Takengon-LintasGayo.co: Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) menyampaikan beberapa persoalan dan kendala mananggulani bencana di daerah Aceh Tengah, salah satunya titik bencana yang banyak namun kurang peralatan seperti alat berat.
“Ini masalah selama ini padahal banyak upaya telah kami lakukan termasuk melakukan koordinasi dengan UPTD yang dibentuk provinsi,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Jauhari saat FPFB bertemu anggota DPR Aceh Ismaniar, SE di Hotel Bunda Takengon, Sabtu 31 Oktober 2015 lalu.
Malah, kata Jauhari, berkoordinasi dengan UPTD Kebencanaan bukan menyelesaikan masalah tetapi
justru lebih ribet, salah satunya administratif yang diluar kebiasaan.
“UPTD di Aceh Tengah dibubarkan saja kalau tidak berfungsi,” lanjut Jauhari.
Selain itu, dari pertemuan itu juga disampaikan supaya seluruh 6 Anggota DPR Aceh yang berasal dari pemilihan Aceh Tengah dan Bener Meriah untuk duduk bersama guna membicarakan kebencanaan di Aceh tengah dan Bener Meriah, termasuk solusi untuk pengadaan alat berat.
“Saat ini yang urgrn memang alat berat,” kata Ketua FPRB Aceh Tengah Zulfan Diara.
Menjawab itu, anggota DPR Aceh menyampaikan rasa simpatinya kepada iniasiatif pembentukan forum FPRB dan semua usulan akan disampaikan kepada seluruh anggota DPRA dari dapil VI. “Soal itu semua masukan akan saya sampaikan kepada rekan-rekan yang lain, dan kalau bisa dalam waktu dekat untuk duduk bersama,” kata Ismaniar.
Disebutkan, dalam masalah kebencanaan ini semua atribut harus diperankan termasuk melibatkan partai politik dalam manangani kebencanaan. “Itu tidak masalah, yang penting fokusnya menyelesaikan masalah,” lanjut politisi Partai Amanat Nasional ini.
Namun secara khusus, dirinya juga akan mengajak fraksi PAN di DPRK dan DPR Aceh untuk fokus, dan pada 2016 nanti dirinya akan mengusahakan melalui program anggaran untuk kebencanaan ini sebesar Rp500 juta, namun soal itu dia tidak dapat menjanjikan apakah rekan-rekan di DPR Aceh juga melakukan hal yang sama, mengingat untuk pembelian 2 unit alat berat mencapai Rp3,6 miliar.
“Tapi semua akan kita upayakan termasuk keterlibatan pemerintah kabupaten dan provinsi juga. Tetapi masukan-masukan hari ini akan disampaikan pada rapat DPRA,” demikian Ismaniar.
FPRB merupakan wadah yang melibatkan berbagai elemen yang bergerak dilingkungan. Dan forum ini akan membuat program untuk pencegahan dan penanganan bencana di Gayo. (tarina)