oleh : Aswani. A.Md
DALAM buku Helden en Helden Vereering, Thomas Carlyle menuliskan jenis-jenis pahlawan. Carlyle yang manganut the great man theory meletakkan pahlawan sebagai sumber yang mengubah sejarah umat manusia. Menurut teori ini, Muhammad adalah sosok pahlawan, demikian juga Mar, Ernesto “Che” Guevara di Amerika latin, Kemal Attaturk di Turki, maupun Moa Zedong di Cina.
Pahlawan dalam persepsi masyarakat kita tidak pernah lepas dari orang yang sangat berjasa terhadap Negara, dan lebih spesisifik lagi, yaitu pejuang Negara yang telah gugur di medan perang. Berdasarkan persepsi ini, wajar apa bila kita mengenal dalam sejarah keindonesiaan nama – nama pahlawan kemerdekaan, pahlawan Revolusi, atau pahlawan Nasional. Di Amerika Serikat penyebutan pahlawan pun tidak terlepas perjuangannya membela bangsa yang awalnya dikenal sebagai “memorial day”.
Persepsi ini kurang tepat. Persepsi tersebut cenderung mengarah pada perjuangan yang bersifat Ashabiyyah sebagai wujud ikatan yang mengikat manusia atas dasar golongan, kesukuan, ataupun nasionalisme. Ikatan bersifat Nasional lah yang justru yang membahayakan umat. Masyarakat akhirnya terfokus untuk memikirkan negerinya saja tanpa memperhatikan urusan kaum muslimin di negeri yang lain. Inilah ide yang justru merusak persatuan kaum muslim dan hanya memperparah keadaan, karena energi umat terkuras untuk sebuah “Keegoisan yang menyesatkan”. Padahal Allah SWT menyerukan ikatan ideologi Islam untuk menyatukan manusia. Allah juga telah memerintahkan manusia untuk bersatu atas dasar tali agama Allah, sehingga perjuangan pun diarahkan untuk membela Islam dan memperjuangkan tegaknya syariat Islam di muka bumi.
Kata pahlawan menurut kamus Bahasa Indonesia berasal dari dua kata (sansekerta): pahla dan wan. Pahla berarti buah, sedangkan Wan adalah sebutan bagi orangnya (bersangkutan). Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia kita dapatkan gelar pahlawan kepada pangeran Dipenogoro, Teuku Umar, Sultan Hasanuddin, KH Ahmad dahlan, Tuanku Imam Bonjol dan lainya. Berdasarkan sejarah, Perjuangan mereka dilandasi semangat nasionalisme. Namun, jika dikaji lebih dalam, perjuangan para pahlawan itu bukanlah karena semangat nasionalisme, tetapi karena semangat berjihad fi sabilillah. Para pahlawan sadar bahwa penjajahan dan penindasan orang-orang kafir atas umat islam wajib dilawan karena itulah mereka merelakan jiwa, raga, pikiran untuk perjuangan suci ini.
Di era Kapitalisme ini, makna pahlawan seakan menjadi ambigu. Sebagai contoh versi kaum liberal, para pejuang sepilis (sekulerisme, plurarisme, liberalisme) mereka sebutkan sebagai pahlawan. Pejuangan mereka mendapat dukungan dari para musuh islam. Siang – malam mereka menggencarkan opini sepilis hanya demi iming-iming materi (uang). Di sisi lain, mereka menganggap teroris kaum muslim yang memperjuangkan syariah islam. Para pejuang syariah Islam sering disebut sebagai kalangan radikal. Lalu yang manakah yang sejatinya layak disebut pahlawan? pejuang sepilis, nasionalisme, ataukah pejuang syariah Islam?
Dalam hal ini Rasulullah saw .bersabda, “Bukan dari golongan kami siapa saja yang mengajak pada ‘ashabiyah, bukan pula dari golongan kami orang yang berperang karena ‘ashabiyah, dan tidak juga termasuk golongan kami orang yang mati karena ashabiyah.” (HR Abu Dawud).
Sebaliknya, dalam islam pahlawan adalah meraka yang menyeru agar umat masuk Islam secara keseluruhan , berjuang dijalan Allah, menaati perintah-Nya secara totalitas; bukan mereka yang menyeru hukum manusia. Perjuangan itu bukan berlandaskan golongan , suku, nasionalisme; tetapi karna golongan akidah (agama) jika para sepilis dan nasionalis begitu getol memperjuangkan sepilis – nasionalismenya hanya karena materi, maka perjuangan syariah Islam tentu harus lebih gencar dan semangat karena balasan yang kekal (Ridha Allah dengan surga-Nya). Pengorbanan dalam konteks ketatan inilah yang harus ada dalam jiwa kita, yang akhirnya bisa mengantarkan siapapun di antara kita untuk meraih predikat sebagai pahlawan sejati. Wallahu’alam
*Aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia tinggal di Hakim Wih Ilang Kec. Bandar Kab.Bener Meriah





