“Minikino Film Week” Bali, Ada Gayo di Puncak Acara

oleh

Laporan Win Wan Nur (Bali)

Poster-Minikino-Film-Week-2015-inMINIKINO, salah satu komunitas pemutaran film pendek tertua di Indonesia dan masih eksis sampai saat ini akan menyelenggarakan event  Minikino Film Week 2015, tanggal 12-17 Oktober 2015,

Dalam konferensi pers  Minikino yang memperkenalkan acara ini, Selasa 6 Oktober 2015, LintasGayo.co adalah salah satu dari sekian media yang diundang secara khusus untuk menghadiri acara ini.

Dalam event dengan tema “Membaca Indonesia Melalui Film” yang akan diselenggarakan di beberapa tempat di Bali. Minikino yang menggandeng 6 rekanan tempat di Bali akan menampilkan 88 karya film pendek yang masuk dalam kurasi berbagai program khusus Minikino, baik dari jaringan kerja nasional di dalam program Indonesia Raja 2015 , maupun jaringan kerjasama regional S-EXPRESS 2015 yang menggandeng kurator/programmer dari negara-negara di Asia Tenggara, serta program film pendek istimewa lainnya.

Selain itu, agak berbeda dengan karakter minikino yang berfokus pada film pendek ini. Dalam Minikino Film Week akan diputar juga 6 karya film panjang (Feature Length Film) yang merupakan benang merah yang tak terabaikan dari tema “Membaca Indonesia Melalui Film”, karya-karya baik dari genre dokumenter maupun fiksi. Salah satunya adalah “Lelaki Harapan Dunia”sebuah film karya sutradara Malaysia Liew Seng Tat yang memotret Indonesia dari kacamata negeri jiran.

Intinya Minikino film week menghadirkan film yang dekat dengan kita. Bukan sesuatu yang di luar jangkauan kita.  Acara ini menjadi semacam festival. Mengekspose film-film dalam program Minikino. Dengan acara yang merakyat, menghadirkan filmaker yang bisa langsung berinteraksi dengan penonton.

Setelah lebih dari 13 tahun mengadakan Pemutaran Film dan Diskusi Bulanan, tahun ini, melalui event ini MINIKINO menghadirkan acara pesta nonton film sebagai ajang bertemunya sesama penggemar film, selama 6 hari berturut-turut. Semua penonton yang hadir akan diberi cap di tangan, sehingga nanti diharapkan ketika para penonton bertemu dengan penonton lain yang tidak saling kenal, akan menjadikan cap itu sebagai sebuah alasan untuk berkenalan dan kemudian membahas film yang ditonton.

Sebagai Acara Penutup (Closing Event) diluncurkan program kreasi baru yang orisinil; MINIKINO LELANG FILM untuk menghadirkan film-film pendek berusia minimum 10 tahun yang tidak mungkin diabaikan dalamperkembangan sejarah film pendek Indonesia, maupun sejarah film Indonesia pasca reformasi itu sendiri.

Acara ini bisa terselenggara murni atas dasar idealism para panitia, yang rela bergadang dan bekerja sangat keras tanpa dibayar. Bahkan para filmmaker yang hadir dalam acara ini, datang atas biaya sendiri.

Hampir semua biaya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan ini diambil dari kas Minikino, yang didapat dari berbagai acara kerjasama dengan pihak ketiga.  Satu-satunya sponsor yang memberi uang cash adalah Joger, ditambah dengan satu sponsor individual yang tidak disebutkan namanya yang memberi sumbangan sebanyak 100 euro.

Sponsor lain seperti Biznet misalnya memberikan produk, berupa Wifi gratis.

Sebenarnya Minikino juga sangat berharap acara ini bisa diselenggarakan di Gayo. Sayangnya, sampai acara ini berlangsung, Minikino Gayo belum juga terbentuk akibat dari terputusnya komunikasi.

Bagi kita masyarakat Gayo, sisi paling menarik acara ini adalah keberadaan salah satu dari film terbaik yang akan dilelang dalam acara di Bali ini adalah “The  Poet  of Linge “, sebuah film karya Aryo Danusiri yang mengambil tema tentang Didong di Gayo dengan seniman Abdul Kadir sebagai titik fokus. Jadi sayang sekali kalau warga Gayo yang tinggal di Bali melepaskan kesempatan menyaksikan film yang bisa menjadi pelepas rindu untuk ‘Tanoh Tembuni’.[]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.