Oleh : Amar Ma’ruf
Lautan Jenazah
Laut tak berucap sepatah katapun hari itu
ia datang tanpa salam
sambangi penduduk
di tanah rencong
Ia serukan nyanyian
gempa dan gelombang Tsunami
dan ia laut,
telah merenggut manusia dan harta benda
hewan ternak, rumah, bangunan mewah dan gubuk-gubuk reot
pohon-pohon, sampah menumpuk dalam genangan air ganas
Laut, semua telah kau jadikan
jasad bersamaan
tanah rencong Kau rubah jadi lautan jenazah
jenazah yang kau lelapkan tidurnya
di bumi serambi mekah [SY]
Banda Aceh, 2013
*Dikurasi dari naskah dan judul semula “Tanah Rencong Lautan Jenazah”
Amar Ma’ruf, lahir pada tahun 1986 di Beutung Peulumat Kecamatan Labuhan Haji Timur Tapak Tuan-Aceh Selatan. Sebagai anak yang sudah yatim ia hanya sempat sekolah hingga kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP), faktor ekonomi adalah salah satu kendala baginya hingga tidak dapat meneruskan study saat itu. Pasca Tsunami 2004 ia sempat bekerja berpindah-pindah tempat, mulai dari Banda Aceh, Riau, Medan hingga kembali lagi ke Aceh. Keinginan dan hobinya menulis puisi tidak pernah berhenti bahkan terus di asah, ia telah memulainya sejak tahun 2009 silam, bahkan sempat belajar menulis puisi kepada sejumlah penyair Gayo, hingga beberapa kali Amar Ma’ruf turut berpartisipasi membacakan puisi-puisinya di udara bersama RRI Banda Aceh.