TIGA beru Gayo asal Takengon ini menilai, guru itu inspirasi hidup. Disaat guru marah, misalnya, saat itulah kita tahu bahwa dia menjadi oang dekat setelah ibu atau ayah.
“Saya tahu kalau diri saya nakal setelah guru marah. Saya ingat terus setelah itu,” kata Tira Wahyuni kepada LintasGayo.co disela-sela persiapan acara Festival Musikalisasi Puisi dan Lagu daerah-daerah di Aceh, Rabu 25 November 2015 di Banda Aceh.
Safutri Ria Gemasih, mahasiswi Akbid Muhammadyah Banda Aceh ini justru melihat Guru adalah cermin yang menanamkan kenangann “ilmu pengetahuan”, karena guru adalah kepercayaan pikiran setelah orang tua kandung.
“Guru itu pendidik yang patut dikenang,” ujar Safutri.
Sahabat Safutri di Akbid Muhammad, Cut Deni Apriliana menilai hari guru memang layak dikenang, namun juga guru sekarang perlu dikritisi apabila tidak sesuai dengan pemahaman kita soal guru.
“Guru dikenang karena jasanya, namun kita juga harus bisa mengkritisinya agar pendidikan kita kedepan lebih baik,” demikian Cut Deni. (tarina)