kol di kawasan pertanian yang letaknya hanya beberapa kilometer dari pusat kota Takengon ini.

Kunjungan Kepala Bapeluh Aceh Jaya ke BP3K Lut Tawar
Kunjungan Kepala Bapeluh Aceh Jaya ke BP3K Lut Tawar

Bukan hanya BP3K Lut Tawar saja yang kemudian menjadi destinasi kunjungan study banding maupun penelitian, BP3K Linge yang dikenal memiliki penyuluh-penyuluh tangguh berjuluk “Laskar Ketahanan Pangan Linge” juga tak luput dari perhatian pejabat maupun penyuluh dan petani dari luar daerah. BP3K dibawah koordinasi penyuluh muda kreatif, Safrin Zailani, SP ini bahkan sudah beberapa kali menerima kunjungan study banding petani dan penyuluh dari provinsi Sumatera Utara. Bahkan ketika masih menjabat sebagai Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh, Hasanuddin Darjo, tidak pernah melewatkan BP3K Linge dalam setiap kunjungannya ke Kabupaten Aceh Tengah. Keberhasilan Safrin dan kawan-kawan yang telah “menyulap” lahan tidur di sekitar BP3K Linge menjadi lahan produktif dengan berbagai komoditi tanaman hortikultura, telah menjadi “magnet” tersendiri bagi Darjo.

Keberhasilan Safrin dan Laskar Ketahanan Pangannya “mendongkrak” produktivitas padi dan kedelai di daerah itu, juga menarik perhatian pejabat teras Kemnterian Pertanian, kalangan perguruan tinggi dan penyuluh pertanian dari berbagai daerah. Tercatat beberapa kali para mahasiswa dari Unsyiah Banda Aceh, Unimal Lhokseumawe, Unimus Bireuen dan UGP Takengon melakukan kunjungan dan penelitian di BP3K ini. Begitu juga para penyuluh pertanian dari Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur dan Pak-pak Bharat juga pernah singgah ke balai penyuluhan ini.

Keberhasilan pak Siswanto, salah seorang petani binaan BP3K Linge dalam mengembangkan tanaman apel dan ternak sapi perah, juga menjadi salah satu daya tarik bagi pihak-pihak terkait untuk mengunjungi wilayah ini.

Kunjungan penyuluh Aceh Besar ke BP3K Lut Tawar
Kunjungan penyuluh Aceh Besar ke BP3K Lut Tawar

Keberhasilan para penyuluh BP3K Bies dalam membina petani kopi di kecamatan itu juga tidak luput dari perhatian pemerhati dan praktisi pertanian dari luar daerah. Ketika rombongan SCAE mengunjungi Dataran Tinggi Gayo beberapa waktu yang lalu, salah satu kebun kopi yang menjadi obyek kunjungan mereka juga berada di kawasan kecamatan Bies. Kendali BP3K yang dipegang oleh Mulyadi, SP telah menjadikan balai penyuluhan ini menjadi salah satu rujukan untuk kunjungan para pihak terkait yang ingin mengetahui potensi pertanian di daerah ini. Dirjen Hortikultura dan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian adalah dua dari banyak pejabat pertanian yang pernah mengunjungi BP3K ini, begitu juga para penyuluh dari Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Timur juga pernah menginjakkan kaki di wlayah kerja penyuluh pertanian kecamatan Bies ini.

Lain lagi dengan apa yang telah dilakukan oleh Juanda, SP, Koordinator BP3K Bintang, keberhasilan salah seorang penyuluhnya, Ir. Masna Manurung, MP  memberdayakan kelompok tani wanita disana serta keberhasilannya dalam uji varietas padi dan bawang merah, juga menjadikan BP3K ini menjadi daya tarik pihak terkait untuk mengunjungi wilayah binaan balai penyuluhan ini. Beberapa pejabat Kementerian Pertanian dan BPPTP Aceh seakan sudah menjadikan balai penyuluhan ini sebagai “langganan” kunjungan mereka.

Kunjungan Dirjen Tanaman Pangan ke BP3K Lut Tawar
Kunjungan Dirjen Tanaman Pangan ke BP3K Lut Tawar

Kiprah Ir. Abdul Mulqu di BP3K Pegasing yang telah berhasil membudidayakan jamur tiram, juga membuat banyak orang tertarik untuk berkunjung ke balai penyuluhan ini. Keberhasilan pak Mulqu yang pernah diangkat ke media oleh Fathan, kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi para pihak untuk melihat langsung proses budidaya jamur tiram di BP3K Pegasing. Keberadaan wisata agro nenas yang kebetulan berda dalam wilayan binaan pak Mulqu dan kawan-kawan, juga menjadi salah satu daya tarik pihak luar untuk berkunjung ke tempat ini.

Geliat para penyuluh di BP3K Bebesen yang belakangan ini aktif untuk “menghidupkan” kembali kawasan wisata agro Pantan Terong, juga menjadikan wilayah kerja balai penyuluhan ini menjadi salah satu destinasi kunjungan yang menarik perhatian pihak luar. Budidaya kentang yang dikembangkan oleh kelompok tani binaan Athaullah dan kawan-kawan di kawasan wisata ini, membuat kawasan ini semakin terlihat hijau dan “cantik” sehingga mengundang minat wasatawan untuk mengunjungi kawasan ini. Udara sejuk diatas perbukitan dengan hamaparan tanaman kentang menghijau dengan latar depan pesona Danau Laut Tawar di kejauhan, tentu menjadi pemandangan wisata agro yang menarik untuk dikunjungi.

Tak hanya BP3K yang telah disebutkan di atas yang akhirnya mendapat “multi player effect” ( meminjam istilahnya pak Yan Budianto) dari gencarnya publikasi yang dilakukan secara swadaya dan swadana oleh Fathan, hampir semua BP3K di Kabupaten Aceh Tengah akhirnya dijadikan referensi bagi banyak pihak untuk melakukan study banding, penelitian maupun anjang sana.

Karena setiap BP3K memang punya spesifikasi dalam melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada petani, maka tidak heran kalau akhirnya hampir semua BP3K yang ada dalam lingkup Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Tengah kini sudah menjadi referensi dan rekomendasi bagi para penyuluh di seluruh provinsi Aceh sebagai salah satu destinasi kunjungan study banding dan penelitian. Sebuah kebanggaan tentunya bagi daerah ini, karena kunjungan orang-orang luar tersebut juga akan berdampak signifikan, bukan saja di sektor pertanian, tapi juga di sektor pariwisana, perdagangan dan jasa.[]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.