Nyawa Ibu Selalu Jadi Taruhan

oleh

(22 Desember Selamat Hari Ibu, Indonesia)

 

Oleh : drg. Leny Sang Surya

SECARA resmi tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu oleh Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 dan sejak ketetapan itulah, peringatan Hari Ibu dirayakan secara nasional hingga saat ini.

Perlu melihat ke belakang bagaimana perjuangan kaum perempuan terutama seorang ibu dalam memerdekakan hak-haknya dan hingga sekarang menjadi hak kita yaitu hak kesehatan, hak mendapatkan pendidikan yang layak, diantaranya adalah RA. Kartini, Cut Nya Dien, Cut Meutia.

Tak dipungkiri kita hanya mengenal beberapa pejuang perempuan tersebut hanya sebatas nama yang kita ketahui sewaktu di bangku sekolahan dan lebih tepatnya dalam ilmu pendidikan sejarah. Akan tetapi untuk saat ini, detik ini kita tak mengenal bahkan melupakan pejuang terdekat kita yang selalu menyokong segala kebutuhan kita, yang selalu memberi semangat dan meyakinkan setiap langkah-langkah kita, dialah ibu kita sendiri yang tidak pernah kita sadari.

Bicara tentang ibu, banyak hal yang perlu kita ketahui. Mulai dari terbentuknya kita didalam rahim seorang ibu, dalam bentuk janin hingga menjadi bayi dan setelah 40 minggu, bayi itu menjadi sempurna dan siap dilahirkan ke dunia, dan bayi itulah pada saat ini adalah kita.

Kita yang sedang membaca artikel ini, kita yang sedang asik dengan dunia kita sendiri, sibuk dengan lingkungan dan teman-teman kita, kita yang tak pernah menghiraukan perkataan ibu. Perlu diingat bahwa sewaktu didalam kandungan, saat melahirkan hingga setelah melahirkan banyak sekali yang telah diperjuangkan oleh seorang ibu terutama adalah nyawanya sendiri. Banyak perubahan-perubahan yang dihadapi dan ini menjadi masa peralihan dari masa sebelum dia mengandung kita, perubahan itu dimulai dari perubahan hormon meningkatnya hormon estrogen dan progesteron, rasa tidak nyaman dengan sering mual bahkan muntah, perubahan pola makan, keterbatasan dalam beraktifitas hingga perubahan bentuk badannya. Akan tetapi tidak pernah dihiraukannya.

Hal itu belum selesai hingga saatnya kita tumbuh menjadi sempurna di dalam rahimnya dan siap untuk dilahirkan ke dunia, dalam proses melahirkan disinilah masa dimana nyawa ibu menjadi taruhan. Dia mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kita ke dunia dan harapan yang ada dipikirannya hanya untuk melahirkan seorang bayi yang cantik dan tampan, yang sehat tanpa ada kekurangan apapun, akan tetapi dia tidak pernah memikirkan bahwa disaat itulah nyawanya sedang terancam. Proses melahirkan adalah proses pertaruhan hidup dan mati. Proses ini tidaklah gampang seperti yang ada dalam pemikiran sempit kita.

Pada awalnya tentulah proses melahirkan diusahakan secara normal dengan jalan lahir (maaf) melaluivagina, akan tetapi dengan beberapa pertimbangan bisa saja jalan lahir melalui vagina tidak bisa dilakukan, dengan alasan dari faktor kondisi ibu atau bahkan dari faktor bayinya sendiri didalam kandungan. Maka alternatif lain yang tidak bisa dielakkan yaitu jalan lahir melalui sectio caesarea yang selama ini kita kenal dengan operasi sesar. Mau tidak mau tanpa berpikir panjang si ibu menyanggupi keputusan tersebut dengan harapan bayinya keluar dengan selamat walaupun nyawanya dipertaruhkan.

Operasi sesar pun tidak semudah yang dipikirkan, pekerjaannya hanya dengan menggunakan obat bius terus perut si ibu dibelah dalam bentuk sayatan vertikal atau horizontal terus bayinya dikeluarkan dan setelah itu perut ibu dijahit dan semuanya selesai seperti sediakala. Ini merupakan pemikiran yang sempit. Perlu kita ketahui bahwa operasi sesar mempunyai resiko yang tinggi terhadap kematian ibu, dan resiko yang paling tinggi adalahperdarahan

Saat operasi, perdarahan terjadi akibat sayatan atau tertinggalnya sisa placenta, namun perdarahan dapat terjadi lebih lanjut jika kontraksi rahim tidak baik setelah placenta dilahirkan. ibu akan mendapatkan transfusi darah, atau jika saat operasi terjadi perdarahan berat, maka pada kasus ekstrim akan dilakukan pengangkatan rahim.

Persalinan sesar memiliki risiko kematian ibu 3 kali lebih besar dibandingkan persalinan normal. Angka kematian langsung akibat persalinan sesar adalah 5,8 dari setiap 100.000 persalinan. Selain itu, anggapan bahwa melahirkan normal jauh lebih sakit dibandingkan melahirkan sesar juga tidak sepenuhnya benar. Persalinan dengan bedah sesar memiliki angka kesakitan sekitar 27,3 % lebih tinggi dibandingkan persalinan normal.

Bila dilihat dari riwayat kasusnya, ada peningkatan risiko yang berhubungan dengan proses persalinan sampai pada keputusan dilakukan operasi sesar. Misalnya pada ibu yang dioperasi sesar karena eklampsia (keracunan kehamilan yang mengakibatkan kejang), risiko kematian akan tinggi karena risikonya meningkat, baik akibat kejang ataupun operasinya sendiri.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun2012, (AKI) Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi, yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Ini masih menjadi tugas yang besar dimana target MDG’s ke-5 adalah menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Kematian ibu menurut defenisi WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah kehamilan.

Akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera. Ini artinya bahwa masa tenang yang kita anggap masa selamat setelah melahirkan kenyataanya ini masih dibilang sebagai masa kritis, pada masa ini nyawa ibu masih dalam terancam.

Untuk itu perlu kita mencoba mengingat kembali perjuangan yang dilalui oleh ibu untuk melahirkan kita ke dunia ini, bagaimana cara membalasnya, dan melalui Peringatan Hari ibu inilah, ada baiknya kita menunjukkan bukti bakti kita kepada ibu. Bagaimana cara membuktikannya?[]

*Laporan SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2012, Penulis adalah Mahasiswi Pascasarjana Biostatistik Universitas Indonesia

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.