Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA[*]
DUA kata agama dan budaya sering dipertentangkan dalam pemahaman orang, sebagian mereka menganggap tidak ada hubungannya antara agama dan budaya dan apabila ada orang yang memadukannya maka perpadan yang semikian adalah salah, sebagian lagi ada yang mengatakan bahwa keduanya bisa dipadukan dan bahkan tidak mungkin dapat memisahkan keduanya.
Untuk itu sebaiknya kedua kata tersebut kita kenal terlebih dahulu, kalau agama adalah suatu petunjuk langsung yang datangnya dari Allah untuk semua manusia dan seluruh isi alam. Sedangkan budaya adalah sesuatu yang lahir dari diri manusia, karena tentang masalah agama manusia tidak banyak mempunyai kesempatan untuk berkreasi dan dalam hal budaya manusia mempunyai kuasa untuk berkreasi seluas-luasnya. Allah memberikan ruh (spirit) kepada manusia sebagai potensi mengembangkan diri, budaya dan peradabannya, potensi ini tidak diberikan oleh Allah kepada makhluk selain manusia sehingga kehidupan makhluk selain manusia tersebut tidak pernah berubah sejak dari awal mulanya. Karena kemampuan manusia menggunakan potensi ruh yang diberikan Allah dalam membangun peradaban dunia maka manusia itu juluki sebagai khalifah fil ardh artinya pemimpin atau penguasa alam yang sesuai dengan petunjuk dan kehendak Allah, ditambah lagi dengan pengakuan bandingan dengan makhluk lain bahwa manusia memiliki bentuk yang paling sempurna.
Kepatuhan terhadap Pencipta diri dan alam merupakan keniscayaan dengan cara beribadah. Allah menentukan cara beribadah guna melahirkan keseragaman sehingga semua orang tahu kalau yang sedang melakukan ibadah tersebut adalah menyembah Allah dan orang yang tidak melakukan seperti itu maka ia bukan beribadah, seperti pelaksanaan shalat, puasa, zakat dan haji serta ibadah-ibadah lainnya. Kendati menampakkan keseragaman, namun juga diberi kesempatan untuk berbeda dalam hal-hal tertentu. masalah yang mendapat izin berbeda tidak banyak terjadi dalam hal-hal yang wajib tetapi lebih banyak terjadi dalam hal-hal yang sunat.
Karena adanya potensi ruh, manusia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam berkarya untuk mengolah alam. Tentu ruh yang diberikan Allah kepada manusia tersebuh memerluakan upaya untuk mengembangkannya, diantara upaya yang harus disiapkan adalah pengelolaan akal pikiran guna menetukan arah dari apa yang akan dilakukan dan bagaimana ssuatu itu harus dilakukan. Di samping itu perlu juga adanya sentuhan perasaan yang memberi keindahan karya, karena karya tampa sentuhan perasaan maka karya tersebut tidak akan menarik dan tidak akan dihargai dan dicintai oleh orang lain.
Kemauan untuk berkarya sangat diperlukan bagi setiap orang, karena kemauan akan melahirkan hakekat dari sebuah karya. Banyak orang yang berkarya untuk mendapatkan kehidupan dia akan terus bekerja untuk mendapatkan kehidupan dan ia tidak mau berkarya dalam tidak memberi efek kepada kehidupannya. Banyak jumlah orang yang berkarya seperti ini, saya sering membuat contoh dengan orang yang berprofesi sebagai tenaga pendidik dan penceramah. Mereka selalu mempersiapkan diri dengan membaca buku-buku memperhatikan fenomena yang terjadi dalam masyarakat, lalu mereka ajarkan kepada muridnya atau mereka ceramahkan atau khutbahkan kepada masyarakat yang mendengarnya tetapi mereka yang berada disekitarnya, seperti anak, suami/isteri, dan keluarga yang lain hanya tau kalau orang tua merek adalah guru atau penceramah sedangkan apa yang diajarkan dan mereka ceramahkan tidak pernah diketahuinya. Untuk ini bisa kita katakan bahwa kemauan berkarya disini lebih digambarkan dengan kebutuhan induvidual dalam kehidupan.
Pengasahan secara maksimal pemikiran yang dipadu dengan perasaan dan kemauan akan melahirkan sebuah imajinasi, yakni diharapkan melahirkan sebuah karya yang sesuai dengan kebutuhan semua orang pada zaman yang akan datang. Orang yang mempunyai imajinasi adalah orang menjadikan hidupnya hari ini untuk kehidupan masa yang akan datang atau mereka adalah orang yang mengetahui kebutuhan orang yang bukan hanya pada masanya. Belajar dari apa yang telah dilakukan selama ini kita bsa membuat gambaran apa yang akan terjadi. Pada masa dahulu orang-orang sangat bangga dengan banyaknya hewan, luasnya tanah dan besarnya rumah yang dia miliki, orang yang seperti ini akan mendapat sebutan dengan orang kaya yang kehidupannya sangat bahagia. Tetapi selanjutnya berubah banyaknya hewan peliharaan dan luasnya tanah tidak lagi memberi arti sebagai orang yang kaya dan hidupnya sejahtera, untuk selanjutnya berpindah pada besarnya rumah dan banyaknya kedaraan yang dimiliki, mereka yang hidup seperti ini mendapat pengakuan sebagai orang yang kaya dan bahagia dari masyarakat sekitarnya, karena pemahaman sudah berubah kalau hewan yang banyak dan tanah yang luas nilainya tidak sebanding dengan satu kendaraan yang mewah.
Ada gejala lain dalam kehidupan modern sekarang ini yang perlu kita tau kalau kepemilikan yang bersifat benda tidak lagi mendapat pengakuan sebagaimana sebelumnya, tetapi kini mereka yang memiliki nilai dari benda itulah orang yang mendapat pengakuan dari masyarakat. Zaman modern adalah zaman yang tidak lagi berbicara tentang fisik tetapi sudah berbicara tentang nilai dari sebuah benda atau juga telah bebcara nilai dari sebuah kerja. Ungkapan tebalnya dompet bukan lagi sebagai bukti banyaknya uang dan pantat berasap bukan lagi sebagai bukti mereka yang kaya dan dapat membeli mobil atau motor.
Sebagai pemahaman akhir dari tulisan ini bahwa Allah telah menyediakan alam untuk manusia dan telah memberikan ruh kepada manusi sebagai potensi yang luar biasa untuk berkarya, dan itulah artinya bahwa agama dan budaya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.






