Saat “Terang Ulen” Banyak Lobster di Lut Tawar

oleh

Takengon-LintasGAYO.co : Berkembangnya jenis lobster air tawar  di Danau Lut Tawar dalam beberapa tahun belakangan ini, membawa berkah tersendiri bagi nelayan dan masyarakat di sekitar Danau Lut Tawar.

lobster_dlt2
Lobster air tawar / Cherax quadricarinatus. (LG.co_Muna)

Lobster air tawar  (LAT) terdiri dari banyak jenis, teridentifikasi jenis lobster yang terdapat di Danau Lut Tawar adalah adalah jenis red claw, atau lobster bercapit merah yang memiliki nama ilmiah Cherax quadricarinatus. Jenis ini lebih populer, karena memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan mudah dibudidayakan.

Lobster air tawar dinilai sebagai ancaman bagi kelestarian sumber daya ikan asli di perairan umum, karena beberapa jenis lobster air tawar bersifat infasif, dan tidak dianjurkan ditebar di perairan yang memiliki sumberdaya ikan asli (native) dan ikan endemik, seperti halnya danau Lut Tawar yang memiliki dua jenis ikan endemik yaitu ikan Depik (Rasbora tawarensis) dan ikan Kawan (Poropuntius tawarensis).

Diduga, berkembangnya lobster air tawar di Danau Lut Tawar adalah hasil introduksi liar oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Sebagai salah satu jenis komoditas ikan konsumsi bernilai ekonomis penting, lobster air tawar sangat digemari oleh banyak orang, karena terkenal dengan citarasa dagingya yang lezat dijadikan sebagai menu masakan.

Munculnya bulan purnama, disebut “Terang Ulen” oleh nelayan di Danau Lut Tawar, merupakan saat lobster air tawar banyak terlihat di perairan danau, demikian terang seorang nelayan di danau Lut Tawar, Winara kepada LintasGAYO.co saat ditemui usai mengangkat bubu untuk menangkap lobster miliknya dikawasan dermaga Takengon, Sabtu 29 Agustus 2015.

Dijelaskan, selain lobster beberapa jenis ikan juga banyak tertangkap pada saat purnama, seperti ikan mas (bawal : Gayo, red). Namun beberapa jenis ikan seperti Depik dan Nila agak sulit didapat saat musim tersebut, tandas Winara.

Menurut referensi, lobster air tawar tergolong hewan air yang aktif dimalam hari atau disebut nokturnal. Saat purnama aktivitas lobster meningkat, baik untuk mencari makan, bereproduksi juga aktivitas lainnya.

Meningkatnya produksi hormon ecdysteroid saat menjelang puncak bulan purnama, memicu terjadinya penggantian cangkang pada hewan berkulit keras (crustacea) seperti kepiting, udang, begitu juga pada lobster. Istilah penggantian cangkang ini lebih populer dikenal dengan ganti kulit atau moulting.

Hal yang sama juga ditemui pada lobster air tawar di danau Lut Tawar, “pada saat terang ulen seperti sekarang ini, sering ditemukan lobster yang berkulit lunak, tandas Winara. (MA)

lobster_dlt1
Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus), sedang bertelur. (LG.co_Muna)lobster_dlt3

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.