Takengon-LintasGayo.co : Kabupaten Aceh Tengah melalui Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) Rumah Sakit Datu Beru, dipastikan awal April 2016 mendatang dapat mengoperasionalkan alat Katerisasi Jantung. Pasalnya peralatan canggih yang berstandar internasional dan dapat mendeteksi penyakit jantung tersebut harus ditangani oleh Dokter Spesialis Jantung maupun para juru rawatnya.
Demikian dikatakan Direktur BLUD RSU Datu Beru Takengon, dr Hardi Yanis SpPD kepada LintasGayo.co Rabu, siang ( 9/12) ketika meninjau persiapan pemasangan Alat Deteksi Jantung tersebut di salah satu gedung di RSU setempat.
Diakuinya, BLUD RS Datu Beru Takengon telah memiliki tenaga ahli terbaik Nasional dan sebentar lagi beliau akan kembali ke daerah yakni dr. Munadi, Sp.PD namun kita perlu juru rawatnya, sehingga pelayanan sektor ini lebih optimal, karenanya kita akan kirim 4 (empat) perawat untuk dilatih di RSCM Jakarta, dimana mereka disana perlu waktu empat bulan paling tidak, untuk menguasai tehnis operasional katerisasi Jantung ini, kata Hardi sembari mengatakan jika awalnya kita sepakat launching Januari, namun karena harus menunggu perawatnya dalam proses pendidikan terpaksa kita pending awal April mendatang.
Pelatihan juru rawat itu juga tidak bisa serta merta terus dapat dipekerjakan diruang tersebut akan tetapi harus mendapat jenjang latihan berikutnya selama sembilan bulan, jelas Dirut BLUD RS DATU Beru, dengan menjamin bahwa perawat yang empat orang tersebut akan mengikuti pendidikan secara bergantian atau ship.
Lebih lanjut Hardi Yanis menambahkan bahwa penundaan operasional tersebut juga berkaitan dengan perlunya pemisahan arus jaringan listrik sehingga arus yang dipergunakan mengoperasionalkan alat canggih ini memiliki jaringan sendiri, “hal ini apabila terjadi gangguan listrik tidak terkendala pada operasional di gedung tersebut” katanya, “untuk itu telah dibeli kabel khusus,” imbuh Hardi.
Pantauan LintasGayo.co di BLUD RS Datu Beru, Rabu siang para teknisi yang sengaja didatangkan dari Jakarta sedang mengerjakan proses perakitan dan pemasangan, termasuk instalasi dan pengerjaannya hampir rampung.
“Kami berupaya, alat pendeteksi penyakit jantung ini paling lambat April 2016 sudah mulai dioperasikan ” kata Hardi. (Man)