Banda Aceh-LintasGayo.co: Mantan Kepala Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL) Wilayah Aceh Fauzan Azima meminta kepada pemerintah Aceh dan pemerintah pusat untuk segera membubarkan lembaga-lembaga yang bermain di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), karena ibarat “sekor kambing” yang terlalu banyak tali.
“Lembaga-lembaga yang berada di TNGL sangat tidak efektif, hanya hadir untuk mengelola dana-dana hutan yang bersumber dari penyandang dana diluar jalur pemerintahan,” kata Fauzan Azima terkait rawannya bencana diwilayah tengah tenggara Aceh, Rabu malam 28 Oktober 2015.
Fauzan menyebutkan ada beberapa lembaga yang selama ini memanfaatkan Hutan Leuser antara lain Balai Taman Nasional Gunung Leuser, Yayasan Leuser International, dan beberapa lembaga yang ni berada di Sumatera Utara.
“Pemerintah Pusat harus segera menghentikan lembaga-lembaga itu, dan menjadikan Leuser dikelola satu pintu saja,” ujar Fauzan Azima.
Menurut mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka wilayah Linge tersebut, lembaga-lembaga yang menjadikan leuser sebagai objek tersebut menerima dana dari beberapa sumber, seperti Uni Eropa, New Zeland Aid, World Bank, dan Unesco.
“YLI hanya berfungsi untuk menyalurkan dana-dana itu yang kebanyakan habis untuk perencanaan, konsultan, dan gaji. Dan itu berlangsung setiap tahun hingga akhirnya memang tidak bermanfaat banyak untuk masyarakat,” ujar Fauzan Azima.
Dijelaskannya, beberapa lembaga yang mengelola TNGL seperti YLI misalnya, tidak ada yang tahu seberapa besaran dana yang telah mereka kelola, dan seberapa besar manfaatnya bagi masyarakat diseputaran TNGL. (tarina)