Pertunjukan Puisi Camar Kolaborasi Seudati di Kemah Seniman ke-4

oleh

Puisi dan SeudatiJantho-LintasGayo.co : Pertunjukan Puisi Camar kolaborasi dengan Tari Seudati serta musik tradisi Aceh turut meriahkan panggung Kemah Seniman ke-4 tahun 2015 yang digelar di Kompleks lapangan PKK Kota Jantho Aceh Besar 11 s.d 13 September 2015. Puisi yang dibacakan merupakan karya Sulaiman Juned berjudul “Surat dari Rakyat kepada Wakil Rakyat”.

Pertunjukan tersebut menjadi menarik dan berbeda dengan pertunjukan lainnya karena ada kolaborasi antara baca puisi dan tari seudati. Pembaca puisi diantaranya Sulaiman Juned (Penyair Nasional, Dosen Teater ISI Padangpajang dan kandidat Doktor Penciptaan  Seni Teater ISI Surakarta) kemudian Ansar Salihin/WinAnsar (Penyair Muda asal Bener Meriah, Alumni ISI Padangpanjang, Dosen ISBI Aceh) dan Soeryadarma Isman (Penyair Cilik Nasional, sekarang kelas 1 SMP 13 Banda Aceh).

Kemudian penari seudati Zulfi Hermi/Syeh Mi (Maistro Seudati, Dosen Tari ISBI Aceh, Sanggar Lemfia) dan Kaka (Koreografer tari, Sanggar Buana Banda Aceh). Selain itu juga diiringi musik tradisi Aceh seperti Rapa’i, Seurune Kalee dan musik tradisi lainnya dimainkan oleh pemusik dari sanggar Lemfia. Pembacaan puisi dan tari Seudati masuk secara bergantian di atas panggung menjadikan pertunjukan ini memikat penonton pada malam puncak acara Kemah Seniman ke-4, pada 12 September 2015.

Sulaiman Juned mengatakan, pertunjukan ini persembahkan kepada seniman-seniman Aceh, dan masyarakat. Selain menghibur penonton, pertunjukan puisi camar ini juga memberikan kritikan kepada para wakil rakyat sesuai dengan judul dan isi puisi tersebut.

“Ini baru pertama kali saya berkolaborasi baca puisi dengan seudati bersama Syeh mi (Sanggar Lemfia) dan Kaka (Sanggar Buana), kedua-duanya adalah ahlinya dalam tari seudati. Juga pembaca puisi Win Ansar dan Soerdarma Isman ditambah lagi musik tradisi Aceh memberikan kekhasan dalam pertunjukan puisi camar,” ungkap Sulaiman.

Berikut teks puisi “Surat dari rakyat kepada Wakil Rakyat”

Karya Sulaiman Juned

SURAT DARI RAKYAT KEPADA WAKIL RAKYAT

inilah
suratku—kukirim kepada yang mengaku wakil rakyat
catatan pada selembar daun kering di tangan
tertindas peradaban kota.

inilah
suratku—kukirim kepada yang mengaku wakil rakyat
yang sering melantunkan nyanyian dan koor panjang tentang keadilan
katanya berani membela hak yang berhak
membela orang-orang terjajah.

inilah
suratku—kukirim kepada yang mengaku wakil rakyat
mari simak dan nikmati manisnya gula-gula
agar tak sakit bila merasakan luka. Kemarin
ada yang di gusur, di ganyang, di giring
seperti kelinci dikeluarkan dari kandang.

Kemarin ada yang meratapi nasib tersebab tak tahu
kemana menggantungkan harap, maka;
jadilah langit sebagai atap
jadilah bumi sebagai lantai
jadilah gunung sebagai dinding
jadilah angina sebagai selimut
mengantar mimpi tidur malamnya
sedang Engkau sibuk memperjuangkan dana aspirasi
hanya untukmu bukan untuk rakyat.

inilah
suratku—kukirim kepada yang mengaku wakil rakyat
mana ceritamu berterbangan seperti burung wallet mengantar
kedamaian. Mana ceritamu menembus awan—seperti anak panah
melesat dari busur jatuhkan bintang gemintang. Janjikan
seribu harap di relung nurani rakyat.

inilah
suratku—kukirim kepada yang mewaku wakil rakyat
dipekarangan rumahmu ada Seulanga mengharumkan seisi rumah
Di beranda kau duduk menikmati sepotong kue dan segelas kopi
sambil bercerita tentang uang rakyat  ratusan juta yang kau habiskan saat plesir
ke luar negeri, sementara di pelupuk mata—jerit tangis saudaramu bergelimang
derita bersama darah—masih ada pula yang tak berumah—entah
diselokan mana merajut mimpi. Mereka terasing di negeri sendiri.

Berapa harga kelicikanmu mesti kubeli, ah!

-Solo-Aceh, 2015-

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.